Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Selasa, 28 Januari 2014

Hal-Hal Yang Membuat Anda Tak Kunjung Kaya

Ranting inul krisan merah (vas kayu 45cm), Rp. 175.000/set
Sebagian besar orang yang hidup di dunia ini termasuk Anda tentunya pasti ingin memiliki kekayaan yang banyak. Istilah kaya raya, makmur, gemah ripah loh jinawi, bahkan istilah istilah gaul tajir mampus, dan sebagainya, kerap digunakan untuk menggambarkan kekayaan yang dimiliki seseorang.
Tetapi, seperti halnya bunyi sebuah ungkapan, keinginan hanya di bibir saja. Alias hanya terucap, namun tidak pernah menjadi sesuatu dogma, sikap, maupun tindakan. Karena pada kenyataannya banyak hal yang Anda lakukan justru menjauhkan Anda dari kekayaan, bukan justru mendekatkan. Simak saja beberapa hal di bawah ini, yang bisa jadi kerap Anda lakukan dan ternyata menjauhkan Anda dari kekayaan:

Receh remeh
Ingat ini: Tidak akan menjadi uang sebesar satu miliar rupiah kalau kurang Rp500,- Jadi, jangan remehkan uang receh yang Anda terima sebagai kembalian. Agar terasa berarti, sediakan sebuah toples untuk tempat Anda mengumpulkan uang receh. Setelah terkumpul, akan ada banyak hal yang bisa Anda lakukan dengan uang receh tersebut.
Pigura 3D daisy ungu set of 3, Rp. 200.000/3 pigura

Mental bos
Setiap manusia pasti senang diperlakukan istimewa. Namun seringkali perlakuan istimewa tersebut menimbulkan konsekuensi keuangan. Pertanyaannya, seberapa perlu Anda mendapatkan perlakuan istimewa tersebut? Misalnya, mencari parkir sendiri Vs. menggunakan fasilitas valet parking (Anda bisa berhemat minimal Rp50 ribu), duduk di bangku first class Vs. business class Vs. economy class dalam pesawat (Penghematan minimal Rp300 ribu), dan sebagainya. Pun kalau memang Anda punya uang, coba pikirkan lagi konsekuensinya.

Salah persepsi
Sering kali otak menipu Anda, dengan memberikan informasi yang pada saat itu terkesan ekonomis, tapi pada akhirnya justru membebani keuangan. Hal ini terjadi karena banyak hal. Bisa karena pengetahuan Anda tentang sesuatu hal terbatas, sehingga informasi yang Anda olah malah salah, atau, Anda terburu-buru mengambil keputusan. Kunci mengatasi ini sesungguhnya simpel: berhenti sejenak dari semua kegiatan, lalu pikir ulang dalam-dalam, dan lengkapi diri dengan informasi. Ingat, berhemat, bukan selalu berdampak pada saat itu juga, melainkan bisa dalam jangka panjang.
Anggrek bulan (vas kayu 12 cm), Rp. 95.000/set

Alihkan risiko
Industri asuransi adalah salah satu industri yang sudah lama ada di muka bumi. Memberi proteksi atas banyak hal, dari kapal tanker beserta muatannya, sampai bibir seksi seseorang. Jadi, jika Anda adalah penghasil pemasukan bagi keluarga, maka Anda layak diasuransikan. Rumah, mobil dan aset berharga lain, juga layak diasuransikan. Intinya adalah sebisa mungkin mengalihkan risiko atas harta Anda.

Berhemat tidak sama dengan pelit
Menghitung uang kembalian sampai rupiah terkecil, membuat Anda bakalan dijuluki Si Pelit. Benarkah demikian? Jawabannya, tidak! Kita terbiasa dengan mudah melupakan uang kembalian atau uang selisih pembelanjaan sebesar Rp500,- bahkan Rp1.000,- di supermarket atau stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU. Padahal, selisih uang tersebut tetap memiliki arti, dan merupakan hak Anda. Bahkan, kumpulan uang receh kembalian bagi SPBU atau supermarket bisa menambahkan keuntungan yang jumlahnya pasti tidak Anda pernah kira besarnya. Itu membuat tindakan Anda menuntut pengembalian sampai rupiah terkecil bukan sikap pelit.

Jaga pengeluaran
Ketika gaji naik, orang cenderung untuk menaikkan juga pengeluaran mereka. Padahal, tak ada yang salah dengan pengeluaran selama ini. Keinginan tersebut seharusnya bisa Anda tekan, dengan mengalihkan selisih uang tambahan kenaikan gaji menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat di masa depan. Misalnya dengan menambah persentase uang yang ditabung, dan investasi.
Kendalikan bonus. Sama halnya dengan kenaikan gaji, bonus yang Anda peroleh seharusnya menjadi kesempatan emas untuk menambah kekayaan, baik dalam bentuk aset maupun tabungan dan dana darurat. (readersdigest/bn)

sumber :  http://ht.ly/t17jd

Selasa, 21 Januari 2014

Putri Tujuh : Asal Mula Nama Kota Dumai

Putri Tujuh adalah dongeng atau cerita rakyat mengenai asal mula Kota Dumai di provinsi Riau.

Pada zaman dahulu kala, di daerah Dumai berdiri sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung. Kerajaan ini diperintah oleh seorang Raja Pamalayu Dumai Syaikh Sayyid Aziz Ibrahim dan Ratu yang bernama Cik Sima. Ratu ini memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan, yang dikenal dengan Putri Tujuh. Dari ketujuh putri tersebut, putri bungsulah yang paling cantik, namanya Mayang Sari.
Putri Mayang Sari memiliki kulit yang lembut bagai sutra, wajahnya elok berseri bagaikan bulan purnama, bibirnya merah bagai delima, alisnya bagai semut beriring, rambutnya yang panjang dan ikal terurai bagai mayang. Karena itu, sang Putri juga dikenal dengan sebutan Mayang Mengurai. 
Pada suatu hari, ketujuh putri itu sedang mandi di lubuk Sarang Umai. Karena asyik berendam dan bersendau gurau, ketujuh putri itu tidak menyadari ada beberapa pasang matayang sedang mengamati mereka, yang ternyata adalah Pangeran Empang Kuala dan para pengawalnya yang kebetulan lewat di daerah itu. Mereka mengamati ketujuh putri tersebut dari balik semak-semak. Secara diam-diam, sang Pangeran terpesona melihat kecantikan salah satu putri yang tak lain adalah Putri Mayang Sari.
Tanpa disadari, Pangeran Empang Kuala bergumam lirih,

“Gadis cantik di lubuk Umai....cantik di Umai. Ya, ya.....d‘umai...d‘umai....”Kata-kata itu terus terucap dalam hati Pangeran Empang Kuala. Rupanya, sang Pangeran jatuh cinta kepada sang Putri. Karena itu, sang Pangeran berniat untuk meminangnya. 

Beberapa hari kemudian, sang Pangeran mengirim utusan untuk meminang putri itu yang diketahuinya bernama Mayang Mengurai. Utusan tersebut mengantarkan tepak sirih sebagai pinangan adat kebesaran raja kepada Keluarga Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Pinangan itu pun disambut oleh Ratu Cik Sima dengan kemuliaan adat yang berlaku di Kerajaan Seri Bunga Tanjung. 

Sebagai balasan pinangan Pangeran Empang Kuala, Ratu Cik Sima pun menjunjung tinggi adat kerajaan yaitu mengisi pinang dan gambir pada combol paling besar di antara tujuh buah combol yang ada di dalam tepak itu. Enam buah combol lainnya sengaja tak diisinya, sehingga tetap kosong. Adat ini melambangkan bahwa putri tertualah yang berhak menerima pinangan terlebih dahulu. Mengetahui pinangan Pangerannya ditolak, utusan tersebut kembali menghadap kepada sang Pangeran.

“Ampun Baginda Raja! Hamba tak ada maksud mengecewakan Tuan.Keluarga Kerajaan Seri Bunga Tanjung belum bersedia menerima pinangan Tuan untuk memperistrikan Putri Mayang Mengurai.”

Mendengar laporan itu, sang Raja pun naik pitam karena rasa malu yang amat sangat. Sang Pangeran tak lagi peduli dengan adat yang berlaku di negeri Seri Bunga Tanjung. Amarah yang menguasai hatinya tak bisa dikendalikan lagi. Sang Pangeran pun segera memerintahkan para panglima dan prajuritnya untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga Tanjung.
Pertempuran antara kedua kerajaan di pinggiran Selat Malaka itu tak dapat dielakkan lagi. Di tengah berkecamuknya perang tersebut, Ratu Cik Sima segera melarikan ketujuh putrinya ke dalam hutan dan menyembunyikan mereka di dalam sebuah lubang yang beratapkan tanah dan terlindung oleh pepohonan. Tak lupa pula sang Ratu membekali ketujuh putrinya makanan yang cukup untuk tiga bulan. Setelah itu, sang Ratu kembali ke kerajaan untuk mengadakan perlawanan terhadap pasukan Pangeran Empang Kuala.
Sudah 3 bulan berlalu, namun pertempuran antara kedua kerajaan itu tak kunjung usai. Setelah memasuki bulan keempat, pasukan Ratu Cik Sima semakin terdesak dan tak berdaya. Akhirnya, Negeri Seri Bunga Tanjung dihancurkan, rakyatnya banyak yang tewas. 
Melihat negerinya hancur dan tak berdaya, Ratu Cik Sima segera meminta bantuan jin yang sedang bertapa di bukit Hulu Sungai Umai. Pada suatu senja, pasukan Pangeran Empang Kuala sedang beristirahat di hilir Umai. Mereka berlindung di bawah pohon-pohon bakau. Namun, menjelang malam terjadi peristiwa yang sangat mengerikan. Secara tiba-tiba mereka tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan para pasukan Pangeran Empang Kuala. Tak sampai separuh malam, pasukan Pangeran Empang Kaula dapat dilumpuhkan. 
Pada saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datanglah utusan Ratu Cik Sima menghadap Pangeran Empang Kuala. Melihat kedatangan utusan tersebut, sang Pangeran yang masih terduduk lemas menahan sakit langsung bertanya,

“Hai orang Seri Bunga Tanjung, apa maksud kedatanganmu ini?”.

