Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Kamis, 11 Oktober 2018

Tips dan Cara Menggunakan MRT Singapore

Mass Rapid Transport (MRT) Singapore adalah moda transportasi paling cepat, nyaman, aman, dan handal bagi turis selama berada di negara pulau ini.
Moda transportasi yang pada dasarnya berupa kereta di atas rel ini kami nilai unggul dibanding taksi, bus, atau angkutan jalan raya lainnya. 
Satu hal yang harus kita cermati tentang MRT Singapore sejak baru mendarat di Changi adalah mengenai pemilihan jenis kartu Singapore Tourist Pass (STP) atau kartu MRT biasa, karena seperti juga Commuter Line di Jakarta, MRT Singapore mutlak membutuhkan media pembayaran dan akses berupa kartu.
Perbedaan dari kedua jenis kartu tersebut adalah sbb. :

1. STP merupakan kartu yang dapat digunakan oleh turis untuk menaiki MRT selama seharian, berapa kali pun kita akan menggunakan MRT, tanpa harus membayar setiap kali naik. Desain kartu STP adalah seperti di bawah :

Terdapat 3 jenis STP yaitu :
     * 1 Day Pass STP seharga $10 (berlaku pada tanggal pembelian sejak penggunaan pertama kali hingga pukul 23:59), ditambah deposit $10 maka saat membeli STP kita harus membayar total $20
     * 2 Day Pass STP seharga $16 (harus 2 hari kalender berturut-turut), total bayar dengan deposit = $26
     * 3 Day Pass STP seharga $20 (harus 3 hari kalender berturut-turut), total bayar dengan deposit = $30

Catatan : 
masing-masing harga di atas memang ditambah deposit $10 yang dapat ditarik kembali saat mengembalikan kartu STP pada akhir periode yang kita pilih, atau paling lama setelah lewat 5 hari dari tanggal pembelian (misal jika kita membeli STP pada hari Senin, maka paling lambat pengembalian kartu untuk penarikan deposit adalah pada hari Sabtu). Jika kartu (fisik) STP tidak dikembalikan, maka deposit tentunya tidak bisa kita uangkan kembali. Tetapi ya kartu STP-nya bisa kita bawa pulang sebagai suvenir, atau digunakan sebagai EazyLink (e-money) biasa yang harus kita top up agar dapat terus digunakan.
Sebagai perbandingan, harga tiket MRT satu kali naik untuk jarak hingga sekitar 3-an stasiun berkisar $1-an (tepatnya $0.83 hingga terjauh $1.95). Maka, penggunaan STP baru akan lebih murah jika Anda merencanakan naik MRT sekurangnya 10 kali dalam sehari. Jika Anda hanya akan beberapa kali saja naik MRT, maka lebih murah membeli kartu MRT biasa.

Jika Anda memutuskan untuk menggunakan STP, maka sejak dari Changi Anda sudah bisa membelinya di Counter STP yang berada di stasiun MRT Bandara Changi Terminal 2 via gate A seperti gambar di sebalah kanan atas. Selain di Changi, tersedia 13 stasiun MRT lain yang menjual kartu STP (info detail bisa dicek di www.thesingaporetouristpass.com).

2. Kartu MRT Biasa untuk turis tampak seperti gambar di sebelah kanan. Kartu standar seukuran kartu ATM ini terbuat dari kertas karton dengan kelengkapan perekam data elektronik, dan hanya dapat digunakan untuk 6 kali perjalanan (6 kali tap MRT).
Saat membeli pertama kali kita harus membayar deposit $0,1, yang akan dikembalikan pada perjalanan ke-3. Dan pada tap perjalanan ke-6 kita menerima diskon $0,1.
Ketika itu kami membeli kartu biasa di Stasiun MRT Changi, dan langsung digunakan untuk menuju Little India.
Berbeda dengan STP yang sudah memiliki nilai deposit tertentu dan dapat digunakan seberapa kali pun kita mau tanpa harus melakukan top up, dengan kartu biasa kita harus melakukan pembayaran setiap kali hendak melakukan perjalanan di mesin general ticketing machine (GTM) swalayan yang berada di setiap pintu masuk / keluar Stasiun MRT.

Cara menggunakan mesin ini secara umum adalah sbb. :
1. Tempatkan kartu MRT di tonjolan card reader (terdapat petunjuk 'please place here')pada bagian atas layar (foto sebelah bawah-kiri).
2. Setelah posisi kartu benar, maka pada layar akan muncul peta pilihan ke Stasiun MRT mana kita akan bepergian (foto sebelah bawah-kanan). Pilihlah nama stasiun yang dimaksud melalui layar sentuh tersebut.


3. Pada layar akan muncul harga yang harus kita bayar (foto sebelah bawah-kiri).
4. Masukkan uang kertas atau koin ke dalam mesin. Jika uang kita terlalu banyak, mesin akan mengeluarkan kembalian secara otomatis. Saat kami melakukan pembelian tiket di salah satu stasiun, seorang bapak tua petugas stasiun dengan ramah berbincang dengan suami bahwa lebih baik kami memasukkan uang-uang koin saja daripada uang kertas, karena dengan demikian maka stok uang koin untuk kembalian di dalam mesin akan selalu ada, dan petugas tidak perlu terlalu sering mengisinya...
5. Setelah proses pembelian selesai dan OK, maka kartu tersebut kita ambil kembali.


Karena kami bepergian berlima, maka setiap kali membeli tiket di mesin ini kami harus melakukan top up untuk seluruh 5 kartu, karena satu kartu hanya dapat digunakan oleh satu penumpang.

entrance dan exit gate
OK... apa pun jenis kartunya - STP atau Biasa - setelah kartu MRT kita terisi saldo tertentu, kita bisa langsung masuk ke dalam stasiun.
Caranya, lakukan tapping dengan kartu yang telah terisi tadi di entrance gate, lalu ikuti petunjuk untuk berjalan menuju arah rel sesuai dengan jalur yang ingin kita naiki. Seringkali kita harus naik atau turun lantai.
Tetapi jangan sampai salah jalur, apalagi di stasiun yang dilintasi oleh lebih dari satu jalur MRT. Di stasiun seperti ini, suatu jalur akan berada di lantai bawah jalur lainnya agar tidak saling bertabrakan. Bisa dibayangkan bahwa di bawah tanah pulau Singapura sudah penuh sesak oleh terowongan-terowongan lintasan rel MRT, meski ada juga jalur MRT di atas tanah seperti sebagian trek dekat Changi dan sekitar Chinese Garden.

Pos Ticket Office di salah satu Stasiun MRT
Nanti setelah kita tiba di stasiun MRT tujuan dan akan keluar, kita harus melakukan tapping kartu lagi di exit gate. Setelah exit tapping ini, maka satu siklus perjalanan MRT dianggap selesai. Siklus perjalanan ini memang tidak berarti apa-apa bagi kartu STP, tetapi sebaiknya diperhitungkan oleh pengguna kartu Biasa yang hanya dapat digunakan untuk 6 kali perjalanan.

Jika katakanlah di stasiun keberangkatan kita membeli tiket untuk perjalanan melintasi 2 stasiun dengan harga $1,00, tetapi ternyata kemudian di atas kereta MRT kita mengubah rencana dan memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke stasiun ke-3 dengan harga $1,50. Dalam kasus ini exit gate tidak akan terbuka saat kita melakukan tapping out karena pembayaran kita kurang. Jangan khawatir, segeralah menuju pos Ticket Office berisi petugas MRT yang pasti ada di dalam setiap stasiun untuk melakukan top up kekurangan $0,50 tadi (foto di sebelah kiri). Setelah pembayarannya mencukupi, exit gate akan terbuka dan kita bisa keluar.

Sistem MRT Singapore sudah full double track. Maksudnya, setiap jalur memiliki masing-masing rel terpisah yang menuju ke arah stasiun akhir. Peta jaringan MRT Singapore akan tampak seperti gambar di bawah :

Peta tersebut sangat penting sehingga semestinya kita meluangkan waktu sedikit untuk memahaminya. Peta ini terpampang di setiap dinding stasiun, bahkan kita bisa mengambil versi sakunya (cetakan) secara gratis di setiap counter MRT.
Peta tersebut sudah dicetak dengan membedakan warna masing-masing jalur, misalnya hijau untuk Jalur East West (EW), dan Kuning untuk Jalur Circle (CC). Kita dapat mengurutkan perjalanan setiap jalur dengan mengikuti warna masing-masing, dan mengetahui stasiun-stasiun apa saja yang akan dilewati untuk mencapai tujuan.
Jalur East West yang paling panjang misalnya... membentang dari Stasiun Pasir Ris (kode EW1) yang berada paling timur hingga ke Stasiun Joo Koon (kode EW29) di ujung barat.

Anggrek kain deluxe putih, kami menerima special design silakan WA
Jika kita berada di salah satu stasiun di antara keduanya - katakanlah di Stasiun Bugis (kode EW12), maka platform MRT di mana penumpang menunggu kereta datang akan selalu berada di pertengahan di antara kedua rel double track yang tersedia. Untuk kasus Stasiun Bugis, maka rel yang ada di utara platform ruang runggu akan menuju Pasir Ris, sementara rel di selatan menuju Joo Koon. Pengaturan ini karena Singapura memberlakukan sistem jalan di sebelah kiri seperti halnya di Indonesia.
Tapi Anda jangan khawatir karena informasi ke arah mana kereta menuju selalu ada di setiap platform ruang tunggu. Yang penting Anda membaca peta dulu di arah mana stasiun yang akan dituju.
Kembali ke kasus di atas, jika kita berada di Stasiun Bugis dan hendak menuju Bandara Changi misalnya, maka jelas pada peta kita harus mengambil kereta Jalur East West ke arah Pasir Ris. Namun karena kereta Jalur East West tidak langsung menuju Changi, maka kita harus turun di Stasiun Tanah Merah (kode EW4), lalu pindah ke kereta Jalur Changi Branch (CG) hingga tiba di bandara.

Perhatikan dan harap diingat pula bahwa ada aturan dilarang makan-minum di platform stasiun MRT (saat menunggu kereta) dan di atas kereta MRT. Demikian pula di beberapa taman di Singapura kita tidak boleh makan-minum. Patuhilah peraturan seperti ini.

Mungkin untuk kali pertama naik MRT Singapore kita masih merasa canggung. Tetapi setelahnya pasti suda terbiasa dan nyaman. Mudah kok sebenarnya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar