Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Selasa, 03 September 2013

Kisah Bocah Penjual Korek Api yang Jadi Milyarder Dunia

Kalau menyebut nama Ingvar Kamprad banyak orang yang masih asing. Tapi begitu mendengar nama IKEA, semua akan berkata : "Ternyata, pemiliknya dia".
 

Lahir dan besar di pelosok desa dekat perkebunan tak meredupkan mimpi Ingvar Kamprad untuk menjadi seorang pengusaha dan membesarkan bisnisnya. Sejak kecil dia sangat menyadari bahwa dirinya ingin sekali mengembangkan bisnis sendiri.
Sejak kecil Kamprad sudah mulai berjualan korek api pada tetangga-tetangganya. Dia juga terkenal menjual korek api dengan harga yang lebih murah dibanding lainnya. Siapa yang akan menyangka bocah penjual korek api tersebut bisa menjadi bos salah satu perusahaan riteler terbesar di dunia, IKEA. Melihat logo dan eksterior toko-toko IKEA yang didominasi warna biru-kuning, semua orang akan langsung mengaitkannya dengan Swedia.
 http://i.telegraph.co.uk/multimedia/archive/02310/ikea_2310719b.jpg

Kamprad dilahirkan di Swedia Selatan pada 1926. Dia dibesarkan di sebuah perkebunan bernama Elmtaryd dekat desa kecil Agunnaryd. Meski dibesarkan dari keluarga yang kekurangan secara ekonomi, dari Kamprad kecil selalu bermimpi untuk mengembangkan bisnis.
Pada usia 5 tahun, Kamprad mulai menjual korek api ke tetangga-tetangga di sekitar rumahnya. Di usianya yang ke-7, Kamprad kecil sudah bisa mengayuh sepeda sendiri. Dia pun berkeliling menjual korek api dari pintu ke pintu. Jalan bisnisnya memperoleh kemudahan, dia menemukan tempat di mana dirinya bisa membeli satu pak korek api dengan harga yang jauh lebih miring di Stockholm.
Seperti dilansir dari Liputan6.com,  Kamprad kecil menjual korek api tersebut dengan harga rendah dan masih memperoleh laba yang cukup. Setelah sukses menjual korek api, dia memperbanyak produk yang dijualnya. Dia lalu mulai menjual ikan, dekorasi pohon Natal, bibit tanaman hingga alat tulis seperti pulpen dan pensil.

Hidupnya mulai berubah saat usia 17 tahun, ayahnya menghadiahi Kamprad sejumlah uang karena dia berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan baik. Uang tersebut digunakannya untuk membangun bisnisnya sendiri. Bisnis tersebut kini dikenal dunia dengan sebutan IKEA, salah satu perusahaan swasta terbesar di dunia.
Bicara tentang asal usul perusahaan tersebut, nama IKEA berasal dari inisial nama pendirinya. Tak hanya itu, dalam IKEA juga terdapat singkatan desa tempat Kamprad lahir dan dibesarkan. IKEA merupakan singkatan dari Ingvar Kamprad Elmtaryd dan Agunnaryd. IKEA menjual alat tulis, bingkai foto, taplak meja, jam tangan, perhiasan dan berbagai benda lainnya.
Mengadopsi gaya berjualannya saat kecil, Kamprad tak lantas mematok harga tinggi, dia berusaha menjualnya dengan harga murah. Dia juga selalu bekerja keras mengenali dan memenuhi keinginan masyarakat. Produknya dikenal masyarakat sekitar selalu lebih murah dibanding produk serupa yang dijual orang lain.

Pada 1945, untuk pertama kalinya IKEA memiliki iklan. Bisnis kecil Kamprad berhasil menumbuhkan kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain. Dia lalu mulai mengiklankan produknya lewat surat kabar lokal dan juga menerima jasa pesan antar. Gerobak pengangkut susu digunakannya untuk mengantar sejumlah produk ke perumahan dekat stasiun di desanya.
Sayap bisnisnya kian melebar mengingat Kamprad yang sangat gigih memperjuangkan bisnisnya. Pada 1948, sejumlah furnitur diproduksi para pekerja lokal di sekitar hutan dekat rumahnya. Kamprad pun mulai memasukannya sebagai salah satu barang jualan IKEA. Masyarakat menanggapinya positif dan berharap adanya perluasan dan pendirian cabang baru.
Mengingat banyaknya produk yang dijual, Kamprad menerbitkan katalog pertama IKEA pada 1951. Saat ini katalog di tempat penjualan atau toko tentu bukan hal yang istimewa. Namun saat itu, Kamprad membuat daftar barang jualan dalam katalog tersebut.
Hobinya berbisnis membuahkan hasil baru saat untuk pertama kalinya showroom furnitur. Momen ini merupakan yang paling penting bagi IKEA mengingat untuk pertama kalinya masyarakat bisa melihat dan menyentuh furnitur rumah hasil produksi perubahan tersebut sebelum memesannya. Dengan membuka showroom tersebut, IKEA benar-benar menunjukkan kualitas dan fungsi produknya dengan harga yang miring.

Bagi Kamprad, inovasi adalah kesuksesan. Masyarakan memilih sejumlah produk dengan nilai uang. Bisnisnya yang kian berkembang mendapat tekanan dari para kompetitor yang berusaha memboikot produknya. IKEA pun memutuskan untuk merancang furniturnya sendiri. Akhirnya dia dan jajarannya berhasil menemukan konsep baru untuk menjalankan bisnisnya tanpa bersinggungan dengan para pesaingnya.
IKEA membuka toko pertamanya seluar 6.700 merter persegi untuk menjual peralatan rumah tangga. Saat itu perusahaannya memiliki jumlah furnitur terbanyak di kawasan Scandinavia. Peningkatan jumlah produk dan kegiatan jual beli membuatnya terus merekrut karyawan baru. IKEA pun menerima karyawan ke-100 nya pada 1959.
Di tahun 1960-an IKEA mulai menerapkan serangkaian konsep bisnis baru. Di tahun 1980-an, IKEA yang didirikan Kamprad ini mulai merambah pasar internasional seperti Amerika Serikat (AS), Italia dan Inggris. IKEA mulai memasuki era modern dan mengubah sedikit konsep perdagangannya.
Bisnis yang kelahirannya dibidani Kamprad ini berkembang dengan sangat pesat. Belum lagi lingkungan ekonomi saat itu memberi angin segar bagi usaha IKEA. Para penerus IKEA fokus untuk memenuhi kebutuhan para keluarga. Beberapa penyesuaian dilakukan untuk memenuhi ekspektasi anak dan keluarganya dari segi pemilihan furnitur.
Memasuki abad ke-21, IKEA melebarkan sayap bisnisnya ke Jepang dan Rusia. Semua kelengkapan kamar tidur dan dapir tersebut diamati dan dipelajari guna mendapatkan furnitur yang sesuai dengan keluarga, baik anak atau dewasa. Pada periode ini, hubungan IKEA dengan beberapa perusahaan bisnis lain terus meningkat.

Sekarang, pria 87 tahun yang pernah menjadi bocah penjual korek api tersebut telah menjadi miliarder lewat IKEA yang didirikannya. Perusahaan tersebut memiliki 200 toko di 40 negara, mempekerjakan 75 ribu pegawai dan menghasilkan penjualan senilai US$ 12 miliar per tahun.
Saat ini dengan kekayaan mencapai US$ 3,3 miliar, Kamprad menempati posisi ke-10 orang terkaya di Swedia. Tak hanya itu, Kamprad pun menjadi salah satu orang terkaya versi Forbes di urutan 412.

Kamprad telah tinggal di Epalinges, Swiss sejak 1976. Pria berusia 87 tahun ini diketahui memiliki empat anak. Seumur hidupnya, Kamprad telah menikah dua kali. Pada pernikahan pertamanya dengan Kerstin Wadling, dia mengadopsi seorang anak bernama Annika Kihlbom. Namun pernikahannya tersebut kandas setelah keduanya memutuskan bercerai pada 1961. Hak asuh Annika pun diperoleh mantan istrinya tersebut.
Sementara dari pernikahan keduanya dengan Margaretha Stennert, dia memiliki tiga orang anak laki-laki, yaitu Peter, Jonas, dan Mathias. Istri keduanya itu wafat pada 2011 dan kini Kamprad menjadi duda. Ketiga anak laki-lakinya tersebut diprediksi akan melanjutkan usaha multinasional milik ayahnya tersebut. Hingga saat ini seperempat warga dunia sudah bisa mengakses toko-toko IKEA. (as)

Sumber : ciputra entrepreneurship

Tidak ada komentar:

Posting Komentar