Sang Utusan menjawab,“Hamba datang untuk menyampaikan pesan Ratu Cik Sima agar Pangeran berkenan menghentikan peperangan ini. Perbuatan kita ini telah merusakkan bumi sakti rantau bertuah dan menodai pesisir Seri Bunga Tanjung. Siapa yang datang dengan niat buruk, malapetaka akan menimpa, sebaliknya siapa yang datang dengan niat baik ke negeri Seri Bunga Tanjung, akan sejahteralah hidupnya,” kata utusan Ratu Cik Sima menjelaskan.

Mendengar penjelasan utusan Ratu Cik Sima itu, sadarlah Pangeran Empang Kuala, bahwa dirinyalah yang memulai peperangan tersebut. Pangeran langsung memerintahkan pasukannya agar segera pulang ke Negeri Empang Kuala. 
Keesokan harinya, Ratu Cik Sima bergegas mendatangi tempat persembunyian ketujuh putrinya di dalam hutan. Alangkah terkejutnya Ratu Cik Sima, karena ketujuh putrinya sudah dalam keadaan tak bernyawa. Mereka mati karena haus dan lapar.
Ternyata Ratu Cik Sima lupa, kalau bekal yang disediakan hanya cukup untuk tiga bulan, Sedangkan perang antara Ratu Cik Sima dengan Pangeran Empang Kuala berlangsung sampai empat bulan. Akhirnya, karena tak kuat menahan kesedihan atas kematian ketujuh putrinya, maka Ratu Cik Sima pun jatuh sakit dan tak lama kemudian meninggal dunia. 
Sampai kini, pengorbanan Putri Tujuh itu tetap dikenang dalam sebuah lirik yang diberi judul Tujuh Putri yang berbunyi:
Umbut mari mayang diumbut.
Mari diumbut di rumpun buluh.
Jemput mari dayang dijemput.
Mari dijemput turun bertujuh.
Ketujuhnya berkain serong.
Ketujuhnya bersubang gading.
Ketujuhnya bersanggul sendeng.
Ketujuhnya memakai pending.
Sejak peristiwa itu, masyarakat Dumai meyakini bahwa nama kota Dumai diambil dari kata “d‘umai” yang selalu diucapkan Pangeran Empang Kuala ketika melihat kecantikan Putri Mayang Sari atau Mayang Mengurai.
Pesanggrahan Putri Tujuh
Di Dumai juga bisa dijumpai situs bersejarah berupa tempat yang diyakini sebagai makam ketujuh putri yang dikenal sebagai Pesanggarahan Putri Tujuh yang terletak di dalam komplek kilang minyak PT Pertamina Dumai. 
Selain itu, ada beberapa nama tempat di kota Dumai yang di abadikan untuk mengenang peristiwa itu, di antaranya: kilang minyak milik Pertamina Dumai diberi nama Putri Tujuh, bukit hulu Sungai Umai tempat pertapaan Jin diberi nama Bukit Jin. Kemudian lirik Tujuh Putri sampai sekarang dijadikan nyanyian pengiring Tari Pulai dan Asyik Mayang bagi para tabib saat mengobati orang sakit.

Tahukah Anda Apa Kota Terluas di Indonesia?


Well, jika jawaban Anda Jakarta, maka total luas wilayah Jakarta 'hanya' 740.3 km2 (data Wikipedia). Sedangkan kota terluas di Indonesia memiliki luas wilayah hingga 1.772,38 km2 alias hampir 2,5 kali luas wilayah Jakarta. Kota itu adalah Dumai di Provinsi Riau.


Lokasi Riau Kota Dumai.svg
Lokasi Kota Dumai
Lalu mengapa kami jadi tertarik dengan kota ini? Tak lain karena belakangan ini kami menerima cukup banyak order dari Dumai dan sekitarnya.
Berikut data tentang Kota Dumai yang kami himpun dari berbagai sumber.

Kota Dumai adalah sebuah kota di Provinsi Riau, sekitar 188 km utara Kota Pekanbaru. Sebelumnya, kota Dumai merupakan kota terluas nomor dua di Indonesia setelah Manokwari. Namun semenjak Manokwari pecah dan terbentuk Kabupaten Wasior, maka Dumai pun menjadi yang terluas. Tercatat dalam sejarah, Dumai bermula dari sebuah dusun kecil di pesisir timur Provinsi Riau yang kini mulai menggeliat menjadi mutiara di pantai timur Sumatera.
Kota Dumai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Diresmikan sebagai kota pada tanggal 20 April 1999, dengan UU No. 16/1999 tanggal 20 April 1999 setelah sebelumnya sempat menjadi kota administratif (kotif) di dalam Kabupaten Bengkalis
Pada awal pembentukannya, Kota Dumai hanya terdiri atas 3 kecamatan, 13 kelurahan dan 9 desa dengan jumlah penduduk hanya 15.699 jiwa dengan tingkat kepadatan 83,85 jiwa/km2. Namun saat ini (awal 2014) sudah berkembang menjadi 7 kecamatan, 33 kelurahan, dan 253.803 jiwa (sensus 2010) dengan kepadatan rata-rata 178 jiwa/km² dan laju pertumbuhan sebesar 3,51% per tahun. Islam adalah agama mayoritas yang dipeluk penduduk heterogennya yang terdiri dari suku bangsa Melayu (19,9%), Batak (13%), Jawa (11,52%), Minang (11,51%), Bugis (9,52%), Tionghoa (3,75%) dan lain-lain (25,8%).





Secara geografis, rata-rata ketinggian Kota Dumai adalah 3 meter di atas muka laut. Wilayah Kota Dumai beriklim tropis dengan curah hujan antara 100-300 cm dan suhu udara 24-30 °C dengan kondisi tanah rawa bergambut.
Dumai sebagian terdiri dari dataran rendah di bagian utara dan di sebelah selatan sebagian adalah dataran tinggi. Kondisi tanahnya mayoritas berupa tanah rawa yang bergambut dengan kedalaman antara 0 - 0,5 m. Struktur tanah umumnya terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan endapan, alluvial dan tanah organosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa atau tanah basah. Terdapat 15 sungai di wilayah Dumai. Sungai-sungai tersebut dapat dilayari kapal pompong, sampan dan perahu sampai jauh ke hulu sungai.
Masjid Raya Dumai

Perbatasan Kota Dumai :
Utara : P. Rupat, Kab. Bengkalis
Selatan : Mandau (Bengkalis) dan Bukit Batu (Bengkalis)
Barat : Bangko (Rokan Hilir) dan Tanah Putih (Rokan Hilir)
Timur : Bukit Batu (Bengkalis)










Sektor pendidikan untuk ukuran sebuah kotamadya, di Kota Dumai sekolah sebagai sarana pendidikan pembelajaran sangat lengkap. Mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak atau Raudhatul Athfal hingga Sekolah Menengah Atas/Kejuruan atau Madrasah Aliyah. Baik itu yang merupakan sekolah negeri juga beberapa yang dikelola oleh yayasan swasta.
Beberapa sekolah milik Pertamina mulai dari SD, SMP dan SMA YKPP merupakan salah satu sekolah swasta favorit di kota Dumai. Dan semua sekolah di Dumai sudah menerapkan sistem standar nasional. Sehingga sekolah yang ada di dumai sangat berkualitas dan memiliki mutu yang tinggi.
Tidak sebatas sekolah menengah, beberapa perguruan tinggi juga sudah berdiri sejak Dumai masih berstatus kota administratif. Dan seiring pembangunan yang sangat pesat, beberapa sekolah tinggi tersebut telah meningkatkan kualitasnya, dan mampu bersaing dengan sekolah tinggi yang berasal dari daerah lain.

Pusat Perdagangan Dumai
Indikator ekonomi makro berupa Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kota Dumai yang terus meningkat tiap tahunnya sejak tahun 2000-2005 merupakan gambaran keberhasilan pembangunan perekonomian di Kota Dumai. Untuk mendukung peningkatan PDRB tersebut maka titik berat pembangunan ekonomi Kota Dumai adalah dengan mempertahankan dominasi pembangunan pada sektor industri, perdagangan,bangunan angkutan serta bangunan disamping memperhatikan sektor pertanian sebagai penghasil bahan baku industri. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat juga telah memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat di Kota Dumai sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat.
Kendala yang dihadapi selain masalah modal adalah Status lahan masih disebut-sebut ex HPH. Empat kecamatan di Kota Dumai yaitu Kecamatan Sungai Sembilan, Medang Kampai, Bukit kapur dan Dumai Barat merupakan wilayah yang memiliki sumber daya lahan yang potensial untuk pengembangan agrobisnis dan agroindustri dengan rekayasa teknologi tepat guna byocyclo farming seperti padi, palawija, sayuran Sumatera, pisang, nenas, durian, mangga, rambutan, sawit, aneka ternak (sapi, kambing, itik dan ayam) serta budidaya tambak ikan air tawar (patin, ikan mas, gurami serta ikan hias).yang lebih banyak yang di hasilkan dari kecamatan sungai sembilan untuk ke depan adalah sawit, pisang, dan palawija. Saat ini daerah kecamatan sungai sembilan khususnya kelurahan basilam baru sangat kekurangan sarana infra struktur untuk pembangunan jalan. Terutama pembangunan jalan utama Simpang Kaplingan hingga Pangkalan Durian.

Kota Dumai mempunyai keragaman suku dan budaya, selain memiliki budaya asli yaitu budaya Melayu, pengaruh budaya dari provinsi tetangga juga sangat terasa, seperti budaya Minangkabau (Sumatera Barat) karena dikota Dumai sendiri suku Minangkabau sangat dominan. Keragaman yang ada merupakan aset yang bisa menghasilkan devisa. Kebudayaan Melayu dianggap sebagai "Roh Pembangunan Kota Dumai" dengan cara menjabarkan nilai-nilai budayanya sebagai inspirasi dan dasar pembangunan. Pelaksanaan pembangunan dibidang kebudayaan telah meningkatkan daya tarik/promosi daerah tentang seni budaya daerah.
 
Kota Dumai yang terletak di tepi pantai memiliki potensi pengembangan pariwisata seperti wisata alam, budaya dan belanja. Beberapa daerah wisata di antaranya kawasan konservasi di Kecamatan Sungai Sembilan, hutan wisata di Kecamatan Dumai Barat dan Dumai Timur, kawasan pantai Teluk Makmur di Kecamatan Medang Kampai dan Tasik Bunga Tujuh di Kecamatan Dumai Timur. Sebagai gerbang utama untuk memasuki Riau Daratan, beberapa turis sudah berulang kali mengunjungi Dumai, terutama yang ingin mengunjungi Malaka. Dumai sangat mudah dicapai karena transportasinya yang lancar. 
Ada beberapa objek wisata yang menarik dalam perjalanan menuju Dumai, seperti adanya suku terbelakang yang dinamakan suku Sakai, hutan tropis di sepanjang jalan, dan air sungai yang warnanya unik seperti warna teh. Selain itu juga dapat dilihat beratus pipa angguk yang mengangkat minyak dari perut bumi. 
Pusat perbelanjaan Ramayana di Jl. Jend Sudirman menambah ikon Dumai pada tahun 2007 dan sekarang telah ditemukan danau buatan di bagan besar. Dumai juga memiliki pantai sangat indah tempat melepas lelah yaitu "Pantai Pasir" yang terletak di hulu Sungai Dumai. Pada malam hari kita juga bisa menikmati wisata kuliner di sepanjang Jl. Ombak yang menjajakan berbagai menu makanan Nusantara.

So, sekarang Anda sudah tahu kan, apa kota terluas di Indonesia?

Untuk mengetahui kisah Putri Tujuh (asal mula kata Dumai), klik di sini...

Rabu, 15 Januari 2014

Cara Memasang Floral Foam ke Vas Partisi

Cara memasang floral foam ke vas partisi dapat dilihat pada ilustrasi di bawah :





Semoga bermanfaat...

Senin, 13 Januari 2014

Lambang Daerah 33 Provinsi di Indonesia

1. Nangroe Aceh Darussalam

Kupiah (Peci) Aceh berbentuk segi 5 (lima), adalah melambangkan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang bermakna Falsafah hidup Rakyat dan Pemerintah Daerah yang disebut PANCACITA yang terdiri dari lima unsur.
Dacing atau timbangan melambangkan Keadilan.
Rencong : melambangkan Kepahlawanan.
Padi, Kapas, dan Cerobong Pabrik : melambangkan Kemakmuran.
Kubah Masjid, Kitab dan Kalam : melambangkan Keagamaan dan Ilmu Pengetahuan.
Warna Putih :melambangkan Kemurnian.
Warna Kuning :melambangkan Kejayaan.
Warna Hijau : melambangkan Kesejahteraan dan Kemakmuran.

2. Sumatera Utara

Kepalan tangan yang diacungkan ke atas dengan menggenggam rantai beserta perisainya melambangkan kebulatan tekad perjuangan rakyat Propinsi Sumatera Utara melawan imperialisme / Kolonialisme, feodalisme dan komunisme.
Batang bersudut lima, Perisai dan Rantai melambangkan kesatuan masyarakat didalam membela dan mempertahankan Pancasila.
Pabrik, Pelabuhan, Pohon karet, Pohon sawit,Daun tembakau, Ikan, Daun padi dan Tulisan “SUMATERA UTARA” melambangkan daerah yang indah permai masyhur dengan kekayaan alamnya yang melimpah-limpah.
Tujuh belas kuntum kapas, delapan sudut sarang laba-laba dan empatpuluh lima butir padi menggambarkan tanggal bulan dan tahun Kemerdekaan dimana ketiga-tiganya ini berikut tongkat dibawah kepalan tangan melambangkan watak kebudayaan yang mencerminkan kebesaran bangsa, patriotisme, pencinta, keadaan dan pembela keadilan.
Bukit Barisan yang berpuncak lima melambangkan tata kemasyarakatan yang berkepribadian luhur, bersemangat Persatuan Kegotongroyongan yang dinamis.

3. Sumatera Barat

Lambang Sumatera Barat berbentuk perisai segi lima. 
Di dalam lambang, terdapat lukisan kubah masjid dan bintang, rumah gadang, dan gelombang air.
Kubah masjid melambangkan Islam sebagai agama utama rakyat Sumatera Barat. 
Bintang sebagai simbol Ketuhanan Yang Maha Esa. 
Rumah gadang memiliki makna semangat demokrasi, karena merupakan tempat masyarakat bermusyawarah. 
Gelombang air merupakan simbol dinamika rakyat Sumatera Barat
Sumber : Wikipedia


4. Riau 

Mata Rantai tak terputus  yang berjumlah 45, adalah lambang persatuan bangsa dan diproklamirkan pada tahun 1945, yaitu tahun Proklamasi Republik Indonesia.
Padi dan Kapas adalah lambang kemakmuran (sandang pangan), padi 17 butir dan 8 Bunga Kapas merupakan tanggal Proklamasi 17 bulan 8 (Agustus).
Lancang Kuning mengandung, adalah lambang kebesaran Rakyat Riau, sedang sogok Lancang berkepala ikan melambangkan bahwa Riau banyak menghasilkan Ikan dan mempunyai sumber-sumber penghidupan dari laut. Gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara, Republik Indonesia.
Keris berhulu Kepala Burung Serindit, adalah lambang Kepahlawanan Rakyat Riau berdasarkan pada kebijaksanaan dan kebenaran

5. Jambi

Propinsi Jambi memiliki lambang yang ditetapkan sebagai simbol Pemerintah Daerah Propinsi Jambi sekaligus mewakili insitas propinsi ini sebagai bagian tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dimana, Lambang Propinsi Jambi ditetapkan dan disahkan melalui Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 1969 tentang Kalimat Sepucuk Jambi Sembilan Lurah.
Adapun arti dari Lambang Propinsi Jambi adalah sebagai berikut :
Bidang dasar berbentuk persegi lima yang melambangkan Rakyat Jambi yang memiliki Jiwa dan Semangat Pancasila.
Enam Lubang Mesjid dan Satu Buah Keris dengan gambaran fondasi mesjid yang terdiri dari dua buah susunan batu (terdapat lima batu di bagian atas dan terdapat tujuh batu di bagian bawah) yang melambangkan berdirinya daerah Jambi sebagai sebuah daerah yang otonom pada tanggal 6 Januari 1957
Gambar sebuah Mesjid yang melambangkan Keyakinan dan Ketaatan Rakyat Jambi dalam menjalankan kehidupan beragama
Gambar Keris Siginjai yang merupakan keris pusaka yang melambangkan Jiwa Kepahlawanan Rakyat Jambi dalam menentang bentuk penjajahan dan sebagai perlambang berdirinya Propinsi Jambi pada bulan Januari
Cerana yang pakai kain penutup berbentuk persegi sembilan yang melambangkan Rasa Ikhlas yang bersumber kepada keAgungan Tuhan yang menjiwai Hati Nurani
Gambar Gong yang melambangkan jiwa demokrasi yang ditunjukkan di dalam pepatah adat “BULAT AIR DEK PEMBULUH, BULAT KATO DEK MUFAKAT”
Empat Buah Garis yang melambangkan historis Rakyat Jambi yang dimulai sejak Kerajaan Melayu Jambi hingga akhirnya menjadi Propinsi Jambi
Sebuah kalimat yang berbunyi “SEPUCUK JAMBI SEMBILAN LURAH” di dalam sebuah pita yang bergulung tiga dan bersegi dua dimana melambangkan kesatuan wilayah geografis 9(sembilan) daerah Aliran Sungai dan lingkup wilayah adat dari Jambi “SIALANG BELANTAK BESI SAMPAI DURIAN BATAKUK RAJO DAN DIOMBAK NAN BADABUR, TANJUNG JABUNG”

6. Sumatera Selatan

Lambang Sumatera Selatan berbentuk perisai bersudut lima. 
Di dalamnya terdapat lukisan bunga teratai, batang hari sembilan, jembatan Ampera, dan gunung serta di atasnya terdapat atap rumah khas Sumatera Selatan.
Bunga teratai berkelopak lima berarti keberanian dan keadilan berdasarkan Pancasila. 
Batang hari sembilan adalah nama lain provinsi Sumatera Selatan yang memiliki sembilan sungai. 
Jembatan Ampera merupakan ciri yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan. 
Gunung memiliki makna daerah pegunungan yang banyak terdapat di Sumatera Selatan. 
Sedangkan atap khas Sumatera Selatan yang berujung 17 dan 8 garis genting dan 45 buah genting merupakan simbol kemerdekaan RI pada tanggal 17 Agustus 1945

7. Bengkulu

Lambang Daerah Provinsi Bengkulu terdiri atas 3 (tiga) bagian yaitu : Berbentuk tameng. Ditengah-tengah terdapat tameng kecil yang di dalamnya berisikan setangkai padi dan setangkai kopi bersama daunnya. Sedangkan ditengah-tengahnya terdapat bunga Rafllesia, rudus, cerana dan bintang baser. Sebuah pita dengan bertuliskan : “BENGKULU”.
Makna Warna di dalam Lambang sebagai berikut: Hijau : Kesuburan, Biru: Kemakmuran, Merah : Dinamika Kegembiraan, Ungu : Ketenangan kedamaian, Kuning : Kejayaan.
Warna hijau di atas tameng mencerminkan daerah pegunungan Bukit Barisan dengan tanahnya yang subur sebagai batas tanah daerah Provinsi Bengkulu sebelah Timur, warna biru berombak dengan 18 (delapan belas) gelombang berarti Laut dengan sumber kekayaan sebagai batas daerah Propnsi Bengkulu sebelah Barat.
Dalam tameng kecil  terdapat Disebelah kiri setangkai padi yang berwarna kuning. Buah padi bercelah 17 (tujuh belas) butir melambangkan tanggal 17. Disebelah kanan terdapat setangkai bunga kopi  berwarna putih dan buah kopi berwarna hijau, bunga kopi berwarna putih dan buah kopi berjumlah 8 (delapan) melambangkan bulan Agustus. Tulang daun kopi bagian atas berjumlah 4 (empat) garis. bagian bawah berjumlah 5 (lima) garis melambangkan tahun 1945, arti keseluruhannya HARI PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA ( 17 – 8 – 1945 ).
Garis gelombang 18 (delapan batas) melambangkan tanggal 18, Daun kopi berjumlah 11 (sebelas) helai melambangkan bulan November, Bunga kopi setiap tangkai berjumlah 6 (enam) dan buah kopi setiap tangkai berjumlah 8  (delapan).
Arti keseluruhannya adalah hari kelahiran Provinsi Bengkulu (18 November 1968).
Buah Padi dan Kopi mencerminkan hasil utama di bidang pertanian dan perkebunan.
Bunga raflesia Arnoldi sebagai suatu keistimewaan alam dearah Provinsi Bengkulu.
Bingkai berwarna emas yang mengitari Lambang melukiskan salah satu sumber mineral di daerah Provinsi Bengkulu.
Cerana melukiskan kebudayaan rakyat.
Rudus 2 (dua) buah melambangkan kepahlawanan.
Bintang besar dipertemuan ujung padi dan kopi melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

8. Lampung

ARTI LAMBANG DAERAH PROVINSI LAMPUNG
1. Perisai Bersegi Lima : Kesanggupan mempertahankan cita dan membina pembangunan rumah-tangga Yang didiami oleh dua unsur golongan masyarakat untuk mencapai masyarakat makmur, adil berdasarkan pancasila .
2. Pita SAI BUMI RUWAI JURAI : Sai Bumi – Rumah tangga agung yang berbilik-bilik. Rua jurai – dua unsur golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung.
3. Aksara Lampung berbunyi : “LAMPUNG’
4. Daun dan Buah lada : Daun =17, Buah Lada 8, Lada merupakan produk utama penduduk asli sejak masa lampau sehingga Lampung dikenal bangsa-bangsa Asia dan bangsa-bangsa Barat. Biji lada 64, Menunjukan bahwa terbentuknya Dati I Lampung tahun 1964.
5. Setangkai Padi : Buah padi 45. Padi merupakan produk utama penduduk migrasi sehingga terjadilah kehidupan bersama saling mengisi antara dua unsur golongan masyarakat sehingga terwujudnya Negara RI yang Diproklamirkan 17-08-1945.
6. Laduk : Golok masyarakat serba guna.
7. Payam : Tumbak pusaka tradisional.
8. Gung : Sebagai alat inti seni budaya, sebagai pemberitahuan karya besar dimulai, dan sebagai alat menghimpun masyarakat untuk bermusyawarah.
9. Siger : Mahkota perlambang keaggungan adat budaya dan tingkat kehidupan terhormat.
10. Payung : Jari payung 17, bagian ruas tepi 8, garis batas ruas 19, dan rumbai payung 45. Artinya payung agung yang melambangkan Negara RI Proklamasi 17-08-1945; dan sebagai payung jurai yang melambangkan Propinsi Lampung tempat semua jurai berlindung. Tiang dan bulatan puncak payung : satu cita membangun Bangsa dan Negara RI dengan Ridho Tuhan Yang Maha Esa.
11. Warna :
    * Hijau = dataran tinggi yang subur untuk tanamam keras dan tanaman musim.
    * Coklat = Dataran rendah yang subur untuk sawah dan ladang.
    * Biru = Kekayan sungai dan lautan yang merupakan sumber perikanan dan kehidupan para Nelayan.
    * Putih = Kesucian dan keikhlasan hati masyarakat.
    * Kuning (tua, emas dan muda) =keagungan dan kejayaan serta kebesaran cita masyarakat untuk membangun daerah dan Negaranya.

9. Bangka Belitung

Perisai Bersudut Lima, melambangkan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kepulauan Bangka Belitung, melambangkan wilayah, masyarakat, sistem pemerintah, kebudayaan dan sumberdaya alam Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Lingkaran Bulat Simetrikal, melambangkan kesatuan dan persatuan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam menghadapi segala tantangan di tengah – tengah peradaban dunia yang semakin terbuka.
Butir Padi berjumlah 27 buah melambangkan nomor dari Undang-undang pembentukan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu UU No.27 Tahun 2000,dan Buah Lada, berjumlah 31 buah melambangkan Kepulauan Bangka Belitung merupakan Propinsi ke 31 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Padi dan buah lada juga melambangkan kesejahteraan dan kemakmuran.
Balok Timah, melambangkan kekayaan alam (hasil bumi pokok) berupa timah yang dalam sejarah secara social ekonomis telah menopang kehidupan masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung selama lebih dari 300 tahun. (diketemukan dan dikelola sejak tahun 1710 Mary Schommers dalam Bangka Tin)
Biru Tua dan Biru Muda (Dalam Perisai dan Lingkaran Hitam), melambangkan bahari dunia kelautan dari yang dangkal sampai yang terdalam. Menyiratkan lautan dengan segala kekayaan alam yang ada di atasnya, di dalam dan di dasar lautan yang dapat dimanfaatkan untuk sebesar – besarnya bagi kesejahteraan rakyat.
Putih (Tulisan), melambangkan keteguhan dan perdamaian.
Kuning ( Padi dan Semboyan), melambangkan ketentraman dan kekuatan.
Hijau (Pulau dan Lada), melambangkan kesuburan.
Hitam (Outline Lingkaran), melambangkan ketegasan.
Serumpun Sebalai, menunjukan bahwa kekayaan alam dan plularisme masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung tetap merupakan kelurga besar komunitas (serumpun) yang memiliki perjuangan yang sama untuk menciptakan kesejahteraan , kemakmuran, keadilan dan perdamaian.
Untuk mewujudkan perjuangan tersebut, dengan budaya masyarakat melayu berkumpul, bermusyawarah, mufakat, berkerjasama dan bersyukur bersama-sama dalam semangat kekeluargaan (sebalai) merupakan wahana yang paling kuat untuk dilestarikan dan dikembangkan. Nilai- nilai universal budaya ini juga dimiliki oleh beragam etnis yang hidup di Bumi Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dengan demikian, Serumpun Sebalai mencerminkan sebuah eksistensi masyarakat Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan kesadaran dan cita­citanya untuk tetap menjadi keluarga besar yang dalam perjuangan dan proses kehidupannya senantiasa mengutamakan dialog secara kekeluargaan, musyawarah dan mufakat serta berkerja sama dan senantiasa mensyukuri nikmat Tuhan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.
Serumpun Sebalai, merupakan semboyan penegakan demokrasi melalui musyawarah dan mufakat.

10. Kepulauan Riau

Lambang Daerah Kepulauan Riau terdiri dari 6 (enam) bagian dengan rincian sebagai berikut :
Bintang berwarna kuning melambangkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
Mata Rantai berwarna hitam berjumlah 32 (tiga puluh dua) yang berlatar belakang warna hijau muda melambangkan kebersamaan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau yang bersatu padu dan menunjukkan berdirinya Provinsi Kepulauan Riau sebagai Provinsi yang ke- 32 di Negara Republik Indonesia;
Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau;
Padi berwarna kuning berjumlah 24 (dua puluh empat) butir dan Kapas berwarna hijau dan putih berjumlah 9 (sembilan) kuntum melambangkan kesejahteraan masyarakat Provinsi Kepulauan Riau sebagai tujuan utama dan mengingatkan tanggal disyahkannya Undang-Undang terbentuknya Provinsi Kepulauan Riau 24 September 2002,Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, di atas tepak sirih berwarna merah lekuk 5 (lima), di dalam perahu berwarna kuning yang dengan gelombang 7 (tujuh) lapis, yang masing-masing melambangkan sebagai berikut :
Sebilah Keris berluk 7 (tujuh) berwarna kuning emas berhulu kepala Burung Serindit berwarna hitam, melambangkan keberanian dalam menjaga dan memperjuangkan negeri bahari ini untuk menuju kesejahteraan dan kemakmuran,
Tepak Sirih berwarna merah melambangkan persahabatan,
Perahu berwarna kuning sebagai simbol alat transportasi masyarakat Kepulauan Riau dengan layar berwarna putih yang terkembang, melambangkan semangat kebersamaan dalam satu tekad mengisi laju pembangunan di Provinsi Kepulauan Riau,
Gelombang berlapis 7 sebagai simbol bulan Juli, sehingga mengingatkan kita diresmikannya Provinsi Kepulauan Riau yakni tanggal 1 Juli 2004;
Tulisan “PROVINSI KEPULAUAN RIAU” berwarna putih di atas dasar lambang daerah berwarna biru tua sebagai identitas nama daerah Pita berwarna kuning bertuliskan “BERPANCANG AMANAH BERSAUH MARWAH” berwarna hitam adalah MOTTO DAERAH yang mengandung semangat dan tekad serta azam masyarakat Provinsi Kepulauan Riau dalam menuju cita-cita luhurnya


11. DKI Jakarta

Pintu Gerbang, adalah lambang Kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar masuk kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan internasional.
Tugu Nasional, adalah lambang Kemegahan, Daya Juang dan Cipta.
Padi dan Kapas, adalah lambang Kemakmuran.
Ombak Laut, adalah lambang Kota, Negeri Kepulauan.
Sloka “Jaya Raya”, adalah Slogan Perjuangan Jakarta.
Perisai Segilima, adalah melambangkan Pancasila.
Warna Emas pada pinggir Perisai, adalah lambang Kemuliaan Pancasila.
Warna Merah pada Sloka, adalah lambang Kepahlawanan.
Warna Putih pada Pintu Gerbang, adalah lambang Kesucian.
Warna Kuning pada Padi, Hijau, Putih dan Kapas, adalah lambang Kemakmuran dan Keadilan.
Warna Biru, adalah lambang angkasa bebas dan luas.
Warna Putih, adalah lambang alam laut yang kasih.

12. Jawa Barat

Lambang Jawa Barat secara keseluruhan adalah sebuah perisai berbentuk bulat telur dengan hiasan pita di bagian bawahnya yang berisikan motto Jawa Barat. Kemudian di tengahnya ada gambar senjata khas dari Jawa Barat yaitu sebuah kujang.
Simbolika lambang
Makna bentuk dan motif yang terdapat dalam lambang ini ialah :
Bentuk bulat telur pada lambang Jawa Barat berasal dari bentuk perisai sebagai penjagaan diri.
Ditengah-tengah terlihat ada sebilah kujang. Kujang ini adalah senjata suku bangsa Sunda yang merupakan penduduk asli Jawa Barat. Lima lubang pada kujang melambangkan dasar negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila.
Padi satu tangkai yang terdapat di sisi sebelah kiri melambangkan bahan makanan pokok masyarakat Jawa Barat sekaligus juga melambangkan kesuburan pangan, dan jumlah padi 17 menggambarkan tanggal Proklamasi Republik Indonesia.
Kapas satu tangkai yang berada di sebelah kanan melambangkan kesuburan sandang, dan 8 kuntum bunga menggambarkan bulan proklamasi Republik Indonesia.
Gunung yang terdapat di bawah padi dan kapas melambangkan bahwa daerah Jawa Barat terdiri atas daerah pegunungan.
Sungai dan terusan yang terdapat di bawah gunung sebelah kiri melambangkan di Jawa Barat banyak terdapat sungai dan saluran air yang sangat berguna untuk pertanian.
Petak-petak yang terdapat di bawah gunung sebelah kanan melambangkan banyaknya pesawahan dan perkebunan. Masyarakat Jawa Barat umumnya hidup mengandalkan kesuburan tanahnya yang diolah menjadi lahan pertanian.
Dam atau bendungan yang terdapat di tengah-tengah bagian bawah antara gambar sungai dan petak, melambangkan kegiatan di bidang irigasi yang merupakan salah satu perhatian pokok mengingat Jawa Barat merupakan daerah agraris. Hal ini juga melambangkan dam-dam yang berada di Jawa Barat seperti Waduk Jatiluhur.
Arti warna
Pada lambang Jawa Barat didapati beberapa warna yaitu: hijau, kuning, hitam, biru, merah dan putih. Warna-warna ini memiliki arti khusus.
Warna hijau artinya melambangkan kesuburan dan kemakmuran tanah Jawa Barat. Kuning artinya melambangkan keagungan, kemuliaan dan kekayaan. Hitam artinya melambangkan keteguhan dan keabadian. Biru artinya melambangkan ketentraman atau kedamaian. Merah artinya melambangkan keberanian. Putih artinya melambangkan kemurnian, kesucian atau kejujuran.
Motto Jawa Barat
Motto Jawa Barat adalah Gemah Ripah Repeh Rapih, yang merupakan sebuah frasa berasal dari bahasa Sunda. Kata gemah-ripah dan repeh-rapih merupakan kata majemuk yang mempunyai arti sebagai berikut :
Gemah-ripah : subur makmur, cukup sandang dan pangan.
Repeh-rapih : rukun dan damai atau aman sentosa.
Arti bebas dari motto daerah Jawa Barat secara keseluruhan ialah menyatakan bahwa Jawa Barat merupakan daerah yang kaya raya dan subur makmur serta didiami oleh banyak penduduk yang hidup rukun dan damai.
Sumber : Wikipedia

13. Jawa Tengah
 
Bentuk Kundi Amarta yang berbentuk dasar segi lima melambangkan dasar falsafah Negara yakni Pancasila.
Laut bergelombang melambangkan kehidupan masyarakat di Jawa Tengah.
Candi Borobudur melambangkan Daya Cipta yang besar Tradisi yang baik dan Nilai-nilai Kebudayaan yang khas dari Rakyat Jawa Tengah.
Gunung Kembar mempunyai arti idiil bersatunya rakyat dan  Pemerintah Daerah.
Perpaduan antara Laut dan Gunung Kembar dengan latar belakangnya yang hijau menggambarkan keadaan alamiah Daerah Jawa Tengah dengan bermacam-macam kekayaan alamnya sebagai kehidupan dan penghidupan Rakyat Jawa Tengah.
Bambu Runcing melambangkan Kepahlawanan dan Keksatriaan Rakyat Jawa Tengah.
Bintang bersudut Lima         berwarna kuning emas yang disebut juga “Nur Cahaya” melambangkan kepercayaan Ketuhanan Yang Maha Esa dari Rakyat Jawa Tengah.
Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran Rakyat JawaTengah.
Umbul-umbul Merah Putih melambangkan Daerah Jawa Tengah sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perpaduan antara Bintang, Padi dan Kapas melambangkan hari depan Rakyat Jawa Tengah menuju ke Masyarakat Adil dan Makmur yang diridloi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Perpaduan antara Bulir Padi yang berbiji 17, Bambu Runcing yang beruas 8 serta Ranting Kapas yang berdaun 4 dan berbuah 5 merupakan rangkaian angka-angka yang mewujudkan saat yang bersejarah serta keramat “17 Agustus 1945″ yang wajib kita agungkan.

14. DI. Yogyakarta
 
Landasan Idiil Pancasila, digambarkan dengan bintang emas bersegi lima (Ketuhanan Yang Maha Esa), tugu dan sayap mengembang (Kemanusiaan yang adil dan beradab), bulatan-bulatan berwarna merah dan putih (Persatuan Indonesia), ombak, batu penyangga saka guru/tugu (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan), dan padi-kapas (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
17 bunga kapas, 8 daun kapas dan 45 butir padi, adalah lambang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Bulatan (golong) dan tugu berbentuk silinder (giling), adalah lambang tata kehidupan gotong royong.
Nilai-nilai keagamaan, pendidikan dan kebudayaan, digambarkan dengan bintang emas bersegi lima dan sekuntum bunga melati di puncak tugu. Bunga melati dan tugu yang mencapai bintang menggambarkan rasa sosial dengan pendidikan dan kebudayaan luhur serta ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bunga melati yang sering digunakan dalam upacara sakral mengandung nilai seni, budaya dan religius.
Warna-warna merah putih yang dominan, serta tugu yang tegak, adalah lambang semangat perjuangan dan kepahlawanan tatanan “mirong?? pada hiasan saka guru sebagai hiasan spesifik Yogyakarta, adalah lambang semangat membangun.
Sejarah terbentuknya Daerah Istimewa Jogjakarta dilukiskan dengan sayap mengembang berbulu 9 helai di bagian luar dan 8 helai di bagian dalam, menggambarkan peranan Sri sultan Hangmengkubuwono IX dan Sri Paku alam VIII, yang pada tanggal 5 September 1945 mengeluarkan amanatnya untuk menggabungkan daerah Kasultanan Jogjakarta dan Kadipaten Pakualaman menjadi Daerah Istimewa Jogjakarta.
Warna hijau tua dan hijau muda, adalah lambang keadaan alam Daerah Istimewa Jogjakarta dilukiskan dengan karena ada bagian ngarai yang subur dan ada daerah perbukitan yang kering.
Candrasengkala / Suryasengkala terbaca dalam huruf jawa adalah lambang rasa Suka Ngesthi Praja, Yogyakarta Trus Mandhiri, yang artinya dengan berjuang penuh rasa optimisme membangun Daerah Istimewa Jogjakarta untuk tegak selama-lamanya: rasa (6) suka (7) ngesthi (8) praja (1) tahun jawa 1876, Jogja (5) karta (4) trus (9) mandhiri (1) tahun masehi 1945, yaitu tahun de facto berdirinya Daerah Istimewa Jogjakarta.
Tugu yang dilingkari dengan padi dan kapas, adalah lambang persatuan, adil dan makmur.
Ukiran, sungging dan prada yang indah, adalah lambang nilai-nilai peradaban yang luhur digambarkan secara menyeluruh berwujud.

15. Jawa Timur

Daun lambang bentuk perisai, adalah lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran melambangkan dasar dan keinginan hidup rakyat Jawa Timur yang merupakan daerah yang termasuk aman.
Bintang dengan warna kuning emas, adalah lambang Ke Tuhanan Yang Maha Esa, bersudut lima dan bersinar lima adalah melambangkan Pancasila merupakan dasar dan falsafah Negara yang senantiasa dijunjung tinggi dan selalu menyinari jiwa rakyatnya (dalam hal ini rakyat Jawa Timur) khususnya jiwa Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Tugu Pahlawan, adalah lambang kepahlawanan, untuk melukiskan sifat dan semangat kepahlawanan rakyat Jawa Timur (khususnya Surabaya). Dalam mempertahankan kedaulatan dan wilayah tanah airnya.
Gunung berapi yang selalu mengepulkan asap, adalah lambang keteguhan dan kejayaan tekad Jawa Timur dengan semangat dinamis, revolusioner pantang mundur dalam menyelesaikan revolusi menuju cita-cita rakyat adil dan makmur, selain itu juga menggambarkan bahwa wilayah Jawa Timur mempunyai banyak gunung-gunung berapi.
Pintu gerbang (dari Candi) dengan warna abu-abu, adalah lambang cita-cita perjuangan serta keagungan khususnya Jawa Timur di masa silam yang masih nampak dan sebagai lambang batas perjuangan masa lampau dengan masa sekarang, yang semangatnya tetap berada di tiap-tiap patriot Indonesia yang berada di Jawa Timur.
Sawah dan ladang, yang dilukiskan pada bagian-bagian dengan warna kuning dan hijau, adalah lambang kemakmuran yaitu bahwa Jawa Timur memiliki sawah dan Iadang yang merupakan sumber dan alat untuk mencapai kemakmuran.
Padi dan kapas, adalah lambang sandang pangan, yang menjadi kebutuhan pokok rakyat sehari-hari, gambar padi berbutir 17 buah, sedangkan kapas tergambar 8 buah, melambangkan saat-­saat keramat bagi bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 – 8 – 1945.
Sungai yang bergelombang, menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai banyak sungai yang mengalir untuk mengairi sawah dan sumber kemakmuran yang lainnya di Jawa Timur.
Roda dan rantai, melukiskan situasi Jawa Timur pada masa sekarang yang sudah mulai pesat pembangunan pabrik-pabrik dan lain-lain dalam rangka pembangunan Jawa Timur di bidang industri, dan melambangkan pula tekad yang tak kunjung padam serta rasa ikatan persahabatan yang biasa ditunjukkan oleh rakyat Jawa Timur kepada pendatang dan peninjau dari manapun.
Pita berisikan tulisan Jawa Timur, menunjukkan lambang daerah Propinsi Jawa Timur.
Pita dasar dengan warna putih berisi tulisan JER BASUKI MAWA BEYA, menunjukkan motto Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan diperlukan pengorbanan.

16. Banten 

Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat yang agamis.
Bintang bersudut lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Menara Mesjid Agung Banten, melambangkan semangat tinggi, yang berpedoman pada petunjuk Allah SWT.
Gapura Kaibon, melambangkan Daerah Propinsi Banten sebagai pintu gerbang peradaban dunia, perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.
Padi berwarna kuning berjumlah 17 dan kapas berwarna putih berjumlah 8 tangkai, 4 kelopak berwana coklat, 5 kuntum bunga melambangkan Propinsi Banten merupakan daerah agraris, cukup sandang pangan. 17-8-45 menunjukkan Proklamasi Republik Indonesia.
Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan alam dan menunjukkan dataran rendah serta pegunungan.
Badak bercula satu, melambangkan masyarakat yang pantang menyerah dalam menegakkan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.
Laut berwarna biru, dengan gelombang putih berjumlah 17 melambangkan daerah maritim, kaya dengan potensi lautnya.
Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10, menunjukkan orientasi semangat kerja pembangunan dan sektor industri.
Dua garis marka berwarna putih, menunjukkan landasan pacu Bandara Soekarno Hatta.
Lampu bulatan kuning,  melambangkan pemacu semangat mencapai cita-cita.
Pita berwarna kuning, melambangkan ikatan persatuan dan kesatuan masyarakat Banten.
Semboyan “IMAN TAQWA” sebagai landasan pembangunan menuju Banten Mandiri, Maju dan Sejahtera.
Arti warna yang digunakan dalam simbol daerah:
Merah : melambangkan keberanian
Putih : melambangkan suci, arif dan bijaksana
Kuning : melambangkan kemuliaan, lambang kejayaan dan keluhuran
Hitam : melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati
Abu-abu : melambangkan ketabahan
Biru : melambangkan kejernihan, kedamaian dan ketenangan
Hijau : melambangkan kesuburan
Coklat : melambangkan kemakmuran

17. Bali

Lambang Provinsi Bali berbentuk segi lima dan bertuliskan Bali Dwipa Jaya yang berarti Jayalah Pulau Bali. 
Di dalamnya terdapat gambar bintang, Candi Pahlawan Margarana, Candi Bentar, rantai, kipas, bunga teratai, padi dan kapas.
Bintang segi lima, melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 
Candi Pahlawan Margarana, menggambarkan jiwa kepahlawanan rakyat Bali. 
Candi Bentar, lambang keagamaan yang agung rakyat Bali. 
Rantai melambangkan persatuan. 
Kipas melambangkan kebudayaan Bali. 
Bunga teratai lambang Singgasana Batara Siwa. 
Sedangkan padi dan kapas melambangkan kemakmuran.
Sumber : Wikipedia

18. Nusa Tenggara Barat

Perisai, sebagai bentuk luar atau latar belakangnya, melambangkan kebudayaan/ kesenian Rakyat Propinsi Nusa Tenggara Barat dan juga melambangkan jiwa kepahlawanannya. Tulisan berbunyi Nusa Tenggara, ialah nama daerah yang berpemerintahan sendiri yang terdiri dari Pulau Lombok dan Sumbawa. Rantai, yang terdiri dari 4 berbentuk bundar dan yang 5 berbentuk segi empat : melambangkan kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945. Butiran padi sebanyak 58 butir, daun Kapas 17 dan Bunga Kapas 12 kuntum, yang kesemuanya adalah melambangkan kelahiran Provinsi Nusa Tenggara Barat tanggal 17 Desember 1958. 
Bintang Lima, melambangkan 5 sila dari pada Pancasila. 
Gunung yang berasap, menunjukkan Gunung Rinjani, Gunung Berapi yang tertinggi di Pulau Lombok. 
Menjangan, menunjukkan binatang yang banyak sekali terdapat di Pulau Sumbawa. Kubah, melambangkan penduduk Provinsi Nusa Tenggara Barat yang taat dan patuh melaksanakan perintah-perintah agamanya. 
Warna Biru, melambangkan Kesetiaan Daerah Nusa Tenggara Barat pada perjuangan bangsa Indonesia, serta kesetiaan kepada pemerintah RI. 
Warna Hijau, melambangkan kemakmuran, cita-cita kita semua dan juga tanda kesuburan dari daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat. 
Warna Putih, melambangkan Kesucian, keluhuran rakyat Provinsi Nusa Tenggara Barat yang senantiasa taat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang langsung pula menjiwai rakyatnya, bercita-cita luhur dan suci serta tindak tanduk baik rohaniah maupun jasmaniah berdasarkan kesucian. 
Warna Kuning, melambangkan Kejayaan, keberanian berjuang atas dasar kesucian dan akan membawa kita pada kejayaan. 
Warna Hitam, melambangkan Abadi, kejayaan berdasarkan atas landasan yang luhur akan abadi.
Warna Merah, melambangkan Keberanian, kepahlawanan berjiwa hidup dan dinamis untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

19. Nusa Tenggara Timur

Lambang Nusa Tenggara Timur berbentuk perisai dengan lima sudut yang memiliki arti perlindungan rakyat, juga berarti lima sila Pancasila. 
Dalam perisai tergambar bintang, Komodo, padi, kapas, tombak dan pohon beringin. Bintang melambangkan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.
Komodo dalam lambang adalah satu-satunya reptil prasejarah yang hingga kini masih dilindungi. Binatang purba ini merupakan reptil raksasa yang oleh dunia dinyatakan dilindungi karena jenis hewan ini hanya terdapat di NTT, tepatnya di Pulau Komodo. Banyak wisatawan dari seluruh dunia datang ke pulau ini hanya untuk melihat Komodo.
Padi dan kapas melambangkan kemakmuran. Tombak berarti keagungan dan kejayaan. Sedangkan pohon beringin merupakan persatuan dan kesatuan yang tetap terpelihara. Hari terbentuknya provinsi Nusa Tenggara Timur dilukiskan melalui jumlah padi (14) dan tahun 1958 tertera langsung pada sudut bawah lambang.
Sumber : Wikipedia

20. Kalimantan Barat

Lambang Daerah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah TK I Kalimantan Barat No 4 Tahun 1964, Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Barat No. 2 Tahun 1967 tanggal 23 Mei 1967.
Lambang secara keseluruhan bersudut lima Perisai, Mandau dan Keris dengan satu garis melintang di tengahnya.
Bersudut lima berarti Pancasila, dimaksudkan Kalimantan Barat adalah bagian dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila.
Warna dasar hijau muda adalah lambang kesuburan.
Perisai, Mandau dan Keris adalah lambang pusaka dan kebudayaan warisan leluhur masyarakat Kalimantan Barat.
Padi dan Kapas bersimpul pita dengan sudut empat adalah lambang kemakmuran yang dijiwai oleh semangat catur karsa (empat kehendak) yaitu : kesungguhan, kejujuran, gotong-royong dan kekeluargaan.
Jumlah unsur kapas (17), nyala api (8), padi (45) adalah lambang lahirnya Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
Kobaran api dalam tungku adalah lambang semangat perjuangan yang tak kunjung padam.
Tulisan AKCAYA adalah lambang Tak Kunjung Binasa atau dengan keuletan yang pantang menyerah.

21. Kalimantan Tengah

Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Tengah berbentuk segilima, warna dasar
Merah dan di tengah lambang berwarna hijau, dengan moto ISEN MULANG (Pantang Mundur).
Segi lima, adalah lambang falsafah hidup bangsa Indonesia adalah Pancasila.
Merah, adalah lambang keberanian, keperkasaan dalam menghadapi berbagai tantangan yang memecah belah persatuan dan kesatuan.
Hijau, adalah lambang kesuburan bumi Tanbun Bungai dengan berbagai kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Talawang (Perisai), adalah lambang alat penangkis serangan musuh yang melambangkan kewaspadaan dan ketahanan masyarakat terhadap anasir – anasir yang merusak baik dari luar maupun dari dalam.
Belanga (Guci), adalah lambang barang pusaka yang bernilai tinggi, yang melambangkan potensi kekayaan alam Kalimantan Tengah.
Tali Tengang (Tali yang terbuat dari kulit kayu), adalah lambang kekokohan dan kekompakan yang tidak mudah di cerai beraikan.
Kapas dan Parei (Kapas dan Padi), adalah lambang bahan sandang pangan yang melambangkan kemakmuran bangsa Indonesia pada umumnya dan rakyat Kalimantan Tengah pada khususnya.
Bintang Lapak Lime ( Bintang Segi Lima), adalah lambang Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
Kambang Kapas (Bunga Kapas) 17 buah, Dawen (daun) 8 lembar dan Bua Parei (Buah Padi) 45 butir adalah lambang Hari Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Burung Tingang (Burung Enggang), adalah lambang pertanda kemakmuran dan kedinamisan serta tekat rakyat Kalimantan Tengah untuk ikut serta secara aktif pemeliharaan dan pelestarian lingkungan.
Mandau dan sipet (Parang dan Sumpit) adalah pasangan senjata yang di buat oleh nenek moyang Suku Dayak Kalimantan Tengah yang digunakan untuk bekerja, berburu dan menghadapi serangan musuh.
Garantung (gong) adalah lambang bahwa masyarakat Kalimantan Tengah menjunjung tinggi kesenian, kebudayaan, berpandangan optimis dalam menghadapi berbagai tugas dalam suasana gotong royong sebagai lambang persatuan dan kesatuan.
Sumber : Wikipedia

22. Kalimantan Selatan

Lambang Daerah Propinsi Kalimantan Selatan berbentuk “PERISAI” dengan warna merah dan hijau, bergaris sisi dengan warna kuning.
Perisai adalah alat penangkis dan bertahan yang melambangkan kewaspadaan dan kesanggupan mempertahankan diri;
Warna Merah, melambangkan keberanian dan kepahlawanan yang gagah perkasa, berjiwa hidup dan dinamis guna menegakkan kebenaran perjuangan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam menuju “Masyarakat Adil dan Makmur yang Diridhai Allah”;
Warna Hijau, melambangkan kesuburan dan harapan bagi Daerah Tingkat I Kalimantan Selatan dihari yang akan datang;
Warna Kuning, pada sisi perisai, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan mempunyai Keperibadian dan kerohanian yang luhur dengan penuh Keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Intan Berwarna Putih Berkilap Memancar
Intan, melambangkan penghasilan Daerah Kalimantan Selatan yang sudah terkenal karena mempunyai mutu dan nilai yang sangat tinggi, yang merupakan sumber mata pencaharian penduduk Daerah Kalimantan Selatan.
Warna Putih Berkilap Memancar, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan kalau dipimpin dengan sungguh-sungguh akan sanggup mencapai kecerdasan dan kemajuan serta sanggup pula melaksanakan segala pembangunan menuju kepada kemuliaan dan keagungan Bangsa Indonesia.
Bintang Berwarna Kuning Emas
Melambangkan ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan perlambang keyakinan bahwa Tuhan mengetahui segala-galanya tanpa ada yang tersembunyi bagi-Nya;
Rumah Banjar Berwarna Hitam
Rumah, berbentuk bangunan spesifik Kalimantan Selatan asli, melambangkan suatu unsur kebudayaan yang dapat dibanggakan.
Warna Hitam, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan mempunyai kebulatan tekad dan keunggulan menuju kearah pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana.
Buah Padi dan Batang Karet
Melambangkan bagian terbesar dari penghasilan dan sumber kehidupan bagi penduduk Kalimantan Selatan.
Buah padi sebanyak 17 [tujuh belas] buah, intan dengan 8 [delapan] pancaran dan Batang Karet sebanyak 1 [satu] pohon dengan bergaris 9 [sembilan] yang tersusun 4 [empat] di sebelah kiri dan 5 [lima] di sebelah kanan adalah merupakan susunan angka 17-8-1945, angka ini melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan tetap setia dan tetap Teguh mendukung Proklamasi 17-8-1945.
Pita Warna Putih
Melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan sanggup mengikat apa yang dirasakan kesucian dan keikhlasan hati untuk berbuat secara jujur dan bertanggung jawab dengan disertai semanggat kerja sama dan gotong royong.
Tulisan berupa semboyan “WAJA SAMPAI KAPUTING”, melambangkan bahwa penduduk Kalimantan Selatan telah tekun dalam bekerja melaksanakan segala sesuatunya dengan penuh rasa kesanggupan dan konsekwen tanpa berhenti ditengah jalan.

23. Kalimantan Timur

Lambang Perisai bersudut lima adalah lambang alat pelindung dalam mencapai cita-cita revolusi 17 Agustus 1945.
Bintang bersudut lima adalah lambang Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia.
Tulisan Kalimantan Timur adalah Provinsi Kalimantan Timur.
Telabang, mandau dan sumpitan adalah lambang kesiapsiagaan dan kemampuan.
Lingkaran dengan untaian minyak dan damar adalah lambang kekayaan alam.
Lilitan rotan yang tak terputus-putus sebanyak 24 lilitan adalah lambang kesatuan dan kesatuan serta saat terbentuknya Provinsi Kalimantan Timur tanggal 1 Januari 1957 (1+1+1+9+5+7).
Jumlah delapan untaian minyak, delapan untaian damar, dan satu tetesan akhir adalah tanggal proklamasi kemerdekaan. (8+8+1=17).
Untaian minyak dan damar masing-masing delapan tetesan adalah lambang bulan proklamasi kemerdekaan.
 4 titik terukir diujung mandau dan 5 lilitan pada ujung sumpitan adalah lambang tahun proklamasi kemerdekaan.
Tulisan “ruhui rahayu” di atas guci  berarti cita-­cita dan tujuan rakyat kalimantan timur dalam mencapai masyarakat bahagia, adil dan makmur, aman tentram yang di ridhoi oleh Allah SWT.
warna hijau : kemakmuran,kesuburan
warna kuning emas : keluruhan,keagungan
warna kuning : kejayaan
warna merah : keberanian
warna putih : kesucian
warna hitam : kesungguhan

24. Sulawesi Utara

Lambang Provinsi Sulawesi Utara berbentuk segilima sama sisi melambangkan “Pancasila”  sebagai dasar dan falsafah hidup Bangsa dan Negara Indonesia.
Bentuk  warna dan bagian-bagian lambang:
Warna dasar biru langit, sisi luar berwarna kuning.
Sebelah kanan terdapat buah pala terbuka, berjumlah 8 (delapan) buah, kulitnya berwarna kuning, biji pala berwarna merah, dirangkaikan dengan buah cengkih 17 (tujuh betas) buah yang warnanya merupakan perpaduan Warna hijau kemuning dan warna hijau kecoklat-coklatan.
Angka-angka pada cengkeh 17 (tujuh betas) buah, pala 8 (delapan) buah, dan padi 45 (empat puluh lima) butir adalah simbol yang menunjukkan “Hari Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia” yaitu 17-8-1945.
Ditengah-tengah lingkaran buah padi, cengkeh dan pala terdapat 23 (dua puluh tiga) untaian biji jagung yang berbentuk bulatan, terdapat 1 (satu) pohon kelapa berdaun 9 (sembilan) mempunyai akar 6 (enam) dan di bawah pohon kelapa terdapat 4 (empat) buah bibit kelapa melambangkan berdirinya Provinsi Sulawesi Utara tanggal 23 September 1964.
Pohon kelapa, padi, pala, jagung dan cengkeh menggambarkan keseluruhan kekayaan utama yang menjadi sumber hidup rakyat di daerah ini.
Dibagian bawah dari pohon kelapa terdapat pita putih berbaris merah dengan Warna hitam (warna bayangan) bertuliskan “Sulawesi Utara” dengan Warna merah.
Warna emas/orange melambangkan kekayaan, keagungan.
Warna biru/hijau melambangkan kemakmuran, kesuburan.
Warna kuning melambangkan kesejahteraan, kebesaran dan keluhuran.
Warna merah melambangkan keberanian, semangat yang menyala-nyala dan kecintaan kepada  Negara dan Agama.
Warna putih melambangkan kesucian, kedamaian.
Warna coklat melambangkan kecintaan kepada Tanah Air.
Warna hitam melambangkan kokoh, kuat, teguh dan kekal.
 Warna ungu melambangkan kebanggaan.

25. Sulawesi Tengah

BENTUK: Bentuk dari Lambang Daerah Provinsi Sulawesi Tengah adalah simbol bentuk jantung, melambangkan bahwa isi dari pada lambang ini tertanam dan bersumber dari hati rakyat Sulawesi Tengah.
WARNA: Warna yang digunakan pada dasar Lambang Daerah Provinsi Sulawesi tengah ialah : Biru Langit dan Warna Kuning Emas pada Bintang dan Buah padi dan Warna Biru Laut pada gelombang.
Warna Biru Melambang kesetiaan (pada daerah,tanah air dan cita-cita) dan juga melambangkan cita-cita yang tinggi.
Warna Kuning melambangkan Kekayaan, keagungan dan keluhuran budi.
Warna Merah pada tulisan “Sulawesi Tengah” dengan dasar warna putih melambangkan keberanian dan kesatrian yang didasarkan atas hati yang suci, keiklasan dan kejujuran.
Warna Hijau pada buah dan daun kelapa serta kelopak kapas, melambangkan kesuburan, dan kemakmuran dengan bumi yang subur kita menuju pada kemakmuran.
Warna Coklat pada batang kelapa melambangkan ketenangan.
GAMBAR:
Lambang Daerah Sulawesi Tengah dilukiskan dengan pohon kelapa yang disamping merupakan modal untuk daerah ini, juga memberikan perlambangan :
Kesediaan untuk mengorbankan segala-galanya untuk mencapai cita-cita.
Seluruh bagian pohon kelapa sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Ketenangan dan tawakal dalam mengadapi segala tantangan.
Pucuk yang lurus menunjuk bintang melambangkan keteguhan hati dalam usaha mencapai cita- cita hidup.
Lambang   Daerah Provinsi Sulawesi Tengah dijiwai oleh pancasila yang jelas terlukis pada bintang segi lima daun kelapa lima helai, dan buah kelapa lima buah. lebih jauh hal ini memberikan pengertian bahwa dengan jiwa pancasila, diatas relnya /jalannya pancasila, kita hendak mencapai cita-cita
Negara kebangsaan yang adil dan makmur diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Garis gelombang dua buah dengan masing-masing enam dan empat jalur gelombang memberikan pengertian akan sifat maritim dari daerah Sulawesi
Tengah dan disamping kekayaan alam kita, laut disekitarnya merupakan modal besar pula dalam usaha mendatangkan kemakmuran di Sulawesi Tengah.
Padi dan Kapas merupakan lambang umum kemakmuran.jumlah padi dan kapas masing-masing Sembilan belas dan tiga belas buah gerigi buah kapas ada empat buah.
Angka 13 pada jumlah buah kapas pada gerigi kelopak kapas, 19 dan serta 4 pada jumlah buah padi dan galur gelombang, memberikan pengertian tanggal 13, bulan april, tahun 1964 yaitu tanggal, bulam , dan tahun terbentuknya Provinsi Daerah Tingkat Sulawesi Tengah.

26. Sulawesi Selatan

Lambang Sulawesi Selatan terdiri dari unsur bintang, padi dan kapas, benteng sumba opu, badik, gunung dan petak sawah, dan perahu pinisi.
Bintang sebagai simbol kepercayaan terhadap Tuhan YME. Padi dan kapas melambangkan kemakmuran. 
Benteng sumba opu sebagai simbol kepahlawanan yang gagah berani. 
Badik merupakan senjata khas Sulawesi Selatan. 
Gunung dan sawah adalah pangkal menuju masyarakat sosialis Indonesia. 
Sedangkan perahu pinisi merupakan simbol jiwa bahari para pelaut Bugis yang terkenal
Sumber : Wikipedia


27. Sulawesi Tenggara

Lambang Provinsi Sulawesi Tenggara atau disebut perisai lima adalah lambang yang terdiri dari :  

   * lukisan kepala anoa (anuang)
   * mata rantai
   * padi dan kapas

Anoa adalah hewan khas Sulawesi Tenggara. 
Mata Rantai yang bersambung menjadi satu merupakan simbol persatuan yang kokoh. 
Sedangkan padi dan kapas merupakan cita-cita untuk memakmurkan rakyat
Sumber: Wikipedia

28. Gorontalo

1.Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian luar berbentuk atau jantung yang memberi makna kesetiaan sebagai pelindung kehidupan rakyat Gorontalo.
2.Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur yang memberi makna adanya gagasan, ide atau cita cita yang indah, yang kelak menetas menjadi se suatu kesejahteraan hidup rakyat Gorontalo.
3.Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dengan bentuk dalam yang menampakkan keserasian formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah dan diikuti oleh posisi padi bintang, kapas rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama, hukum dalam semua pola kehidupan masyarakat.
4.Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dapat dibuat dalam berbagai ukuran sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dimana lambang tersebut ditempatkan.
5.Lambang Daerah Provinsi Gorontalo memiliki nuansa Global :
Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.
Model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak inamis dan tidak diam tetapi selalu berbuat untuk masa de pan.
Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk tinggal landas dan siap bersaing.
Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk untuk siap meraih prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Tek nologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus.
Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita cita yang tinggi yaitu “Gantungkan cita cita setinggi bintang di langit”
Pita mempunyai makna keinginan masyrakat Gorontalo untuk menyerap, merekam dan memiliki ilmu pengetahuan dan tek nologi.
 6.Lambang Daerah Gorontalo memiliki nuansa Nasional :
Padi dan Kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada Pancasila.
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
 7.Lambang daerah Gorontalo memiliki nuansa Lokal :
Bintang adalah lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi “Adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah“.
Benteng.
Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
 8.Pemaknaan warna dan simbol simbol lainnya dalam lambang
Simbol rantai yang memberi makna pada peristiwa patriotik
. Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari
. Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942
Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2000
Warna :
. Hijau mempunyai makna kesuburan
. Kuning Mempunyai makna keagungan dan Kemuliaan
. Putih bermakna Kesucian dan Keluhuran
. Merah mempunyai makna keberanian dan perjuangan

29. Sulawesi Barat

Lambang Sulawesi Barat berbunyi ‘Mellete Diatonganan’, yang berarti ‘Meniti di Atas Kebenaran’. 
Di tengah lambangnya, terdapat perahu sande. Arah perahu ke depan dengan layar di sebelah kanan, bermakna bahwa Sulbar mulai berlayar ke depan dengan arah yang benar (kanan). 
Di bagian atas, tertancap ‘Doe Pakka’ (Trisula) di gunung, melambangkan kepribadian orang Mandar, yang berarti keberanian, kejujuran, dan keadilan. 
Bingkai lambang Sulbar diambil dari bentuk dasar ‘balenga lita’ (panci/belanga yang terbuat dari tanah). 
Bagian atasnya merupakan simbol ‘sulapa appe’ (empat mata angin) yang di dalamnya bertuliskan Sulawesi Barat
Sumber : Wikipedia

30. Maluku

“SIWALIMA” merupakan motto lambang Provinsi Maluku yang artinya milik bersama atas dasar Siwalima, memupuk persatuan dan kesatuan untuk mencapai kesejateraan bersama. Logo siwalima yang berlatar belakang perisai/salawaku didalamnya terdapat lukisan daun sagu dan daun kelapa, mutiara, cengkeh, dan pala, tombak, gunung, laut dan perahu.
Daun Sagu, menggambarkan bahwa makanan pokok di daerah Maluku adalah sagu yang melambangkan kehidupan.
Daun Kelapa, menggambarkan hasil bumi berupa kelapa, yang banyak terdapat di Maluku.
Mutiara, merupakan hasil laut yang khas dari daerah Maluku.
Tombak, menggambarkan sikap ksatria dan gagah berani.
Gunung, melambangkan kekayaan hasil hutan yang melimpah.
Laut dan perahu, melambangkan persatuan dan kesatuan yang abadi.
Jumlah pucuk daun kelapa sebanyak 17, melambangkan tanggal 17, sedangkan jumlah butir mutiara sebanyak 8, melambangkan bulan 8 (agustus), dan pucuk daun sagu sebanyak 45, melambangkan tahun 45 (1945). Kesemuanya itu melambangkan hari yang sangat bersejarah, yaitu Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.

31. Maluku Utara

Lambang Maluku Utara berbentuk perisai segilima, yang di dalamnya terdapat gambar : 

   * bintang
   * gunung
   * laut
   * padi dan kapas
   * 1999
Adapun makna dari gambar tersebut adalah :

Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
Gunung sebagai symbol kekayaan hasil hutan yang melimpah.
Laut adalah lambing persatuan dan kesatuan.
Padi dan kapas adalah lambing kemakmuran.
Tahun 1999 adalah  tahun berdirinya provinsi Maluku Utara.
Sumber : Wikipedia

32. Papua

Wadah Lambang Daerah berbentuk PERISAI BERPAJU LIMA adalah menggambarkan kesiap-siagaan dan ketahanan. Paju lima menunjukkan jumlah sila dalam Pancasila. Warna dasar kuning emas pada bagian bawah perisai dan pita tersebut melambangkan keagungan yang mengandung pengertian sebagai gambaran cita usaha pengalian hasil – hasil kekayaan bumi dan alamnya. Warna dasar biru tua pada bagian atas perisai tersebut, melukiskan kekayaan lautan / perairan Papua. Jalur kuning melingkari tepian perisai tersebut menggambarkan keyakinan tercapainya segala usaha dan perjuangan. Jalur hitam yang melingkari pita dan warna tulisan hitam menggambarkan kemantapan dan kebulatan tekad untuk berkarya swadaya.
Tiga buah TUGU yang masing-masing berwarna abu-abu, sebelah kanan dan berwarna putih sebelah kiri di atas TUMPUKAN BATU persegi panjang, bersusun 2 (dua) masing-masing berderet 6 (enam) dan 9 (sembilan) yang berwarna putih bergaris-garis batas hitam: Perjuangan TRIKORA dan kemenangan PEPERA Tahun 1969. Tumpukan batu tersebut juga melambangkan Dinamika Pembangunan di Daerah ini. Warna abu-abu putih dan bergaris-garis hitam melambangkan ketenangan dan kesucian. Setangkai BUAH PADI yang berisi 17 (tujuh belas) butir padi berwarna kuning bertangkai kuning pula yang terdapat di sebelah kanan dan setangkai BUAH KAPAS yang terdiri dari 8 (delapan) buah berwarna putih bertangkai Hijau Tua yang terdapat disebelah kiri daripada tiga buah Tugu tersebut yang diikat dengan sehelai PITA berwarna merah berlekuk 4 (empat) dan berjurai 5 (lima) adalah melukiskan kesatuan dan persatuan Bangsa yang dijiwai oleh semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Tiga buah GUNUNG berjajar yang sama tingginya berwarna hijau tua dan berpuncak putih salju adalah menggambarkan ciri khas Daerah Papua. Warna hijau tua ketiga buah gunung dan tangkai dari buah kapas itu, melambangkan kesuburan tanah / kekayaan alam daratan Papua. Sedangkan tulisan “Papua” dalam huruf cetak yang berwarna kuning adalah menggambarkan keluhuran / keagungan cita.

33.Papua barat

Tulisan Papua Barat menjelaskan nama Provinsi Papua Barat
Bintang berwarna putih bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa dan cita-cita serta harapan yang akan diwujudkan.
Pohon dan ikan bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki sumber daya hutan dan sumber daya laut yang berpotensi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Menara kilang dengan semburan api berwarna merah bermakna bahwa Provinsi Papua Barat memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah.
Leher dan kepala burung Kasuari menghadap ke kanan dalam bidang lingkaran hijau bermakna bahwa Provinsi Papua Barat secara geografis terletak di wilayah leher dan kepala burung Pulau Papua, sekaligus memilki filosofi ketangguhan, keberanian, kekuatan dan ketahanan menghadapi tantangan pembangunan dimasa depan serta berkeyakinan bahwa dengan semangat persatuan dan kesatuan, kesinambungan pembangunan akan mewujudkan masa depan yang cerah.
Bidang Hijau yang diapit 3 (tiga) bidang biru bermakna kesatuan tekad dan perjuangan dari 3 (tiga) unsur: pemerintah, rakyat/adat dan agama mewujudkan keberadaan Provinsi Papua Barat.
Perisai dengan warna dasar biru bersudut lima bermakna bahwa provinsi Papua Barat berasaskan Pancasila yang mampu melindungi seluruh rakyat.
Sepasang pelepah daun sagu, masing-masing pelepah bagian kanan terdiri dari 12 (dua belas) pasang anak daun, bagian kiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasang anak daun yang diikat oleh dua angka sembilan bermotif ukiran karerin budaya Papua, bermakna bahwa Provinsi Papua Barat dibentuk pada tanggal 12 Oktober 1999NKRI. Sagu merupakan makanan pokok masyarakat Provinsi Papua Barat yang melambangkan kesejehteraan dan kemakmuran. sebagai Provinsi ke-2 di Tanah Papua dan ke-31 di wilayah
Seutas pita berwarna kuning bertuliskan “CINTAKU NEGERIKU” terletak di bagian bawah perisai merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perisai bermakna folosofis perjuangan seluruh komponen masyarakat untuk mempertahankan keberadaan Provinsi Papua Barat dalam bingkai NKRI.

sumber :  http://poponglina.com/logo-33-propinsi-di-indonesia-dan-artinya