Saat
ini tantangan pengusaha semakin berat. Tentunya, jika tidak diimbangi
dengan pengembangan diri yang maksimal tentu akan terlibas oleh
kompetisi yang ketat. Berikut beberapa hal dasar yang harus dimiliki
pengusaha:
Inovatif
Untuk memiliki daya tahan yang tangguh dan berdaya saing tinggi, pengusaha perlu berinovasi. Inovasi tak berhenti saat kali pertama membangun bisnis. Untuk memenangkan persaingan, inovasi perlu dilakukan terus-menerus. Tanpa inovasi, usaha akan berjalan di tempat.
Untuk memiliki daya tahan yang tangguh dan berdaya saing tinggi, pengusaha perlu berinovasi. Inovasi tak berhenti saat kali pertama membangun bisnis. Untuk memenangkan persaingan, inovasi perlu dilakukan terus-menerus. Tanpa inovasi, usaha akan berjalan di tempat.
Daya tahan tinggi
Mentalitas ini perlu dibangun sejak dini. Kemampuan bertahan saat kondisi sedang jatuh menunjukkan mentalitas pebisnis. Dengan mental yang kuat, pebisnis takkan begitu saja menutup usahanya saat sedikit merugi atau mengalami masa krisis.
Mentalitas ini perlu dibangun sejak dini. Kemampuan bertahan saat kondisi sedang jatuh menunjukkan mentalitas pebisnis. Dengan mental yang kuat, pebisnis takkan begitu saja menutup usahanya saat sedikit merugi atau mengalami masa krisis.
Pengusaha harus tahan banting dalam berbagai situasi
yang dihadapi. Tak boleh menjadi pebisnis yang hanya senang saat
keuntungan melimpah, lalu menjadi lemah saat kerugian melanda bisnisnya.
Kemampuan manajemen diri
Bagaimana bisa mengatur orang lain jika tak bisa mengatur diri sendiri Kemampuan manajemen diri perlu teruji. Inilah prinsip yang harus dipegang teguh pebisnis jika ingin sukses dengan usahanya.
Bagaimana bisa mengatur orang lain jika tak bisa mengatur diri sendiri Kemampuan manajemen diri perlu teruji. Inilah prinsip yang harus dipegang teguh pebisnis jika ingin sukses dengan usahanya.
Bagaimana tolok
ukurnya Pebisnis yang tidak tangguh dan tak mampu mengatur dirinya akan
menghabiskan 50 persen pinjaman kredit untuk konsumsi diri dan 50 persen
untuk usaha.
Kebanyakan orang membelanjakan pinjaman kredit untuk
gaya hidup daripada untuk bertahan dengan bisnisnya. Anggapannya, penampilan luar yang bagus akan menarik konsumen datang.
Pada akhirnya, kredit yang harusnya dimanfaatkan untuk membuat bisnis
bertahan malah habis percuma untuk kebutuhan yang sifatnya konsumtif.
(as)
sumber : http://ht.ly/oYnpm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar