Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Selasa, 13 Desember 2011

Berwisata di Beijing Lu, Guangzhou : Ming Dynasti Ancient City Gate

Lampion walking street, tepat di atas tutup kaca ancient road
Beijing Lu (Jalan Beijing / Beijing Road) adalah salah satu objek wisata yang semestinya tidak Anda lewatkan jika berkunjung ke Guangzhou. Kawasan ini memiliki ruas jalan yang sengaja ditutup agar steril dari kendaraan bermotor dan diperuntukkan khusus bagi pejalan kaki. 
Walking road sepanjang sekitar 250 meter ini tentu menawarkan wisata belanja mengingat di sepanjang kanan-kirinya bertaburan pertokoan dan mall. 
Beberapa toko menjual handicraft khas China yang tentunya amat menarik untuk dibawa pulang sebagai souvenir seperti kipas bambu, lampion, kuas lukis, buku-buku tradisional, gelang/kalung dari batu halus, lukisan China, hingga pernak-pernik unik lain. 
Harga barang di toko handicraft seperti ini biasanya sudah fix alias tidak bisa ditawar. Namun pada umumnya harga yang dipatok tidak terlalu mahal. Kipas bambu khas China dengan lukisan handmade di kedua sisinya misalnya, bisa Anda bungkus hanya dengan membayar 6 RMB (sekitar Rp 10.000). 
Toko handicraft Tibet, unik dan colorful

Namun selain toko handicraft, Anda boleh - bahkan disarankan - menawar harga. Di pertokoan misalnya, di mana tidak ada harga fix seperti di mall, para pedagang umumnya memasang harga awal yang tinggi. Jika pandai menawar, Anda bisa mendapatkan harga jadi hingga separuh harga awalnya. Berpatokan saja pada harga barang sejenis di Indonesia. Sedangkan di mall, harga-harga barang umumnya jauh lebih mahal, apalagi jika di-kurs ke rupiah. Wah, jatuhnya sangat mahal. Kalau tidak terpaksa sekali, lebih baik tidak membeli barang atau oleh-oleh di mall selama Anda berada di China.
Selain wisata belanja, pada tahun 2002 Beijing Lu pun menjadi lokasi ditemukannya situs bersejarah berupa gerbang kota dan penggal jalan kuno (ancient road) peninggalan Dinasti Ming (tahun 960 - 1912 M). Jalan kuno ini tampak terbuat dari susunan batu yang seharusnya sangat rapi untuk ukuran jamannya. Jalan kuno ini kini terletak sekitar 1 meter di bawah permukaan walking street, ditutup sedemikian rupa oleh konstruksi kolom-kolom besi dan kaca tebal agar terjaga kelestariannya.

Beberapa fragmen sisa ancient road yang tampak terlindung oleh penutup kaca dan konstruksi kolom-kolom baja. Pengunjung tinggal melongok saja ke bawah untuk melihatnya. Tampaknya ancient road ini telah tertimbun oleh lumpur saat Pearl River (Zhu Jiang) yang membelah kota Guangzhou meluap.

Prasasti ancient road
Untuk berwisata kuliner, sebagai seorang muslim kami tetap harus ekstra hati-hati di sini. Sayang juga sih, karena kami tidak bisa menikmati hidangan bebek Peking yang terkenal di sini. So, menu-menu seafood dan sayur-mayur tetap menjadi andalan, karena hanya inilah praktis menu yang dapat kami konsumsi.


Menemukan muslim restaurant bagaikan berjumpa harta karun di sini. Dan ketika singgah di restoran halal yang biasanya dikelola oleh Chinese muslim dari provinsi Xinjiang atau Qinghai, barulah kami dapat bersantap dengan lebih tenang...
Muslim restaurant (kiri), dan kedai juice Huilaushan yang terkenal di sebuah pertokoan dekat ancient road (kanan)

 Minuman sari kedele yang ternyata sama dengan sari kedele lokal (kiri); dan pemandangan saat gerimis ke luar jendela lantai 2 Restoran Huilaushan yang kami temukan di seputaran Beijing Lu (kanan)

Urusan penginapan pun tidak sulit kiranya. Kami selalu memilih Guangzhou Hotel (disebut pula Canton Hotel) yang berada tepat di jantung Beijing Lu. Hotel ini sangat layak untuk dijadikan tempat menginap selama menjelajahi kota Guangzhou. Room rate-nya pun tidak terlalu tinggi untuk kamar dengan kualitas dan reputasi Canton Hotel (ketika itu RMB 360/malam atau sekitar Rp. 550.000).
 Interior kamar di Canton Hotel (kiri), dan pemandangan kota di luar jendela lantai 23 hotel tempat kami menginap (kanan)

 Rute evakuasi keadaan darurat yang ditempel di bagian dalam pintu kamar dan untungnya berbahasa Inggris pula (kiri), dan suasana kamar mandi (kanan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar