Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Kamis, 19 Desember 2013

Jalan-Jalan di Kawasan Bang Rak : Patpong, Wat Hua Lamphong, Bangkok

Bandara Antarbangsa Suvarnabhumi, Bangkok - sebagai pengganti bandara lama Don Mueang - ternyata didesain sangat modern... kesan pertama yang sangat impresif saat pertama kali menjejakkan kaki di Negeri Gajah Putih.
Pokoknya jauh berbeda dengan desain Bandara Antarbangsa Soekarno-Hatta yang nota bene memang masih mencerminkan arsitektur era '80-an...
Mudah-mudahan Soekarno-Hatta baru akan mengaplikasikan pula desain bandara modern yang belakangan sepertinya menjadi platform dasar bandara kelas dunia.
Beberapa foto suasana Suvarnabhumi
Umat Islam niscaya tak akan mengalami kesulitan untuk melaksanakan ibadah shalat di Suvarnabhumi, karena di lantai 3 bandara ini tersedia masjid berukuran cukup besar yang nyaman. Masjid ini amat mudah ditemui karena petunjuk arah menuji Muslim Prayer Room ini banyak terpampang di seluruh area bandara.

 


Meninggalkan bandara, jalan raya Bangkok (sama dengan Indonesia, berjalan di sebelah kiri) yang sebenarnya tak kalah macet dibanding Jakarta siap menyambut. Bedanya, di sini pengemudi jauh lebih tertib dan sopan. Hampir tidak pernah ada pengemudi yang menyerobot jalan ke kanan-kiri... semua cenderung tetap di lajur masing-masing. Begitu pula jika ada pengendara lain yang akan masuk jalur atau berbalik arah, pengemudi lain akan cenderung membiarkannya lewat terlebih dahulu. Hmmm.. sangat menyenangkan.
Perbedaan lain yang signifikan adalah sangat-sangat jarang sekali terdengar lengkingan klakson di jalanan. Ternyata setelah kami tanyakan ke rekan Bangkok kami, mengklakson pengemudi lain adalah sesuatu yang tidak sopan, bahkan sesekali dapat menyebabkan perkelahian di sini. Tak heran jika pengemudi di sini hampir tidak pernah mengklakson, kecuali jika memang sangat benar-benar darurat.
Bagaimana dengan pengendara motor? Juga lebih sopan dan berbudaya dalam berkendara, meski tetap saja berhenti melewati lampu merah seperti di Jakarta, Namun populasi motor memang relatif sedikit di jalan raya.
Pejalan kaki tampaknya akan sangat nyaman berlalu lalang di Bangkok, karena seluruh pengemudi mobil maupun motor biasanya mengutamakan pejalan kaki. Pengemudi akan berhenti dan mempersilakan pejalan kaki untuk lewat/menyeberangi jalan terlebih dahulu.

Kami menginap di Hotel Tawana yang letaknya strategis di pusat kota Bangkok, tepatnya di Surawongse Road, dekat Patpong Night Bazaar (seperti Malioboro di Jogja), beragam pusat jajanan karena ini memang daerah turis, tak jauh dari Sungai Chao Phraya dan pusat perbelanjaan 8 lantai dengan lebih dari 2000 toko yang amat terkenal, MBK (Mahboonkrong). Surawongse Road juga terletak tak jauh dari pintu tol (exit Rama 4) sehingga amat mudah dalam hal transportasi.
 Suasana Tawana Hotel, sebuah hotel lama yang masih berkondisi fisik prima karena terus direnovasi dengan amat baik... ditunjang pula dengan staff hotel yang amat bersahabat dan semua fasih berbahasa Inggris sehingga sama sekali tidak ada faktor kendala bahasa di sini - bahkan di seluruh Bangkok, karena seperti di Jakarta, mayoritas warga Bangkok dapat diajak berkomunikasi dalam bahasa Inggris -, kami juga merekomendasikan untuk mencoba berbelanja suvenir di sebuah gerai suvenir di dalam hotel (dekat restoran)... madame pemilik toko suvenir ini sangat ramah dan harga barangnya pun tidak mahal... kami bandingkan justru lebih murah daripada beberapa lapak di Patpong Night Bazaar

 Suasana Surawongse Road di pagi hari, belum terlalu ramai. Tampak beberapa tuktuk parkir di tepi jalan menunggu penumpang

Menginap di seputaran Surawongse Road tentu belum lengkap jika belum mampir ke Patpong, sebuah jalan yang menghubungkan Surawongse dengan stasiun Skytrain Silom. Jalan ini tampak layaknya jalan bisa pada pagi hingga sore hari, namun akan ditutup bagi lalu lintas kendaraan pada malam hari menjadi apa yang disebut Night Bazaar. 
Bagi Anda yang memang hanya berniat untuk melihat-lihat barang/suvenir, disarankan untuk berjalan kaki di tengah, antara barisan lapak-lapak pedagang, jangan di trotoar jalan di mana ruko-ruko berada. Bukan apa-apa, karena sebagian ruko di sini merupakan tempat kehidupan malam Bangkok dengan pertunjukan dewasa yang dibawakan oleh para wanita. Berjalan di trotoar jalan artinya harus siap menerima ajakan/tawaran menyaksikan pertunjukan-pertunjukan dewasa tersebut. Namun jika ada yang menawarkan pun Anda tidak perlu takut karena mereka tidak akan memaksa atau bahkan menarik-narik pengunjung. Mereka biasanya hanya menawarkan (dalam bahasa Inggris) sambil menunjukkan foto pertunjukan yang mereka tawarkan. Cukup menolak dengan cara halus seperti menggeleng sambil tersenyum atau mengatakan "no, thank you," mereka tidak akan memaksa.
Plang penanda Patpong Night Bazaar dimulai biasanya dinyalakan pada sore hari menjelang malam, sedangkan pada pagi hingga siang hari Patpong tampak layaknya jalan biasa... tampak lokasi bangunan pertunjukan dewasa Super Pussy 

 Lokasi plang Patpong Night Bazaar yang sama di pagi hingga siang hari

Surawongse Road juga menawarkan aneka kuliner dari banyak penjuru dunia. Cafe ala barat, Thai, makanan Jepang, China, India, dll. Restoran halal memang secara resmi tidak ada di kawasan ini, setidaknya kita dapat memilih menu-menu seafood di beberapa restoran penyedianya di kawasan ini.

Beberapa foto pemandangan malam hari Surawongse Road dan seputarannya kami sajikan di bawah :
 
 

Bagaimana dengan udara di Bangkok? Agaknya kami beruntung berkunjung ke Bangkok pada awal Desember, karena waktu terbaik untuk datang ke sini memang antara Desember hingga Februari. Orang Bangkok menyebutkan periode ini sebagai light winter. Temperatur udara pada periode ini sangat nyaman, tidak terlalu panas/lembab layaknya daerah tropis. Hujan pun sangat jarang turun. 
Di Bangkok, hujan biasanya turun pada Maret hingga November. Temperatur udara pun sangat panas dan kelembabannya tinggi.
Satu lagi adalah karena hari ulang tahun Raja yang jatuh pada tanggal 5 Desember, sehingga seluruh negeri ceria dengan kibaran bendera Thai dan bendera kuning kerajaan. Foto-foto Raja dipajang di mana-mana.

Lokasi Surawongse Road dalam peta adalah seperti gambar di bawah :

Kami melingkari lokasi Tawana Hotel dan Wat Hua Lamphong yang terletak tak jauh darinya. Wat adalah bahasa Thai untuk kuil, tempat beribadah umat Budha Thai. Wat Hua Lamphong cukup besar dan aktif digunakan untuk beribadah maupun kunjungan wisatawan.
Saat kami berada di sana, beberapa mobil van besar juga datang dengan banyak wisatawan India atau Pakistan di dalamnya.
Seperti halnya wat-wat lain di Thailand, Wat Hua Lamphong memiliki arsitektur khas Thai dengan ornamen hias aneka warna.
 Suasana Wat Hua Lamphong


Puas menjelajah Surawongse Road dan sekitarnya, kami beralih ke MBK, mall legendaris di pusat kota Bangkok. Meski harus terus meng-update berita demo/protes pihak kaus kuning terhadap PM Yingluck Sinawatra yang sedang berlangsung agar tidak justru terjebak macet di jalan menuju MBK, akhirnya kami tiba juga di MBK. Saat itu sore hari, arus protes terkonsentrasi hanya di seputaran kantor pemerintahan/PM Thai.
 Suasana tampak luar mall MBK dari arah Phayathai Road, dan salah satu tangga naik


Deretan toko di lantai 3 MBK Mall, tidak jauh berbeda dengan mall di tanah air. Tapi walaupun ini mall, kita tetap bisa tawar-menawar dengan penjual, itulah enaknya berbelanja oleh-oleh di sini. Jangan lupa membeli kaus Thai aneka desain, di sini kaus dibandrol THB 99/pc, lebih murah dibandingkan tenpat lain yang mematok paling murah THB 100 hingga THB 150. Kaus anak pun tersedia, bedanya kaus anak berupa set kaus dan celana pendek, sedangkan kaus dewasa tanpa celana

Lokasi MBK mall ditunjukkan oleh peta di bawah. Jika kita terus berjalan di Phayathai Road ke bagian bawah peta (selatan), setelah sekitar 1,2 km kita akan tiba di Jalan Rama IV (perempatan Chamchuri Square), belok kiri lalu kanan kita sudah tiba lagi di Surawongse Road. Total jarak sekitar 2 km. Masih bisa lah kalau mau jalan santai dari kawasan Surawongse ke MBK. Nanti pulangnya ke Surawongse kita bisa naik tuktuk yang murah meriah kalau memang merasa lelah sehabis shopping.

Harga-harga barang di Bangkok secara umum tidak mahal walaupun transaksi dilakukan dalam Baht (THB), kurang lebih setara dengan di Jakarta. Beberapa justru jatuhnya lebih murah daripada di Jakarta. Kaus Thai misalnya, THB 99 setara dengan sekitar Rp. 37.000. Itu pun tergolong tidak mahal untuk harga kaus di Jakarta. Cukup nyaman di kantong memang berbelanja di Bangkok.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar