Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Kamis, 17 November 2011

Bahan Keramik dalam Kehidupan Sehari-Hari (Ceramics Material in Our Daily Life)

Sejak mem-posting artikel mengenai lapisan keramik Doublepan Vienta yang kami gunakan di dapur Pondok Dahar Lauk Jogja, ada saja rekan yang iseng bertanya tentang lapisan keramik, atau setidaknya secara umum mengenai keramik : "Mbak, keramik itu sebenarnya apa sih?"
Ugh... mungkin karena kami dulu pernah mengambil pendidikan kimia, ya, sehingga rekan-rekan tersebut bertanya tentang hal berbau kimia begini kepada kami. 
Well, despite latar belakang pendidikan kimia, kami rasa informasi mengenai hal ini memang bermanfaat bagi banyak orang sehingga akhirnya kami mem-posting-nya juga di blog ini.

Keramik berasal dari kata dalam bahasa Yunani keramikos yang berarti 'benda yang telah dibakar'. Kata ini secara lugas mengindikasikan proses pembuatan keramik melalui pemanasan hingga temperatur tinggi yang biasa disebut firing.
Bagi masyarakat awam, istilah keramik akan segera diasosiasikan dengan piring atau peralatan makan, gerabah, aksesoris porselen, atau benda-benda rumah tangga sejenisnya. 'Keramik' jenis ini tidaklah digolongkan ke dalam kategori 'bahan keramik teknik' (engineering ceramics). Kebanyakan benda-benda 'keramik non teknik' ini dibuat dari tanah liat (clay). Tanah liat adalah bahan campuran anorganik yang sangat kompleks, yang molekul-molekuk penyusunnya disatukan oleh ikatan van der Waals (gaya tarik elektrostatik antara atom-atom netral atau molekul-molekuk yang saling berdekatan) yang relatif lemah.
Dalam dunia teknik/rekayasa, 'keramik' yang dimaksud adalah 'bahan keramik teknik'. Di sini, bahan keramik disusun oleh molekul-molekul yang tersusun atas atom-atom logam dan non logam, yang disatukan oleh ikatan atom, ion, atau kovalen yang amat kuat. Salah satu contoh 'bahan keramik teknik' adalah lapisan keramik Doublepan Vienta yang kami gunakan. Jadi kategori engineering ceramics memang amat berbeda secara kimiawi dengan kategori keramik pertama ('keramik non teknik'). 
Dewasa ini setidaknya dikenal 8 jenis material engineering ceramics utama yang jika diurutkan berdasarkan kekuatan menahan beban lentur/tekuk tertinggi hingga terendah adalah : titanium karbida (TiC), aluminium oksida (Al2O3), berilium okida (BeO), silikon karbida (SiC), magnesium oksida (MgO), spinel (MgAl2O4), silikat, dan kaca.
Lho, kaca? Demikian mungkin pertanyaan yang melintas di benak Anda. Ya, kaca pun sebenarnya merupakan material keramik mengingat proses pembuatannya yang tetap konsisten dengan pengertian keramikos di atas : pasir silikat yang dipanaskan menjadi material transparan yang kita kenal sebagai kaca. Bahkan kaca adalah bahan keramik yang dewasa ini paling luas digunakan oleh manusia. 
Ditinjau dari sifat kristalnya, keramik dibagi menjadi 2 golongan besar yaitu keramik kristalin dan nonkristalin.
Kaca adalah contoh keramik nonkristalin yang terbentuk dari silikat dengan campuran oksida-oksida lain seperti kalsium oksida (CaO, biasa disebut lime), natrium oksida (Na2O, biasa disebut soda), kalium oksida (K2O), atau aluminium oksida. Campuran oksida-oksida ini menentukan sifat dan warna produk kaca yang disusunnya.


Dalam penggunaan sehari-hari, sifat mekanik yang paling menguntungkan dari material keramik adalah kekerasannya. Bahkan kenyatannya, material-material paling keras yang hingga saat ini dikenal manusia adalah keramik : intan (C/karbon), boron karbida (B4C), silikon karbida, tungsten karbida (WC), aluminium oksida, dan quartz (SiO2). Bahan-bahan ini biasa digunakan sebagai material abrasif seperti batu gerinda atau amplas.
Sifat unggulan lain dari keramik adalah kestabilannya terhadap lingkungan (dalam artian tidak bereaksi/terkorosi). Hal ini jauh berbeda dengan logam pada umumnya (misalnya besi) yang amat reaktif dalam arti terkorosi oleh adanya elektrolit di sekitarnya membentuk oksida besi (Fe2O3 atau Fe3O4). Well, hal ini disebabkan keramik dari sononya memang sudah ada dalam bentuk senyawa yang sudah 'terkorosi' (dalam arti telah teroksidasi menjadi oksida, seperti aluminium oksida atau magnesium oksida). Cukup jelas kiranya bahwa karena sudah ada dalam bentuk oksida atau karbida, material keramik sudah tidak lagi mengalamai reaksi lebih lanjut dengan lingkungan. Keramik sangat inert (tidak reaktif), tidak menyerap atau dilarutkan oleh cairan pelarut, serta tahan panas. 
Hal-hal ini menyebabkan keramik sangat sesuai untuk digunakan sebagai pelapis alat masak yang dalam penggunannya tak bisa lepas dari pemanasan, bahan-bahan kimia seperti asam atau cuka, serta benturan/goresan spatula masak atau pisau.

Semoga bermanfaat dan keep visiting our blog...

Senin, 14 November 2011

Apa Beda Minyak dan Lemak? (What's the Difference Between Oil and Fat?)

Berkutat dengan dunia kuliner, mau tak mau kami harus akrab dengan minyak goreng. Nah, belum lama, seorang teman lama nyeletuk : "Mbak, tahu nggak sih bedanya minyak dan lemak?" Berkerut dahi sesaat sebelum akhirnya kami menggeleng. Setahu saya selama ini sih minyak itu adalah hasil dari tumbuhan/nabati, sedangkan lemak bersifat hewani. Tetapi apakah pengertian kami selama ini tersebut benar?
Well, daripada terus bertanya-tanya, kami mencari tahu di website dan berhasil menemukan beberapa informasi yang insyaallah juga bermanfaat bagi pembaca semua. Check this out...

Minyak memiliki pengertian yang amat luas. Meliputi senyawa fluida berwujud cairan kental (viscous liquid) pada temperatur kamar (sekitar 30 derajat C) yang tidak larut oleh air. Dilihat dari sumbernya minyak terbagi 2 golongan besar yaitu minyak bumi (petroleum) dan minyak dari makhluk hidup (lipida). Kategori lipida-lah yang baru kemudian digolongkan lagi menjadi minyak nabati (vegetable oil); dan minyak hewani (animal oil) yang lebih populer dengan sebutan lemak (fat) karena umumnya berfasa padat pada temperatur kamar. Nah, berarti pengertian kami selama ini tidak sepenuhnya tepat ditinjau dari ilmu yang sebenarnya.

Lebih lanjut, lipida bersama karbohidrat, protein, dan asam nukleat membentuk 4 komponen yang ditemukan pada setiap makhluk hidup. Lipida dibagi lagi menjadi 6 golongan berdasarkan senyawa kimia penyusunnya yaitu asam lemak bebas, gliserida, sterol, wax, glikolipid-fosfolipid-sfingolipid, vitamin, serta hidrokarbon.

Berikutnya, minyak goreng yang selama ini kami gunakan di dapur Pondok Dahar Lauk Jogja merupakan bagian dari minyak nabati yang digunakan untuk makanan (edible oil) yang meliputi minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kanola, minyak jagung, dsb. Kelompok minyak nabati kedua merupakan minyak yang bukan dipakai untuk makanan (non edible oil) seperti minyak kayu putih dan minyak jarak.

Lebih dalam lagi mengupas minyak goreng, ternyata meinyak goreng merupakan hasil akhir dari proses pemurnian (edible oil refinery) yang umumnya terdiri dari banyak jenis senyawa trigliserida. Trigliserida sendiri terdiri dari 3 jenis asam lemak yaitu asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh, dan asam lemak trans. Jumlah kandungan asam lemak inilah yang dijadikan tolok ukur sifat minyak goreng.

Minyak kelapa memiliki komposisi dengan jumlah asam lemak jenuh dominan (hingga 92%), sedangkan minyak kelapa sawit lebih berimbang. Minyak kedelai sebaliknya didominasi oleh asam lemak tak jenuh (hingga 80%). Kandungan asam lemak jenuh yang tinggi membuat minyak kelapa dan kelapa sawit lebih stabil dan tak mudah teroksidasi pada temperatur masak yang tinggi dibanding minyak kedelai. Asam lemak trans (trans fatty acid) yang merupakan hasil oksidasi asam lemak tak jenuh pada temperatur tinggi ditengarai berbahaya bagi kesehatan karena sifat karsinogen-nya. Contoh minyak goreng dengan kandungan asam lemak trans tinggi adalah minyak jelantah (minyak goreng yang telah dipakai berkali-kali hingga berwarna hitam). Memasak dengan minyak jelantah tentu tak baik bagi kesehatan. Sampai saat ini memang belum bisa dicapai kondisi asam lemak trans 0 %. Maksimal yang dapat dilakukan adalah meminimumkannya hingga batas yang diyakini masih aman bagi kesehatan manusia.

Sedikit tentang minyak hewani, umumnya  minyak hewani meliputi lemak susu (milk fat), lemak babi (rendered fat atau lard) dan minyak ikan (fish oil). Lemak susu seperti susu kaleng atau keju berasal dari susu sapi atau sejenisnya. Lemak babi mulai ditinggalkan karena kandungan asam lemak tak jenuh yang tinggi yang mudah berubah menjadi asam lemak trans. Golongan minyak ikan sangat direkomendasikan karena kaya asam omega 3 (EPA dan DHA). Namun tentunya golongan minyak hewani tidak digunakan secara luas sebagai minyak goreng.

Semoga bermanfaat & keep visiting our blog...

Jumat, 11 November 2011

Standarisasi CNG (compressed natural gas) di Indonesia (Indonesian CNG Standardization)

Sebagai saudara 'dekat' LPG yang biasa kami gunakan di dapur Pondok Dahar Lauk Jogja, CNG atau yang populer disebut 'gas kota/gas pipa' untuk kebutuhan memasak rumah tangga ternyata digunakan pula di sektor otomotif dengan sebutan BBG (bahan bakar gas). Salah satu pengguna utama BBG tentunya Bus Transjakarta yang mesinnya menggunakan murni BBG. Lho, memang ada yang 'tidak murni menggunakan BBG'? Ya, ada. Saat ini ada pula kendaraan bermotor yang dapat menggunakan baik BBG maupun BBM biasa dengan alat converter bahan bakar khusus yang dapat dipasangkan pada kendaraan.
Cukup menarik mencermati keluhan seorang rekan di Transjakarta terkait kualitas BBG yang diisikan ke bus-bus Transjakarta : "kandungan airnya masih cukup tinggi." Menurutnya, sekitar 6 bulan sekali, tangki BBG harus dikuras untuk mengeluarkan air dari dalamnya (akan terkumpul sekitar 600 ml cairan yang merupakan campuran oli dan air setiap 6 bulan), padahal pabrikan bus Transjakarta di Korea menjamin tangki BBG bus mereka tak perlu dikuras dalam waktu hingga 10 tahun. Bisa jadi karena di negara asalnya kandungan uap air dalam CNG sudah sangat rendah.
 Bus Transjakarta dan Salah Satu Halte Bus Transjakarta di Jl. Gatot Subroto, Jakarta

Tampaknya memang kandungan uap air dalam CNG merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan bersama. Jika kita menilik SK Dirjen Migas tentang CNG, kadar uap air dibatasi maksimum 3,0 lb/mmscf. Sementara menurut pengakuan Stasiun Pengisian BBG (SPBG), aktual kadar uap air masih sekitar 7,0 ~ 10,0 lb/mmscf. Penggunaan heater memang dapat mengurangi kadar air, namun jika kadar air CNG dari kilangnya memang cukup tinggi, setelah melewati heater pun kadar uap airnya masih di atas standar SK Dirjen Migas. Hal ini masih menjadi topik hangat diskusi dalam upaya standarisasi CNG.
Masalah kedua yang juga cukup alot dibahas adalah odorisasi CNG (pemberian zat pembau seperti pada LPG). Bau merupakan indikator awal adanya kebocoran gas yang amat penting agar manusia segera waspada. Tanpa bau, dikhawatirkan kebocoran akan terus terjadi sehingga kadar CNG di dalam ruangan atau kabin mobil terus naik ke level berbahaya. Namun, pemberian zat pembau pada CNG ternyata sedikit berbeda dengan LPG karena tekanan kerja CNG jauh lebih tinggi dari LPG yang ditengarai membuat zat pembau tak dapat berfungsi optimum. Hal ini pun masih harus diputuskan dalam standarisasi CNG.
Kami mengharapkan semoga proses standarisasi CNG dapat berlangsung dengan baik dan efektif untuk keselamatan seluruh pihak terkait CNG.

Selasa, 08 November 2011

Tanda Bahwa Api Kompor Gas Tidak Normal (Indications of Gas Stove's Non-Ideal Flame Condition)

Di dapur Pondok Dahar Lauk Jogja, kami selalu berupaya memastikan bahwa api pada kompor gas yang kami gunakan berwarna biru terang sebagai penanda bahwa pembakaran berlangsung dengan ideal. Api biru memastikan bahwa konsumsi LPG tidak boros, dasar panci yang dipakai bebas jelaga, serta memasak pun berlangsung dengan cukup cepat.
Nah, jika ada kondisi api ideal, tentu ada pula kondisi api tidak ideal. Bagaimana kondisi api tidak ideal itu?

Kemungkinan pertama adalah kondisi kurang oksigen, atau terlalu banyak LPG. Api pada kondisi ini akan cenderung memerah serta menimbulkan jelaga pada dasar panci masak. Segera atur/putar damper (pengatur jumlah campuran oksigen pada kompor gas) Anda agar campuran oksigennya bertambah, dan api menjadi biru kembali. Foto di bawah menunjukkan kondisi api yang memerah (sebenarnya hanya ujung-ujung inti apinya saja yang memerah, sementara lidah api tetap biru).
Kondisi lingkungan yang berdebu pun dapat pula menyebabkan api merah, tetapi merahnya sangat berbeda dengan kondisi kekurangan kadar oksigen. Pada kasus ini, api sebenarnya biru/ideal, namun lidah apinya tampak merah akibat terbakarnya partikel debu di sekitar tungku kompor gas. Hindari mengutak-atik damper karena yang seharusnya Anda lakukan hanyalah menunggu beberapa saat sampai debu menghilang - atau sebisanya segera hilangkan sumber debu -  dan api kembali tampak biru ideal. Hal ini ditunjukkan oleh foto di bawah :

Kondisi tidak ideal kedua tentunya adalah terlalu banyak campuran oksigen atau kekurangan kadar LPG. Situasi ini menyebabkan api cenderung terbang/mengangkat (lifted flame). Kondisi akibat banyaknya campuran oksigen yang menyebabkan tekanan api naik ini berbahaya karena api lebih mudah padam sementara LPG masih tetap keluar dari regulator. Cukup jelas bahwa akumulasi LPG yang terus keluar namun tidak terbakar ini sama artinya dengan kebocoran LPG. Segera atur/putar damper ke arah berlawanan dengan arah jika terjadi kondisi kurang oksigen di atas untuk mengurangi kadar oksigen sampai api benar-benar biru kembali. Kondisi api terbang (tampak pada bagian kanan atas tungku) ditunjukkan oleh foto di bawah :

Letak dan arah putaran damper tiap merek/jenis kompor gas mungkin berbeda. Namun pada umumnya damper selalu terletak di mulut saluran masuk LPG pada burner/tungku, di bagian bawah kompor gas. Bacalah kembali manual kompor gas Anda untuk memastikannya karena hal ini sangat penting untuk diketahui.


Cukup jelas bukan, apa yang harus dilakukan jika api pada kompor gas Anda tampak tidak normal?

Apakah Anda Tahu Apa Asal Kata Nama-Nama Jurusan Perguruan Tinggi?

Asal Kata Nama-Nama Jurusan Perguruan Tinggi


Agronomi : agronomy (pertama muncul pada awal abad ke-19), diambil dari istilah Perancis agronomie, berakar pada bahasa Yunani agros (tanah) + nomos (ilmu).
Akuntansi : accounting (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari istilah Perancis aconte, berakar pada bahasa Latin computare yang berarti ‘menjumlahkan atau mengumpulkan bersama-sama’.

Anggrek latex 2 tangkai vas kayu 12cm, detil klik di sini...
Antropologi : anthropology, diambil dari bahasa Yunani anthrōpos  (manusia) + logos (ilmu).  
Arkeologi : archaeology, diambil dari istilah Yunani arkhaios (kuno) + logos (ilmu). 
Arsitektur : architecture (pertama muncul pada pertengahan abad ke-16), berasal dari kata Latin architectus, berakar pada kata Yunani arkhitektōn yang berarti ’pemimpin pembangun’. Tektōn sendiri berarti ‘pembangun’.

Astronomi : astronomy (pertama muncul pada abad ke-13), diambil dari istilah Yunani astro (bintang) + nemein (mengatur) atau secara harfiah berarti ‘mengatur bintang’. 
Biologi :  biology (pertama muncul pada abad ke-19), diambil dari istilah Perancis biologie, berakar dari bahasa Yunani bios (hidup)+ logos (ilmu) yang berarti ‘ilmu hayat’. 
Biokimia : biochemistry, berasal dari gabungan kata Yunani bios (hidup) + khēmeia (kimia). 
Desain :  design (pertama muncul pada akhir abad ke-18), diambil dari istilah Latin designare yang berarti ‘menandai’, berakar pada kata signum (tanda). 
Kedokteran : doctor (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari istilah Perancis doctour, berasal dari bahasa latin doctor yang berarti ‘guru’. Jika ditinjau dari pengertian Kedokteran saat ini, istilah Latin medicus sebenarnya lebih tepat karena berarti ‘tabib’. 
Kedokteran Gigi :  dentistry (pertama muncul pada pertengahan abad ke-18), diambil dari istilah Perancis dentiste, berakar pada kata awalan bahasa Latin dent- yang berarti ‘gigi’. 
Kedokteran Hewan : veterinary (pertama muncul pada akhir abad ke-18), diambil dari istilah Latin veterinus  yang berarti ‘berkaitan dengan ternak’. 
Ekonomi : economics (pertama muncul pada abad ke-15), diambil dari istilah Yunani oikos  (rumah) + nemein (mengatur) atau secara harfiah berarti berarti ‘mengatur rumah’.
Teknik Elektro : electrical engineering (pertama muncul pada pertengahan abad ke-17), diambil dari istilah Latin electricus, berakar pada kata Yunani ēlektron yang berarti ’batu amber’. Batu amber terbentuk dari getah pepohonan konifer purba yang memfosil, bersifat tembus pandang dengan warna kekuningan hingga coklat muda, yang pada abad ke-17 banyak digunakan untuk membuat perhiasan. 
Farmasi : pharmacy (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari istilah Perancis farmacie, berakar pada kata Yunani pharmakeia yang berarti ‘penggunaan obat-obatan’ dengan kata dasar pharmakon (obat). 
Fisika : physics  (pertama muncul pada abad ke-15), diambil dari sitilah Latin physica, berakar pada bahasa Yunani phusikos yang berarti ‘alam’. 
Teknik Geodesi : geodesy (pertama muncul pada akhir abad ke-16), berasal dari kata Yunani geōdaisia yang berarti geō (bumi) + daiein (membagi) atau ‘pembagian bumi’. 
Geofisika : geophysics, diambil dari istilah Yunani geō (bumi) + phusikos (alam). 
Geografi : geography (pertama muncul pada abad ke-15), diambil dari istilah Yunani geō (bumi) + graphia (catatan) atau ‘deskripsi tentang bumi’. 
Teknik Geologi : geology (pertama muncul pada pertengahan abad ke-18), berasal dari kata Latin geologia, berakar dari kata Yunani geō (bumi) + logos (ilmu) atau ‘ilmu tentang bumi’.
Ilmu Gizi : nutrition (pertama muncul pada pertengahan abad ke-17), diambil dari istilah Latin nutrire yang berarti ‘memberi makan’.
Hortikultura : horticulture (pertama muncul pada akhir abad ke-17), diambil dari istilah Latin hortus (taman) + cultura (penanaman).
Hukum : law (pertama muncul pada awal abad ke-12), diambil dari istilah Skandinavia lög, berakar dari bahasa Jerman prasejarah lag yang berarti ‘meletakkan’. 
Kehutanan : forestry (pertama muncul pada abad ke-13), diambil dari istilah Latin Latin forestis, berakar pada kata foris yang berarti ‘di luar’. 
Teknik Industri : industrial engineering (pertama muncul pada abad ke-15), diambil dari istilah Perancis kuno industrie, dari terminologi Latin industrius yang berarti ‘rajin’. Namun jika ditinjau secara harfiah, industrius adalah in (dalam) + struus (bangunan). 
Teknik Informatika : informatics engineering (pertama muncul pada pertengahan abad ke-20), diambil dari kata information versi Rusia informatika yang berarti ‘informasi’. 

Anggrek kain dlx 4 tgk vas kayu 20cm, detil klik di sini...
Instrumentasi : instrumentation (pertama muncul pada abad ke-13), diambil dari istilah Latin instruere yang berarti ‘mempersiapkan’.
Teknik Perkapalan  : nautical engineering (pertama muncul pada pertengahan abad ke-16), diambil dari istilah Yunani nautikos – dari kata nautēs (pengendara/pelaut) – berakar pada kata naus  yang berarti ‘kapal’.
Kartografi : cartography (pertama muncul pada pertengahan abad ke-19), diambil dari istilah Perancis carte (peta) + graphein (penulisan). 
Kimia : chemistry / chemical (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari sitilah Perancis alquemie, berasal dari kata Latin abad pertengahan alchimia, berasal dari bahasa Arab al-kīmiyā, berakar dari bahasa Yunani khēmeia yang berarti ‘kimia’. 

Komputer : computer (pertama muncul pada awal abad ke-17), diambil dari istilah Latin computare yang berarti ‘mengumpulkan bersama-sama’.
Komunikasi : communication (pertama muncul pada abad ke-13), diambil dari istilah Latin communicare yang berarti ‘berbagi’. 
Konseling : counseling (pertama muncul pada abad ke-12), diambil dari istilah Perancis conseil , berasal dari bahasa Latin consulere yang berarti ‘mencari nasihat’. 
Konservasi Sumberdaya Hutan : conservation (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari istilah Latin conservare yang berarti ‘melestarikan’. 
Lanskap : landscape (pertama muncul pada akhir abad ke-16), merupakan peng-Inggrisan istilah Belanda landschap yang berarti ‘kondisi menjadi daratan’. 
Kelautan : oceanology (pertama muncul pada abad ke-13), diambil dari istilah Latin oceanus, berakar dari bahasa Yunani ōkeanos  yang merupakan nama samudera yang mengelilingi piringan bumi saat manusia masih menganggap bumi berbentuk piringan datar dengan tepi-tepi berupa jurang dalam. 
Teknik Lingkungan : environment engineering (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari istilah Perancis environer  yang berarti ‘membuat lingkaran’. 

Manajemen : management (pertama muncul pada pertengahan abad ke-16), diambil dari istilah Italia maneggiare yang berarti ‘melatih kuda’, berakar pada kata Latin manus yang berarti ‘tangan’. 
Matematika : mathematics (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari istilah Perancis mathématique, dari bahasa Latin mathematicus , berakar pada kata Yunani mathēmat  yang berarti ‘sesuatu yang dipelajari’. 
Teknik Material : material engineering (pertama muncul pada abad ke-12), diambil dari istilah Perancis matériel, berasal dari bentukan Latin materia yang berarti ‘kayu/bahan’.
Teknik Mesin : mechanical engineering (pertama muncul pada pertengahan abad ke-16), diambil dari istilah Perancis mechanique, berakar pada kata Latin mechanicus, dan berasal dari kata Yunani mēkhanē yang berarti ‘alat’. 
Metalurgi : metallurgy (pertama muncul pada abad ke-13), diambil dari istilah Latin metallum, berakar pada bahasa Yunani metallon yang berarti ‘logam’. 
Meteorologi : meteorology (pertama muncul pada akhir abad ke-16), diambil dari istilah Latin meteorum, berakar pada kata Yunani meta (di atas) + aoros (tinggi) + logos (ilmu). 
Mikrobiologi : microbiology, diambil dari bahasa Yunani mikros (renik) + biologos (ilmu hayat). 
Teknik Perminyakan : petroleum engineering (pertama muncul pada abad ke-16), diambil dari istilah Latin abad pertengahan petra (cadas/karang) + oleum (minyak) atau secara harfiah berarti ‘minyak dari cadas’. 
Teknik Nuklir : nuclear engineering (pertama muncul pada pertengahan abad ke-19), diambil dari bahasa Latin nucleus yang berarti ‘inti’. 
Olahraga : sport (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari istilah Peransic kuno desport yang berarti ‘hiburan’.
Teknik Otomotif : automotive engineering (pertama muncul pada akhir abad ke-19), diambil dari bahasa Perancis auto (sendiri) + motive (bergerak). 
Keperawatan : nursery (pertama muncul pada abad ke-13), diambil dari istilah Perancis kuno norrice,  dari bahasa Latin nutricia, berakar pada kata Latin lain nutrix yang berarti ‘ibu susu’ (wanita yang menyusui dan merawat bayi wanita lain). 
Planologi : planology (pertama muncul pada akhir abad ke-17), diambil dari istilah Perancis yang berarti ‘perencanaan tapak’, berakar pada istilah Latin plantare yang secara harfiah bermakna ‘mendorong ke dalam tanah dengan sol sepatu’. 
Psikologi : psychology (pertama muncul pada abad ke-17), diambil dari istilah Yunani psukhein (bernafas) + logos (ilmu). 
Sastra : linguistics (pertama muncul pada akhir abad ke-16), diambil dari istilah Latin lingua yang berarti ‘lidah/bahasa’. 
Sejarah : history (pertama muncul pada abd ke-15), diambil dari istilah Yunani historia yang berarti ‘sejarah, pengetahuan, atau cerita’.
Seni : arts (pertama muncul pada abad ke13), diambil dari istilah Latin ars yang berarti ‘keahlian’. 
Silvikultur : silviculture (pertama muncul pada akhir abad ke-19), diambil dari istilah Latin silva (kayu) + cultura  (penanaman). 
Teknik Sipil : civil engineering (pertama muncul pada abad ke-14), berasal dari kata Latin civilis yang berarti ’masyarakat’. 
Sosiologi : sociology (pertama muncul pada pertengahan abad ke-19), diambil dari istilah Perancis sociologie, berakar pada kata Latin socius (kumpulan) yang dimodifikasi dengan akhiran Yunani logos (ilmu). Secara umum berarti ‘ilmu tentang kumpulan (manusia)’. 
Statistika : statistics (pertama muncul pada akhir abad ke-18), diambil dari istilah Jerman statistik, berakar pada bahasa Latin status yang berarti ‘keadaan’. Statistika sendiri didefinisikan sebagai studi atas data yang berkaitan dengan suatu keadaan. 
Teknik Pertambangan : mining engineering (pertama muncul pada abad ke-14), diambil dari kata Latin mina yang berarti ‘lubang’. Secara umum, pertambangan adalah kegiatan memindahkan mineral yang berguna dari perut bumi ke permukaan. 
Pertanian : agriculture (pertama muncul pada abad ke-15), diambil dari istilah Latin agros (tanah) + cultura (penanaman). 
Teknik Penerbangan : aeronautical engineering (pertama muncul pada akhir abad ke-18), diambil dari istilah Perancis aéronaute, berakar pada kata Yunani aéro (udara) + nautēs (pengendara/pelaut). 

Interesting? I believe... 



Namanya mahasiswa, joke pun seringkali diilmiah-ilmiahkan. Baru saja teringat lagi 2 dari banyak joke yang dulu sering saya dan rekan-rekan semasa kuliah ceritakan sekedar untuk hiburan. Well, here they are...

1. Mungkin vs Pasti
Sebatang besi bengkok tergeletak di tepi jalan. Beberapa mahasiswa yang pagi itu kebetulan melintas melihatnya, lalu berjongkok mengelilingi besi bengkok tadi.
“Besi ini mungkin potongan rangka mobil yang tabrakan di jalan ini 3 bulan lalu. Kita harus nyerahin besi ini untuk diteliti ke Profesor Metalurgi,” kata mahasiswa A.
“No… kayaknya sih ini senjata yang dipakai massa waktu ngeroyok maling yang ketangkep basah lagi nyolong ayam Pak Kost 3 bulan lalu. Kita mesti nyerahin besi ini untuk diteliti ke Profesor Hukum!” potong mahasiswa B.
“No, no… mungkin besi ini pecahan meteorit yang masuk ke atmosfer bumi 3 bulan lalu. Kita kudu nyerahin besi ini untuk diteliti ke Profesor Astronomi,” balas mahasiswa C.
Mahasiswa D tanpa berkata apa-apa mengambil potongan besi itu dan memberikannya pada seorang pemulung tua yang sedang beristirahat di keteduhan pohon tak jauh dari situ.
“Lho, kenapa dikasih ke pemulung itu?” protes A, B, dan C berbarengan.
“Besi ini mungkin memang potongan mobil yang tabrakan, bisa jadi senjata pengeroyok maling, atau barangkali juga pecahan meteorit. Semua MUNGKIN. Tapi yang PASTI, besi ini lebih berguna di tangan pemulung tua itu. Besi ini PASTI bisa dijual, jadi duit, dan berguna karena MUNGKIN ia punya anak yang belum makan pagi ini,” jawab mahasiswa D tadi dengan pasti.

2. Kerbau
Mahasiswa Hukum : Kenapa kamu nyamain oknum-oknum Wakil Rakyat yang nyuekin kemauan rakyat itu dengan kerbau?
Mahasiswa Biologi : Karena, meskipun secara fisik mereka beda, tapi spesiesnya berkerabat sangat dekat.
Mahasiswa Hukum : Maksud kamu????
Mahasiswa Biologi : Kerbau punya nama ilmiah Bos bubalus.
Mahasiswa Hukum : Lantas Wakil Rakyat model gitu apa????
Mahasiswa Biologi : Bos bebalus!

Mahasiswa Hukum : Emmm…. Kamu benar, kawan!

Keep visiting my blog.

Jumat, 04 November 2011

Taman Pintar Jogja (Jogja Educational Garden)

Jogja tidak hanya mengandalkan wisata seni, budaya, dan tradisi. Bagi kaum akademisi dan mereka yang tertarik pada dunia iptek, tersedia pula wahana Taman Pintar yang layak Anda kunjungi. 
Kompleks Taman Pintar Jogja terletak di pusat kota, tepatnya di Jl. Panembahan Senopati No. 1-3, dekat dengan lokasi strategis seperti Malioboro, Beringharjo, atau Kraton Jogja. Akses ke Taman Pintar sangat mudah. Taman Pintar ini berisi beragam wahana serta hal-hal menarik seputar dunia iptek yang layak Anda ketahui seperti fenomena cahaya, bunyi, magnet, pesawat, produksi bahan makanan, batik, hingga bagaimana mekanisme tsunami terjadi. Konsep yang diusung oleh Taman Pintar Jogja bukanlah konsep museum yang monoton, di mana pengunjung hanya dapat melihat-lihat koleksi museum, melainkan interaktif. Pertama karena pengunjung bebas menyentuh dan mencoba alat peraga terkait fenomena iptek yang ditunjukkan, dan kedua karena petugas Taman Pintar Jogja selalu siap menjawab pertanyaan dari pengunjung yang selalu aktif seperti Anda.
Well, ribuan kata mungkin tak dapat menjelaskan bagaimana sih keadaan sebenarnya Taman Pintar Jogja? We hope foto-foto di bawah dapat memberi ilustrasi yang lebih baik. Check them out...

Waktu operasional Taman Pintar Jogja dan harga tiket masuk :
Hari / jam buka : Selasa-Ahad / 09.00-16.00 (Senin tutup)

Harga tiket :
* ruang memorabilia, gedung oval, & gedung kotak (all in) : anak-anak di atas 3 thn Rp. 8000; dewasa Rp 15.000 
* bioskop 4D Rp 20.000

Patut pula disimak : 
Informasi mengenai taman pintar sejenis (Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan, Padalarang) dapat dibaca di sini.  

7 Salah Kaprah Seputar Penggunaan LPG

Sejak digulirkannya Program Konversi Minyak Tanah ke LPG pada tahun 2007, jumlah masyarakat pengguna LPG meningkat drastis dari sekitar 4 juta menjadi tak kurang dari 40 juta pada tahun 2010. Peningkatan sedrastis ini sayangnya belum dibarengi edukasi yang memadai ke pengguna awam sehingga bermunculan anggapan-anggapan keliru yang cenderung menyesatkan seputar penggunaan LPG. Minimal ada 7 salah kaprah besar yang perlu diluruskan agar persepsi masyarakat terhadap LPG kembali benar, sekaligus memperkecil resiko yang ada. Mari kita bahas bersama.

1.       Pintu dan seluruh ventilasi dapur harus dibuka lebar-lebar saat menggunakan LPG.
Memang benar bahwa membuka ventilasi mampu memperkecil resiko terakumulasinya LPG di dalam dapur jika terjadi kebocoran. Terbukanya ventilasi memungkinkan LPG yang bocor dari tabung segera terbawa angin ke luar dapur, atau setidaknya mengencerkan konsentrasi LPG di dalam dapur ke titik yang cukup rendah sehingga tak memungkinkan terjadinya pembakaran.
Tapi membuka ventilasi lebar-lebar pun seharusnya memperhatikan kondisi angin pada saat itu. Ketika angin berhembus kencang di luar dapur, ventilasi justru jangan dibuka lebar-lebar. Bukalah ventilasi secukupnya sehingga terjadi aliran udara yang tetap mampu mengencerkan konsentrasi LPG manakala ada kebocoran, namun angin kencang tidak justru menghembus api yang tengah menyala pada burner kompor gas hingga api mati.
Matinya api pada burner sementara knob kompor gas masih dalam kondisi terbuka sama artinya dengan membocorkan sejumlah besar LPG ke dalam dapur. Hal ini amat berbahaya. Hembusan angin bahkan lebih berpotensi mematikan api ketika tekanan LPG di dalam tabung sudah menurun (isi LPG hampir habis). Atau ketika api diset agar menyala kecil pada burner, meskipun isi LPG di dalam tabung masih penuh. Jadi, api besar lebih sulit dihembus oleh angin hingga padam.
So, yang benar : bukalah ventilasi dapur Anda, tetapi pastikan bahwa hal ini tidak malah mematikan api yang sedang menyala pada burner. Dan tak hanya angin dari luar dapur, menyalakan kipas angin di dapur pun harus berhati-hati agar juga tidak justru mematikan api.

2.       LPG yang baik adalah yang dicampur ‘pendingin’, dibuktikan oleh berembunnya dinding luar tabung.
Sesekali mungkin Anda pernah melihat tabung LPG yang sedang digunakan berembun dan terasa dingin saat disentuh. Anda pun berkeyakinan bahwa LPG yang sedang digunakan tersebut lebih baik, atau bahkan dicampur ‘pendingin’ yang mampu memperkecil potensi kebakaran.
Sebenarnya tidak begitu. LPG di Indonesia idealnya adalah campuran 70% butana (C4H10) dan 30% propana (C3H8). Tidak ada sama sekali zat aditif ‘pendingin’. Zat tambahan yang ada hanyalah pewangi (etil merkaptan) agar LPG memiliki bau khas dan mudah dideteksi manakala bocor, karena sebenarnya LPG tidak berbau. Embun yang terlihat menempel dan mendinginnya tabung adalah fenomena fisika biasa menyusul digunakannya LPG di dalam tabung tersebut.
Sesuai namanya, LPG (liquified petroleum gas) berarti ‘gas dari minyak bumi yang dicairkan’. LPG berfasa cair di dalam tabung harus berubah dulu ke fasa gas agar bisa bercampur dengan oksigen dari udara dan terbakar pada burner. Proses perubahan fasa dari cair ke gas membutuhkan energi. Nah, darimana lagi LPG menyerap energi selain dari tabung yang mengelilinginya? So, terjadi perpindahan energi dalam bentuk panas dari tabung ke LPG di dalamnya. Karena panasnya diserap, permukaan tabung pun mendingin. Ini yang dirasakan oleh tangan jika tabung disentuh. Proses transfer energi ini makin terasa jika Anda sedang memasak berat dalam waktu lama, karena sejumlah besar LPG harus berubah fasa dari cair ke gas, dan sejumlah besar energi pula diserap dari dinding tabung. Memasak ringan (di bawah 15 menit) biasanya belum mendinginkan dinding tabung secara signifikan.
Selanjutnya, udara di sekitar tabung yang bersentuhan dengan dinding tabung yang mendingin akan mengembun sebagaimana pengembunan yang terjadi pada permukaan luar gelas berisi air es/dingin. Jadi, sama sekali tidak ada zat aditif ‘pendingin’ dalam LPG sehingga kita tak perlu ngotot meminta tabung berisi LPG dengan zat pendingin saat akan menukar isi ulangnya ke agen.

3.       LPG di dalam tabung produksi Pertamina berbeda dengan LPG di dalam tabung merek lain (misalnya merek Blue Gaz atau My Gas), sehingga mencampur penggunaannya akan menimbulkan bahaya/ledakan.
Di Indonesia, LPG hanya diproduksi oleh Pertamina. Selanjutnya LPG yang sama tersebut dikemas oleh badan-badan usaha tertentu ke dalam tabung dengan merek yang belum tentu sama. Jadi, meski terkesan kandungan LPG di dalam tabung beberapa merek itu berbeda, sebenarnya bahan dasar LPG-nya sama saja. Konsekuensinya, kompor gas yang sama bisa saja digunakan dengan tabung Pertamina, Blue Gaz, atau My Gas secara berganti-ganti tanpa ada bahaya tertentu.
Perbedaan di antara beberapa merek di atas semata-mata adalah desain tabung/kemasan serta penanganan dan kontrol kualitas tabung saat diisi ulang di fasilitas SPPBL (Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk LPG) masing-masing badan usaha. Sementara LPG-nya tetap sama saja. Perbedaan penanganan ini juga menimbulkan anggapan adanya ‘zat anti ledak’ dalam LPG merek tertentu. Padahal keamanan penggunaan tersebut adalah hasil dari proses dan penanganan tabung yang baik. Zat anti ledak sama sekali tidak ada.

4.       Regulator yang longgar atau tidak mengunci dengan mantap ke katup tabung dapat ‘diakali’ dengan alat penekan regulator.
Belakangan memang marak penjualan alat penekan regulator berbentuk segitiga yang didesain agar mampu memperkuat kuncian regulator ke katup tabung. Rupanya para pengusaha yang jeli melihat peluang longgarnya kuncian regulator ke katup tabung segera membanjiri pasar dengan alat ini.
Sebenarnya, langkah paling bijaksana terkait anggapan ini adalah meniadakan kelonggaran pada kuncian regulator ke katup. Bukannya mengetahui dan membiarkan kuncian tersebut tetap longgar, lalu ‘mengakalinya’ agar meskipun kunciannya longgar tetapi regulator tidak goyang. Celah kebocoran sekecil apa pun tak boleh ditoleransi dalam hal penggunaan LPG.
Jika penyebab longgarnya kuncian tersebut adalah keausan pengunci yang ada di dalam regulator, resiko alat penekan segitiga ini cukup besar. Bila penyebab kelonggaran adalah cacat seal karet pada katup tabung, resikonya bahkan lebih besar lagi. Alat penekan segitiga ini hanya menahan posisi regulator agar tidak goyang, sementara kebocoran LPG tetap terjadi. Tetapi karena kita tak pernah tahu pasti sebab utama longgarnya kuncian regulator, lebih aman tidak mengakalinya sama sekali.
Semestinya pembeli segera mengembalikan ke agen tabung yang katupnya dicurigai rusak/cacat sehingga tak bisa dikunci dengan mantap oleh regulator. Atau jika memang regulatornya yang sudah aus/rusak, segera perbaiki bagian penguncinya. Lebih aman lagi segera menggantinya dengan regulator yang masih baik dan berkualitas.  

5.       Tabung yang telah melewati masa kadaluwarsa harus dimusnahkan/tidak bisa dipakai lagi.
Tabung LPG memiliki masa kadaluwarsa yang selalu diterakan pada tabung bersangkutan. Masa kadaluwarsa itu adalah 5 tahun setelah pengujian terakhir. Contohnya, tabung yang diuji pada bulan Juli 2010 memiliki masa pakai 5 tahun hiingga Juli 2015. Maka, ke tabung tersebut akan diterakan kode masa kadaluwarsa ’07-15’ (Juli 2015).
Anggapan ‘harus dimusnahkan’ ini tidak tepat karena sebenarnya : tabung yang mendekati masa kadaluwarsa harus diuji ulang/retest dan diurus kembali ijin edarnya oleh produsen sebelum dapat diedarkan kembali. Jadi bukan langsung dimusnahkan, tetapi diuji ulang. Tabung yang lulus serangkaian uji ulang dan telah mendapatkan ijin edar kembali berhak diedarkan lagi setelah sebelumnya diterakan kode masa kadaluwarsa baru, contohnya ’07-20’ (Juli 2020).
Disarankan memang agar selalu memilih tabung yang memiliki masa kadaluwarsa paling panjang karena artinya tabung tersebut baru saja diuji ulang dan dipastikan kelayakan/keamanan pakainya. 

6.       Gantungkan tabung LPG yang bocor di atas pohon setinggi-tingginya agar aman.
Bisa jadi hal ini dilakukan karena adanya anggapan bahwa LPG akan menguap dan terus naik ke angkasa jika bocor seperti balon gas. Padahal LPG sama sekali berbeda dengan ‘gas’ yang biasa diisikan ke dalam balon gas mainan anak. Jika ‘gas’ di dalam balon gas memiliki massa jenis lebih ringan dibanding udara, LPG sebaliknya bermassa jenis lebih berat. Jika ada kebocoran, LPG akan ditarik oleh gravitasi bumi ke bawah dan menempati dasar terbawah dari lantai dapur.
Demikian pula bila digantung di pohon. Setinggi apa pun itu, LPG tetap akan jatuh kembali ke tanah sehingga upaya ini tak banyak berguna. Apalagi jika di bawah pohon tinggi tersebut terdapat kegiatan masyarakat yang menimbulkan percikan api seperti melintasnya orang yang sedang merokok, memasak, atau bahkan ada orang yang sedang mengelas.
Sebaliknya meletakkan tabung LPG di dalam lubang/cekungan yang lebih rendah dari permukaan tanah juga tidak disarankan. LPG yang bocor akan terus terperangkap di dalam lubang/cekungan tadi karena tak bisa ke luar ke udara bebas.
Pilihan terbaik jika menemukan kebocoran pada tabung LPG adalah sebisa mungkin membawanya ke lapangan terbuka yang kosong, menunggu isi LPG di dalamnya habis, dan memastikan tidak ada percikan api di sekitar lapangan tersebut. Agen LPG dan pihak kompeten sebaiknya dihubungi. Lebih baik lagi jika Anda memiliki APAR (alat pemadam api ringan) untuk disiagakan tak jauh dari tabung yang bocor tersebut guna mengantisipasi kemungkinan keadaan darurat.

7.       Boleh menyalakan lampu (listrik) walaupun terdeteksi kebocoran LPG.
Semua orang memahami mengapa ada larangan memantik api jika mencium bau LPG, walaupun hanya untuk penerangan. Namun belum tentu untuk menyalakan lampu listrik. Penyebabnya, menyalakan lampu dipandang tidak menimbulkan pantikan api hingga dianggap tidak berbahaya.
Sebenarnya, saat meng-ON-kan saklar lampu, timbul lompatan elektron yang dapat menghasilkan percikan api manakala dua titik kontak konduktor listrik bersentuhan dan mengalirkan arus listrik. Meski memang lokasi percikan itu tersembunyi di balik saklar, potensi bahaya tetaplah ada. Sama saja kasusnya dengan memasangkan colokan listrik ke stop kontak yang biasa ada di dinding. Saat memasangkan colokan tersebut, sangat mungin timbul percikan api akibat lompatan elektron. Ini tak ada bedanya dengan menyalakan korek api.
Lampu penerangan yang dipasang di SPPBL berbeda dengan lampu biasa karena telah diselubungi sistem explosion proof. Sistem ini mencegah keluarnya percikan api ke lingkungan sarat LPG di dalam SPPBL sehingga aman dinyalakan.
Alat elektronika yang menggunakan baterai sebagai sumber tenaga pun sebenarnya menyimpan potensi bahaya serupa. Alat seperti HP atau kamera digital tetap berpotensi menimbulkan percikan api dari baterai saat baterai mengeluarkan energi untuk mengalirkan arus listrik. Karena itu, tiap SPPBL melarang digunakannya HP, kamera, atau alat elektronika lain di lingkungan rentan kontaminasi LPG ini. So, sama dengan kasus menyalakan lampu listrik, alat elektronika pun jangan diaktifkan jika terdeteksi kebocoran LPG.
Juga terkait anggapan bahwa gelombang elektromagnetik yang dihasilkan oleh sinyal HP berpotensi memicu pembakaran LPG, eksperimen menunjukkan bahwa gelombang tidak menghasilkan percikan pemicu kebakaran. Baterailah yang berpotensi menimbulkan percikan. Gelombang dari sinyal HP lebih dikhawatirkan mengganggu kinerja mesin-mesin digital di fasilitas SPPBL, atau juga pompa BBM di SPBU sehingga BBM yang dikeluarkannya tidak pas. 

                Nah, 7 salah kaprah besar seputar LPG telah habis kita bahas. Tentunya Anda telah lebih memahami dan mampu menerapkannya dalam penggunaan LPG sehari-hari agar resiko yang ada mampu ditekan sekecil mungkin. 
Semoga bermanfaat & keep visiting our blog...

Baca juga :
Artikel tentang tips penanganan tabung elpiji agar tidak 'bocor valve' klik di sini...

Kamis, 03 November 2011

Apakah LPG? (What is LPG?)

Sejak digulirkannya Program Konversi Minyak Tanah ke LPG pada tahun 2007 silam, kata LPG menjadi kian umum diucapkan oleh masyarakat. Namun apakah Anda sudah tahu apa sebenarnya LPG itu?
LPG merupakan singkatan dari liquified petroleum gas yang berarti gas dari minyak bumi yang telah dicairkan.
LPG dicairkan dengan cara memberinya tekanan tinggi sehingga volumenya menyusut menjadi hanya 1/180 dalam wujud cair, dan tidak membutuhkan wadah yang terlalu besar sehingga memudahkan proses penanganannya. 

LPG dapat terbentuk dari kombinasi gas hidrokarbon (HC) apa pun, selama diekstrak dari minyak atau gas bumi. Namun praktis hanya dibuat dari kombinasi propana (C3H8) dan butana (C4H10).

LPG, sebagaimana jenis-jenis bahan bakar lain, hanya terbakar jika ada 2 unsur lain yaitu oksigen (O2) dalam udara dan panas/temperatur tinggi (percikan api). Ketiga unsur ini membentuk 'segitiga api'.


Mengontrol unsur-unsur penyusun segitiga api adalah kunci untuk mengendalikan proses pembakaran LPG sehingga LPG tetap menjadi sahabat manusia.



Keunggulan LPG :
•Mudah terbakar, tidak memerlukan waktu start yang lama seperti kayu bakar atau briket batubara.
•Terbakar sempurna menghasilkan api biru yang bertemperatur tinggi dan memiliki energi pembakaran yang baik sehingga mempercepat proses memasak. 
•Api hasil pembakaran sempurna relatif bebas jelaga (karbon) sehingga peralatan masak tetap bersih, dan bebas CO pula sehingga tidak menyebabkan keracunan CO pada manusia. 
Hal-hal yang harus diperhatikan dari LPG :
  • Karena mudah terbakar, kondisi peralatan LPG harus diperiksa berkala agar kebocoran segera terdeteksi (oleh adanya aroma ethyl mercaptan) dan diperbaiki. 
  • Massa jenis LPG lebih berat dari udara sehingga LPG idealnya harus ditempatkan di dapur yang memiliki ventilasi memadai pada bagian bawah dinding dapur.
  • Tabung LPG harus selalu dalam posisi berdiri dan ditangani dengan baik (tidak dibanting-banting), demikian pula peralatan penyalur LPG terkait (kompr, regulator, dan selang).  
 a