Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Rabu, 24 Juli 2019

Pantai Teras Kaca, Jogjakarta : Tempat yang Pas Untuk Foto-Foto

Pantai Teras Kaca Nguluran berada di daerah Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, DI Jogjakarta. Bagi pengguna GPS, keyword tempat ini adalah 'teras kaca pantai nguluran'.
Jaraknya dari area Malioboro cukup jauh sebenarnya... sekitar 45 km (tak kurang dari 1,5 jam berkendara) via jalur Imogiri-Panggang yang berkontur cukup menantang alias ekstrim, tetapi ini adalah jalur terdekat dari kota Jogjakarta. Kondisi jalan cukup baik (aspal halus), meski memang tidak lebar. Kecuali menjelang tiba di lokasi parkir Teras Kaca, jalannya masih terkategori buruk.
Sangat disarankan untuk datang ke pantai ini pada pagi hari dan tidak pada akhir pekan/libur untuk menghindari antrean yang panjaaaaang dan lamaaaaa.... Juga karena jika pulang terlalu sore, rute jalan ke sini masih minim penerangan.
Setiba di lokasi dan memarkir kendaraan, kita harus membayar retribusi masuk dinas pariwisata Rp. 5000 per orang, dan tiket masuk kawasan Pantai Teras Kaca sebesar Rp. 5000 per orang. Tapi untuk berfoto di setiap spot andalan, kita masih harus merogoh kocek lagi...
Tarif parkir mobil @ Rp. 5000, dan sepeda motor @ Rp. 3000. Cukup standar lah...

Pantai di sini berkontur tebing curam, sehingga praktis kita tidak bisa bermain air. Satu-satunya jualan Teras Kaca ya memang sebagai spot foto itu...
Di dekat area parkir memang terdapat satu-satunya tempat makan, tetapi bukan kelas restoran atau cafe... Sekedar ngopi atau ngemil gorengan sih bisa, walaupun memang tidak terlampau banyak pilihan. Artinya pengunjung yang datang ke pantai ini memang untuk berfoto, bukan karena alasan lainnya. Tidak untuk bermain air, tidak untuk kulineran, tidak lain-lainnya...

Hari itu sebenarnya kami sudah tiba di lokasi Teras Kaca pada pukul 9 pagi, kira-kira bertepatan dengan jam buka tempat ini (tutup pukul 17:00). Tapi sayang seribu sayang, pagi itu ternyata telah ada booking sesi pemotretan pre-wedding berdurasi 1 jam di spot Teras Kaca.
Alamak... kami pun harus menunggu hingga pukul 10 hanya sekedar untuk bisa berfoto di sini.
Sempat galau juga apakah kami akan menunggu 1 jam untuk berfoto di Teras Kaca, atau beralih ke spot berbayar lain yang juga tersedia di sini, seperti spot Becak Terbang, Giant Chair, atau Glass Boat. Tapi kemudian setelah dipikir-pikir toh memang spot utama di sini ya Teras Kaca-nya itu, sesuai nama tempat ini. Maka akhirnya kami pun memilih menunggu sesi pre wedding tadi. Kami mendapat nomor antrian 2, 3, 4, 5, dan 6.

Produk anggrek kain deluxe isi 6 dgn vas kayu, info & harga detil klik di sini...
Sebenarnya sih 1 nomor antrian biasa hanya berdurasi 2 menit. To the... what??? Only 2 minutes???Iya, betul... 2 menit! Jadi 1 orang (pemegang 1 nomor antrian) hanya mendapat kesempatan 2 menit untuk berfoto di tiap spot di pantai ini. Karena kami membeli 5 nomor, maka total kami mendapat waktu 10 menit.

Harga tiap 1 tiket spot berbayar adalah seperti foto di bawah. Perlu diperhatikan bahwa harga itu adalah untuk tiap orang, dan tiap orang diberi waktu 2 menit saja.
Jadi jika Anda datang berdua dan hanya membeli 1 tiket, maka hanya 1 orang yang boleh berfoto dan 1 orang lainnya hanya menjadi fotografer.
Sangat-sangat-sangat-sangat disarankan agar Anda sudah memiliki konsep dan ancer-ancer angle foto yang akan diambil sebelum giliran Anda tiba. Sudah punya gambaran skenario lah pokoknya! Jika tidak, maka waktu 2 menit itu tidak akan efektif karena cukup singkat.


Pada foto di bawah tampak pasangan yang sedang berfoto pre wedding, dan suasana pantai ini yang beralaskan tanah merah. Langit saat itu memang agak mendung, sehingga hasil foto kami kurang maksimal. Kondisi cuaca juga sangat menentukan hasil foto kita sih... saat matahari bersinar terang dan laut berwarna biru gelap, hasil foto akan lebih berkualitas.

Selain spot foto berbayar, di Teras Kaca juga sebenarnya terdapat beberapa spot foto gratis seperti tampak di bawah... Selain menjual spot-spot foto yang tersedia, menurut kami suasana di sini agak kurang cocok untuk dinikmati bersama dalam sebuah acara wisata keluarga di mana kita ingin bersantai sambil menikmati suasana. Paling tidak untuk keluarga kami : anak-anak lebih suka dengan kontur pantai berpasir yang landai, di mana mereka bisa bermain air/berenang dan menikmati berjalan-jalan di atas pasirnya. 

Menunggu dan menunggu... walaupun kami sebenarnya mendapat tiket mulai nomor 2. Tiket di sini tampak pada foto di bawah berupa kepingan kayu bercat merah. Tapi sebenarnya mengantri 1 jam seperti saat itu masih mendingan lho, karena konon saat sedang penuh, pengunjung bahkan harus menunggu sekitar 3 jam!

Foto kiri-bawah memperlihatkan wujud anjungan Teras Kaca yang berupa konstruksi baja menjorok ke laut dari bibir tebing. Lantai kacanya cukup tebal, dan semestinya sih terbuat dari kaca temper. Walaupun tampak cukup kuat, tetapi kita harus mengenakan sandal kain ketika naik ke atas anjungan ini agar alas kaki kita tidak menggores atau menekan kaca berlebihan. Jumlah pengunjung yang naik ke anjungan secara bersamaan juga dibatasi.
Pada foto kanan-bawah tampak bahwa anjungan Glass Boat memiliki konsep serupa dengan Teras Kaca... hanya saja bagian lantai kacanya tidak seluas Teras Kaca.


Dari atas anjungan Teras Kaca, arah pandangan ke bawah adalah seperti pada foto di sebelah kiri... langsung menunjukkan pemandangan ombak memecah tebing di bawah sana.
Awalnya sempat merasa agak gamang juga sih saat berjalan di atasnya, apalagi karena debur ombak di bawah terdengar cukup kencang. Tapi lama-lama akan terbiasa.
Konstruksi baja anjungan ini dicat putih, dengan lapisan foam warna hitam di bagian yang menumpu lantai kacanya agar membantu meredam tekanan ke material kaca saat dinaiki pengunjung.
Tadinya kami pikir anjungan Teras Kaca berukuran kecil saja... tapi ternyata cukup lapang.
Di beberapa tempat pada konstruksi anjungan ini terlihat noda kemerahan - mungkin karat - tetapi secara keseluruhan memang masih kokoh.
Selain berswafoto, kita juga bisa meminta bantuan petugas di anjungan ini untuk mengambilkan foto. Tak hanya itu, petugas di sini juga akan sekalian berperan sebagai pengarah gaya...
Dan pada akhirnya tujuan utama pengunjung datang ke Pantai Teras Kaca memang untuk berfoto cantik, tidak yang lainnya... 


Anggrek latex 2 tgk vas kayu, info detil & harga klik di sini...
Tips ke Teras Kaca :
1. Datang sepagi mungkin, sebisanya bukan pada akhir pekan atau hari libur.
2. Pilih hari ketika mentari bersinar cerah.
3. Persiapkan uang ekstra karena seluruh spot foto unggulan di sini berbayar.
4. Persiapkan terlebih dahulu skenario/urutan foto yang akan dilakukan karena waktu hanya 2 menit per nomor antrian.
5. Bawa payung untuk persiapan jika harus mengantri, karena belum banyak pohon peneduh di sini.
6. Bawa makanan-minuman ringan.

Selasa, 09 Juli 2019

Bermain Salju di Trans Snow World @ Transmart Bekasi

Dibuka untuk umum mulai 25 Maret 2019, wahana bermain salju Trans Snow World yang berada di Transmart Bekasi (Jl. Ir. H. Juanda, Bekasi Timur) ini menurut kami sangat layak dikunjungi sebagai pilihan jalan-jalan keluarga. 
Menempati lantai paling atas dari bangunan Transmart Juanda, area bermain salju seluas sekitar 2000 meter persegi ini menyediakan cukup banyak pilihan permainan berbayar, selain tentunya paket standar yang sudah termasuk ke dalam biaya tiket masuk.
Akses tol terdekat ke lokasi Transmart Juanda bagi pengunjung yang membawa mobil pribadi adalah via Gerbang Tol Bekasi Timur. Sementara bagi pengguna kendaraan umum sepertinya akan lebih mudah karena gedung Transmart berada di seberang Terminal Bus Bekasi sehingga tentunya akan dilewati oleh hampir seluruh angkutan umum. 
Harga tiket masuk Trans Snow World adalah Rp. 200.000 pada hari kerja (Senin-Jumat), dan Rp. 275.000 pada akhir pekan/hari libur/libur sekolah. Harga tersebut berlaku untuk durasi 2 jam. Tiket dapat dibeli langsung di counter, atau secara online.

Lantai paling atas berisi aneka permainan berbayar dan kios penjualan merchandise - selain area Trans Snow World - seperti ditunjukkan oleh 2 foto di atas.
Ketika itu kami sekeluarga datang sekitar pukul 19:00 pada hari kerja. Selain bisa membeli tiket lebih murah, kami rasakan pada malam hari jumlah pengunjung tidak terlalu padat sehingga kita bisa lebih bebas dan nyaman.

Kami membeli tiket langsung di counter yang berada dekat pintu masuk arena (foto sebelah kiri atas). Di samping counter tiket tersebut kami juga melihat 2 buah mesin pembelian tiket onine (foto sebelah kanan atas) yang saat itu kosong karena membeli langsung di counter pun sama sekali tidak ada antrian.

Setelah masuk ke dalam (semacam area persiapan), kita bisa langsung menuju counter pengambilan perlengkapan. 
Jadi harga tiket yang kita beli itu sudah mencakup gratis perlengkapan berupa sepatu boot dan penyimpanan barang (tas misalnya). Fasilitas permainan yang sudah termasuk harga tiket selain arena salju sebenarnya hanyalah chair lift, sementara permainan dan perlengkapan lainnya berbayar. 
Selain itu kita juga mendapatkan gratis kaos kaki Transmart yang bisa kita bawa pulang.
Jika pengunjung membawa barang berharga, maka tersedia loket penyimpanan berbayar yang lebih aman.
Kita juga akan dipinjamkan semacam gelang dengan layar yang memiliki lampu dengan beberapa warna sebagai indikator waktu bermain seperti ditunjukkan oleh foto di atas. Gelang ini jangan sampai hilang karena ada denda yang lumayan untuk menggantinya. Maka pastikan bahwa gelang sudah terpasang dengan kuat sebelum kita masuk ke dalam.

Disarankan untuk segera keluar dari arena salju jika gelang sudah berubah warna hijau, karena kita akan membutuhkan waktu untuk mengembalikan peralatan bermain salju dan berjalan ke loket pengembalian perlengkapan. Jangan sampai melewati batas waktu bermain 2 jam karena akan ada dendanya.
Melewati waktu bermain hingga 45 menit dendanya adalah Rp 100.000, sementara jika lebih Rp. 200.000. Artinya sama dengan harga tiket masuknya.
Waktu itu kami keluar arena salju saat gelang berubah warna menjadi hijau, dan sewaktu mengembalikannya gelang tepat berubah merah. Jadi memang butuh sekitar 10 menit untuk keluar...
Di dalam area persiapan ini juga terdapat beberapa spot foto bertema salju/Eropa seperti sapi serba merah bermotif Swiss (foto di sebelah kiri). Selain itu juga terdapat dinding dengan motif coat of arm bernuansa Eropa (foto di bawah).


Foto sebelah kiri-atas menunjukkan loket penambilan sepatu boot. Tersedia sepatu boot karet bermacam ukuran, kita bisa memilih yang ukurannya paling sesuai. Setelah mendapatkan sepatu dan kaos kaki, kita bisa memakainya di area bangku yang berada di depan loket (foto sebelah kanan-atas).

Patut diingat bahwa kita harus membawa jaket sendiri dari rumah, karena Trans Snow World tidak menyediakan peminjaman jaket. Jika kita lupa membawa jaket, kita bisa membeli di toko Snow Store
seperti foto di atas. Jangan nekat masuk ke arena salju tanpa jaket karena temperaturnya dingin sekali...

Setelah semua persiapan beres, kami pun segera masuk ke dalam arena salju. Selepas melewati semacam lorong, kita akan tiba di kantin (foto di atas) yang ketika itu kosong, namun kabut putih yang dingin sudah memenuhi udara. Temperatur sudah jangan ditanya lagi deh... dingin!

Dan kami memang harus angkat topi pada perencanaan arena permainan dan apa yang benar-benar dapat dinikmati oleh pengunjung selama berada di arena! Bukit-bukit es di Trans Snow World ini sungguh-sungguh berlimpah-ruah, tebal, dan buanyaaak sekali... Berbeda dengan wahana salju yang dihelat di mall-mall yang pernah kami kunjungi, di mana es yang tersedia hanya sedikit alias minimalis.

Pihak pengelola Trans Snow World juga tampak tidak setengah-setengah dalam menggarap dekorasi arena bermain hingga suasana Eropa yang memang ingin dibangun sangat kental terasa (foto-foto di atas). Pastinya selain bisa bermain es di sini, kita juga akan dimanjakan dengan ragam spot foto yang kece-kece...

Foto di atas menunjukkan bukit salju yang sepertinya memang dijadikan salah satu spot utama. Seluruh pengunjung hampir pasti punya foto saat berada di puncak bukit ini, tepatnya di sekitar bendera merah. Dari langit-langit ruangan, tepat di atas bendera merah terdapat mesin penyemprot serpihan es yang tak henti-henti menyiram bukit ini dengan hujan salju buatan.
Kami sangat maklum bahwa karena namanya juga hujan salju buatan, maka pastinya berbeda dengan salju alami yang - katanya - lembut bagaikan tepung. Terkadang serpihan es yang dihasilkan mesin di langit-langit tersebut berukuran cukup besar sehingga lumayan terasa juga jika tepat jatuh di atas kepala, hehehe...

Seperti disinggung di atas, Trans Snow World menyediakan beberapa perlengkapan permainan salju berbayar semisal seluncuran (sledge) oranye yang putri kami kendarai (foto kanan-atas).

Harga sewa perlengkapan permainan salju adalah seperti foto di sebelah kanan. Secara umum harga sewa-nya masih wajar kok.
Selain harus membayar harga sewa peralatan, kita juga harus membayar deposit (kalau tidak salah Rp. 50.000 per nama penyewa) yang bisa kita tarik kembali jika kita mengembalikan pelengkapan-perlengkapan yang kita sewa tadi.
Implikasinya, kita bisa meninggalkan saja perlengkapan yang telah kita sewa itu di arena salju saat kita akan keluar (tidak mengembalikan ke loket penyewaannya, atau kita lupa meninggalkan perlengkapan yang kita sewa di suatu tempat di dalam arena tapi praktiknya perlengkapan tersebut 'hilang'), tetapi uang depositnya akan hangus.
Tetapi jika kita mau menjaga dan mengembalikan perlengkapan tersebut ke loket, maka kita bisa menarik kembali uang deposit tadi.
Fasilitas gratis yang terkategori 'permainan' praktis hanyalah chair lift seperti foto-foto di bawah. Kita bebas naik-turun berapa kali pun kita mau, selama tertib menunggu giliran, ya...
Namun ketika itu karena pengunjung sedang tidak banyak, sama sekali tidak ada antrian untuk menaikinya.

Agak naik ke atas, kabut salju menipis hingga pandangan pun lebih bebas dan jernih. Meski sudut tanjaknya terkesan landa saja, tetapi sebenarnya chair lift ini akan membawa kita cukup tinggi di atas dataran salju. Hal ini sangat terasa saat kita berputar di stasiun atas, dan akan turun kembali ke bawah... whoa... ternyata kita naik cukup tinggi!



Kembali mendekati stasiun bawah kursi gantung, kabut salju terasa menebal. Hal ini tak terlepas dari royalnya pihak pengelola Trans Snow World menambah dan terus mempertebal tumpukan es dari beberapa mesin penyemprot es yang ketika itu kami lihat.
Pada foto di sebelah kanan misalnya, petugas di bagian kanan foto tampak tengah menyemprotkan serpihan es ke sebagian lantai arena.
Moncong keluaran mesin es itu berbentuk layaknya selang besar saja, yang terus bekerja membuat gundukan demi gundukan es.
Mesin es yang membuat hujan salju buatan di atas bukit juga menggunakan prinsip yang sama... hanya saja ditempatkan tinggi di atas langit-langit arena.
Video hujan salju buatan ala Trans Snow World Bekasi ini seperti di bawah...

Dibutuhkan setidaknya 5 menit untuk menaiki chair lift sekali jalan (dari stasiun bawah ke atas, atau sebaliknya). Bagi kita yang hendak menjajal permainan ski, kita bisa turun dari kursi gantung di stasiun atas yang sekaligus merupakan puncak atas ski slope. Petugas Snow Ranger akan membantu kita dalam permainan ski ini.
Ketika itu hanya tampak 1 atau 2 pengunjung yang sedang menjajal permainan ski di sini. Ski slope terlihat lengang... hanya ada beberapa petugas yang tengah meratakan salju di lereng buatan ini.


Dari atas chair lift kita juga bisa melihat lintasan snow tube sliding alias meluncur menuruni lereng dengan ban (foto di bawah). Terlihat cukup nyaman memang datang saat malam hari kerja karena praktis sama sekali tak ada antrian pengunjung. Kita pun sangat nyaman untuk menjajal setiap permainan yang tersedia...

Trek naik ke puncak lintasan snow tube berupa sabuk berjalan, sehingga kita sebenarnya tidak perlu payah mendaki. Cukup berdiri di atas sabuk berwarna hitam ini, dan kita pun akan terkerek naik (foto kiri-bawah).
Dari atas, kita bisa meluncur turun pada trek yang sudah didesain khusus untuk keperluan ini. Tak perlu khawatir terhempas dengan keras di bawah trek karena petugas sudah membuat gundukan kecil di kaki lintasan untuk memperlambat laju ban yang kita kendarai. Satu snow tube single bisa dinaiki oleh maksimum 2 penumpang (foto kanan-bawah).

Sebenarnya belum genap 2 jam berada di arena snow playground ini, namun kami sudah merasa kian menggigil. Menurut kami durasi 2 jam memang sudah sangat cukup dan ideal untuk sekedar bermain dan merasakan sensasi berada di padang salju. Terlalu lama pun sudah akan cenderung bosan.

Produk tabletop anggrek latex dengan vas kayu, info detil klik di sini...
Setelah mengembalikan perlengkapan permainan yang kami sewa dan menarik kembali depositnya, kami segera keluar arena, lalu mengembalikan sepatu boot dan gelang. Sepatu/alas kaki kita bisa diambil kembali di loket penitipan. Adalah wajar jika jaket dan celana menjadi basah di sana-sini setelah bermain di arena salju.
Mushalla berada di dekat  pintu masuk Trans Snow World, dan kondisi mushalla di lantai atas ini sangat nyaman. Jauh lebih baik dibanding mushalla satunya yang ada di basement dekat area parkir mobil. Saran kami lebih baik melaksanakan shalat di mushala atas ini.

Ketika itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 21:30. Di food court lantai 1 ternyata sudah ada resto yang mendiskon makanannya. Ini salah satu hal menarik lainnya yang kami peroleh malam itu!

Video Main Salju di Trans Snow World Bekasi Youtube

Kamis, 02 Mei 2019

Kolam Renang Pesawat Terbang di Pantai Suwuk dan Sate Ambal, Kebumen, Jawa Tengah


Pantai Suwuk berada di wilayah Kabupaten Kebumen dengan jarak sekitar 100 km (2 jam perjalanan dengan mobil via Jl. Daendels) dari rumah kami di bilangan Bangunharjo, Bantul, Provinsi DI Jogjakarta; atau sekitar 22 km di selatan Kota Gombong.
Ketika itu kami mengambil rute dari rumah di Bangunharjo ke arah Kebumen (barat) via Jl. Daendels. Perjalanan cukup lancar, tetapi ya terbilang agak lama karena jaraknya memang lumayan jauh.
Sepanjang perjalanan via jalur paling selatan di Pulau Jawa ini kita akan disuguhi pemandangan kehidupan khas pedesaan Jawa Tengah, persawahan, dan hutan-hutan kecil yang tidak terlalu lebat. 
Pada trek ini kita juga akan melewati kawasan Ambal yang terkenal dengan Sate Ambalnya yang maknyus...

A. Pantai Suwuk
Akses masuk ke Kawasan Pantai Suwuk berada di sebelah kiri jalan, kita berbelok ke arah kiri dan akan menjumpai gerbang seperti foto di bawah.

Harga tiket masuk dewasa adalah Rp. 7500/orang. Sementara mobil @ Rp. 5000 per sekali parkir. Sepertinya harga itu adalah tarif Lebaran (high season). Kami tidak tahu pasti tarif biasa (Non-Lebaran), tetapi seharusnya sih lebih rendah...
Detil harga tiket masuk seperti foto di samping kanan. 
Setelah membayar tiket di loket tersebut, kita bisa langsung memarkir kendaraan di lokasi yang sudah ditentukan.
Area parkir kawasan yang cocok untuk wisata keluarga ini tergolong luas menurut kami, dengan daya tampung amat memadai baik untuk motor, mobil, maupun bus pariwisata. 
Ketika itu kami jumpai sudah banyak sekali mobil yang terparkir seperti ditunjukkan oleh foto di bawah. Area parkir melebar cukup jauh ke arah kiri gerbang masuk, jadi jangan khawatir tidak kebagian tempat. Dari area parkir mobil ini sebenarnya kita sudah bisa melihat badan pesawat Boeing 737-200 yang dijadikan icon kawasan ini berada di sebelah kanan.
Seperti lazimnya kawasan wisata publik, kita juga akan mendapati puluhan lapak pedagang makanan-minuman berbaris di tepian jalan akses area parkir, bahkan hingga ke dekat pasir pantai.
Dan tak hanya itu, odong-odong murah-meriah juga berseliweran di sini... bergerak perlahan sambil membawa penumpang berkeliling (diperlihatkan oleh foto-foto di bawah).




Selain odong-odong berpenggerak mobil seperti foto di atas, terdapat pula odong-odong berukuran lebih kecil seperti foto di sebelah kanan. Anak-anak ketika itu naik odong-odong kecil berkapasitas max 5 orang ini (2 dewasa + 3 anak-anak). Ongkosnya cukup Rp. 5 ribu saja... penumpang sudah diajak memutari kawasan Pantai Suwuk yang cukup luas ini.

Kawasan Pantai Suwuk memiliki Mushalla As-Salam yang berada tak jauh ke arah kiri dari gerbang masuk area (foto di bawah).
Mushalla yang dicat dominan warna biru ini nyaman dan berukuran cukup besar sebenarnya. Sayangnya ketika itu kami perhatikan kebersihan bagian dalamnya agak kurang... ke depannya mungkin bisa ditingkatkan lagi oleh pihak pengelola...


Di sebelah kanan mushalla kami melihat area bermain anak (foto di bawah) yang saat itu tampak hanya digunakan oleh 1-2 orang anak yang bermain di sana. Mungkin karena hari sudah cukup panas. Menjelang sore bisa jadi akan lebih banyak anak-anak bermain di sini.


Landmark 'Pantai Suwuk' sendiri ternyata berada menjelang area pasir pantai (foto sebelah kiri). Jadi cukup jauh ke dalam dihitung dari gerbang masuk.
Cukup tricky untuk mencoba berfoto di landmark ini karena letaknya yang tepat di tepi jalan lingkar/akses kawasan sehingga pengunjung yang berjalan kaki maupun berkendaraan terus beralu-lalang di depan landmark... harus agak sabar menunggu suasana agak lengang untuk berfoto.

Kontur Pantai Suwuk sendiri kami perhatikan mirip Parang Tritis.... berupa bentang pasir pantai yang panjang dengan hempasan ombak cukup kuat khas pantai selatan Jawa yang memang berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia (foto sebelah kanan).
Dari arah darat sih kontur pantainya memang tampak landai... tetapi konon berubah curam di beberapa lokasi begitu sudah masuk ke laut.
Pasirnya berbutir cukup halus dengan warna coklat terang hingga agak gelap. Kebersihan area cukuplah meski di sana-sini masih terlihat serakan sampah. Tapi kami pikir untuk ukuran high season Lebaran, volume sampah demikian sudah tergolong bagus meski pantai tengah dipenuhi pelancong.


Matahari menjelang siang sedang cetar-cetarnya ketika itu... sebenarnya sih pengin nyebur juga untuk sekedar bermain air di tepian pantai karena suasananya dapet banget!!!
Tetapi karena kami memang merencanakan untuk mencoba kolam renang pesawat, maka kami hanya sekedar membasuh kaki saja di pantai saat itu.
Ombak terpantau memang cukup besar... mungkin ini menjadi salah satu faktor penyebab tak terlalu banyaknya pengunjung yang mandi-mandi di laut.
Pada foto di sebelah kanan atas, Bukit Hud terlihat kehijauan di latar belakang foto. Bukit Hud ini belakangan cukup populer sebagai spot foto dari ketinggian, maupun foto sunset. 



Bagi Anda yang memang hanya berniat datang ke Suwuk untuk bersantai saja di pantai alih-alih mandi-mandi di laut, tersedia puluhan payung warna-warni berukuran besar yang bisa disewa.

Dari kejauhan, pemandangan deretan payung yang mengembang aneka warna ini tampak manis berlatar belakang samudera dan langit biru bersih nyaris tanpa awan saat itu (foto sebelah kanan).  

Sebenarnya selain beraktivitas di atas pasir pantai atau mandi-mandi di laut, kita bisa juga menyewa perahu (@ Rp. 10rb PP) yang akan membawa kita dari Pantai Suwuk ke Pantai Karang Bolong, lalu kembali lagi ke Suwuk. 
Pantai Karang Bolong berlokasi tepat di sisi barat Suwuk, atau di sisi utara Bukit Hud... hanya dipisahkan oleh sebuah sungai yang tak terlampau besar dari Suwuk. Sesuai namanya, pantai ini didominasi oleh formasi karang, dengan hanya sedikit area berpasir. Jadi memang tipenya berbeda dengan Suwuk.

Perahu ke Karang Bolong ditunjukkan oleh foto di bawah. Kapasitas pastinya kami tidak tahu, tapi muat cukup banyak penumpang.

Tak butuh waktu lama untuk berlayar dari Suwuk ke Karang Bolong karena jaraknya memang terbilang dekat. Spot andalan Karang Bolong ya memang sebongkah cadas karang besar yang berlubang bagian tengahnya alias bolong (foto di kanan bawah). Lorong di dalam karang ini selayaknya jangan terluput dari dokumentasi Anda... 

B. Kolam Renang Pesawat
Salah satu andalan Kawasan Pantai Suwuk adalah kolam renang dengan pesawat Boeing 737-200-nya yang unik. Meskipun tidak ada kaitannya dengan dunia penerbangan, keberadaan Boeing ini menjadi dasar penamaan Wahana Dirgantara kolam renang ini.
Menurut informasi di website, Dinas Pariwisata Kebumen sengaja mendatangkan pesawat 737-200 buatan 1986 ke Pantai Suwuk sebagai penarik wisatawan, khususnya anak-anak usia pelajar.
Pesawat ini dulunya tercatat digunakan oleh TNI Angkatan Udara dan Merpati Nusantara Airlines.
Harga tiket masuknya  Rp. 15.000 per orang seperti foto di sebelah kanan. Loket penjualan tiket berwarna hijau (foto di bawah) terletak di sebelah utara area kolam renang. Kami segera masuk ke dalam setelah memiliki tiket.

Begitu masuk ke dalam area kolam renang... jreng... ternyata sudah ramai pengunjung yang berada di sini.
Kita semestinya berganti pakaian renang di dalam ruang ganti. Tetapi karena ketika itu cukup crowded, maka anak-anak kecil berganti baju di bangku seputaran kolam saja, sementara yang dewasa ya mau tidak mau harus sedikit antri di ruang ganti.
Pusat perhatian di kolam ini tentunya ya pesawat Boeing-nya (foto di bawah). Fisik pesawat ini sendiri jika dilihat dari jauh masih tampak baik. Tetapi dari jarak dekat barulah terlihat karat dan fisik yang mulai menua di sana-sini. Begitu pun konstruksi pesawatnya terlihat cukup kokoh dan aman bagi pengunjung yang sedang berenang di sekitarnya.




Air kolam renang cukup bersih dan layak. Dari apa yang kami lihat kondisi keramik kolam renang ini juga baik, dalam arti tidak terpantau keramik yang lepas atau bagian-bagian lain yang tajam yang berpotensi melukai pengunjung.
Ukuran kolam renang ini besar. Kami taksir total sekitar 20x30 m. Pesawat Boeing ditempatkan di atas landasan beton yang kokoh kurang lebih di pertengahan kolam. 
Pada sisi kolam renang bagian barat terdapat wahana seluncuran dan air tumpah bagi anak-anak (ditunjukkan oleh foto di atas). Kedalaman air di sini hanya sekitar 30-an cm... tampaknya memang diperuntukkan bagi anak kecil.
Sedangkan sisi kolam bagian timur lebih kosong dan sedikit lebih dalam seperti foto di sebelah kiri atas. Tampaknya sisi timur ini dibuat untuk pengunjung yang lebih dewasa dan yang memang ingin 'berenang serius'. 

C. Sate Ambal
Setelah shalat zuhur, kami meninggalkan kawasan Pantai Suwuk. Rute yang kami pilih dalam perjalanan pulang ke Jogja masih sama dengan rute perginya, yaitu via Jl. Daendels. Artinya, kami akan melewati deretan warung Sate Ambal lagi....

Sesuai rekomendasi seorang saudara, kami merapat ke warung Pak Kasman (Pertama) yang berada di sebelah kiri jalan arah timur. Warung ini letaknya sudah hampir di ujung timur deretan sate-sate Ambal, alias nyaris paling akhir dihitung dari arah Kebumen.


Tampak luar dan bagian dalam warung Sate Ambal Pak Kasman diperlihatkan oleh 2 foto di atas. Tidak mewah berlebihan, tetapi tentunya pas lah untuk bersantap.

Paket sate Ambal disajikan seperti foto di atas... Potongan daging ayam sate Ambal cukup besar. Satenya disajikan kering (belum disiram kuah). Teman bersantapnya adalah potongan ketupat/lontong seperti biasanya penyajian sate.

Nah, kita tinggal ambil saja sate ayam dan potongan ketupatnya ke piring, lalu siram dengan kuah ambalnya seperti foto di atas... wah, pasti maknyusss...


Sate Ambal Pak Kasman ini dijual per 10 tusuk @ Rp. 20.000, alias Rp. 2000 per tusuknya seperti foto di sebelah kanan. Terhitung tidak mahal tentunya untuk ukuran potongan jumbo model begini.
Yang unik dari sate Ambal memang jenis kuahnya... Jika sate ayam biasanya menggunakan bumbu kacang dengan rasa dominan gurih-manis, maka kuah sate Ambal memiliki campuran ulekan/blenderan tempe. Rasa dominan kuah Ambal ini adalah manis-pedas, dengan rasa tempe yang tetap kental di lidah. Boleh juga sih untuk variasi rasa sate yang biasanya selalu saja dengan bumbu kacang...

Kami bersantap di warung Pak Kasman ini hingga masuk waktu ashar. Mushalla di warung ini bersih, terletak di bagian dalam bangunan. Ukurannya tidak terlalu besar sehingga kami ketika itu shalat bergantian... tetapi cukup lah sebagai mushalla warung makan.