"The boss is just like an otaku..." demikian komentar seorang rekan Taiwan kami saat kami membahas sulitnya untuk bertemu langsung dengan pemilik sebuah perusahaan penyuplai barang. Selama ini memang kami hanya bertemu dengan orang kepercayaan saja, sementara sosok sang boss tetap misterius. Dari cerita orang kepercayaan tadi, si boss memiliki bisnis IT yang amat menyita waktu sehingga bisnis tanaman artificial yang kami jalani tak terpegang lagi olehnya.
Omong-omong, apa sih otaku?
Well, bagi Anda yang sesekali mungkin pernah ketanggor istilah ini, this is the explanation...
Otaku (おたく/オタク ) adalah istilah bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang betul-betul menekuni hobi.
Sejak paruh kedua dekade 1990-an, istilah Otaku mulai dikenal pula di luar Jepang untuk menyebut penggemar berat kebudayaan asal Jepang seperti anime (film kartun Jepang) dan manga (komik Jepang), bahkan ada orang yang menyebut dirinya sebagai Otaku.
Otaku berasal dari sebuah istilah bahasa Jepang yang merujuk kepada rumah atau keluarga orang lain (お宅/御宅, otaku). Kata ini sering digunakan sebagai kata penghormatan pengganti orang kedua tunggal (Anda). Sebagai contoh, dalam anime Macross (tayang perdana pada tahun 1982), tokoh Lynn Minmay menggunakan istilah ini sebagai kata ganti.
Bentuk modern dari otaku ditulis sepenuhnya dengan aksara hiragana (おたく) atau katakana (オタク, atau yang lebih jarang, ヲタク)
untuk membedakan dengan makna terdahulunya. Istilah ini kemungkinan
besar berasal dari percakapan antar penggemar anime yang selalu menyapa
lawan bicara dengan sebutan Otaku (お宅 Anda ).
Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnis Nakamori Akio dalam artikel Otaku no Kenkyū (おたくの研究 Penelitian tentang Otaku ) yang dimuat di majalah Manga Burikko.
Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember
1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat anime dan manga.
Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah
otaku. Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radio Nippon Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (おたく族の実態 situasi kalangan otaku ) pada acara radio Young Paradise.
Istilah Otakuzoku (secara harafiah: suku Otaku) digunakan untuk
menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah ada untuk kelompok
anak muda yang memakai akhiran kata zoku seperti bosozoku (club motor) dan takenokozoku (club dancer).
Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang yang mempunyai hobi anime, manga, idol, video game, dan komputer/gadget
tanpa mengenal batasan umur.
Istilah otaku dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara
orang-orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas
seperti penerbitan Dojinshi.
Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat mempunyai
konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang
menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar
fanatik suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti
masyarakat umum, atau orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering
tidak mau bergaul dengan orang lain. Otaku secara positif digunakan
untuk menyebut orang yang sangat mendalami suatu bidang hingga mendetil,
dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi hingga mencapai
tingkat pakar dalam bidang tersebut.
Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang
disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat
pada kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang,
istilah otaku sering digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga
untuk menggantikan istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku,
Gundam-otaku (otaku mengenai robot Gundam), Gunji-otaku (otaku bidang
militer), Pasokon-otaku (otaku komputer), Tetsudō-otaku (otaku kereta
api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung dalam Johnny & Associates).
Secara derogatif,
istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi "laki-laki
dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum," tanpa
memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak. Anak perempuan
di Jepang menggunakan pula istilah otaku untuk anak laki-laki yang
tidak populer di kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini
tidak pernah digunakan untuk perempuan. Berhubung istilah otaku terkadang
digunakan pula dalam konteks yang menyinggung perasaan, penggunaan istilah
otaku sering dikritik sebagai praduga atau perlakuan diskriminasi terhadap seseorang.
Nah, kembali ke konteks boss supplier kami di atas, istilah otaku yang kami gunakan lebih mengacu pada kepkarannya dalam bisnis IT yang digelutinya dan menjadi fokus perhatiannya kini, bahkan sedikit terkesan mengabaikan perusahaan tanaman artificial-nya...
Anda tidak bingung lagi kan, jika suatu saat ketanggor istilah otaku?
Baca juga artikel tentang 'Tidak Ada Cara Instan Meraih Kesuksesan', klik di sini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar