Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Rabu, 18 September 2013

Bagaimana Instalasi Pemanas Air Gas yang Benar?

Pemanas air gas (gas water heater/GWH) saat ini telah menjadi kebutuhan penting bagi rumah tangga kota besar di Indonesia. Tak hanya kota-kota di daerah berhawa sejuk seperti Bandung atau Malang saja, warga kota-kota pesisir seperti Jakarta pun belakangan kian membutuhkan alat untuk mandi dengan air hangat ini mengingat kesibukan yang kian padat sehingga mayoritas penghuni kota besar harus berangkat kerja sebelum matahari terbit, dan baru pulang kembali ke rumah setelah malam. Praktis, mandi dengan air hangat menjadi kebutuhan penting bagi pola mandi seperti ini.
Di pasar, setidaknya beredar tiga kategori pemanas air yang dibedakan menurut sumber pemanasnya, yaitu tenaga matahari (solar WH), listrik (electric WH), dan gas (GWH). Masing-masing kategori memiliki plus-minus tersendiri :
  • matahari : sumber panas terbatas saat matahari bersinar terik (malam hari atau ketika mendung tentu proses pemanasan tidak berlangsung, sementara di saat inilah kebutuhan air hangat sangat tinggi), harga alat dan instalasi awal relatif tinggi, proses pemanasan air kurang cepat, tetapi biaya operasional (pemanasan air) praktis gratis.
  • listrik : membutuhkan daya listrik tinggi (1000-an watt), proses pemanasan air cepat, biaya operasional mengikuti kenaikan tarif PLN
  • gas : hasil pembakaran gas menghasilkan gas buang (CO) yang dalam kadar tertentu berpotensi membahayakan kesehatan, proses pemanasan air sangat cepat, biaya operasional mengikuti tarif LPG.
Contoh GWH tanpa cerobong gas buang
Dari ketiga kategori ini, pemanas air gas (GWH) memiliki karakteristik bahaya gas buang beracun yang sayangnya belum begitu dipahami oleh masyarakat. Logikanya, gas buang harus dibuang jauh-jauh dari kemungkinan terhirup oleh manusia lewat cerobong atau knalpot, persis seperti knalpot kendaraan bermotor. Tetapi faktanya, banyak pemilik GWH yang belum terlalu mengindahkan potensi bahaya ini dengan memasang GWH di dalam kamar mandi tanpa menginstal cerobong gas buangnya seperti foto di sebelah kiri.

Perhatikan bahwa di bagian atas GWH tersebut tidak dipasangkan cerobong pembuangan gas buang yang seharusnya ada. Sementara di bagian bawah, 3 saluran yang tersedia sudah terpasang dengan benar, yaitu : selang LPG masuk (kiri), selang air hangat keluar (tengah), dan selang air dingin masuk (kanan).
Memang, biasanya produsen GWH sudah memasang sticker peringatan bahwa GWH seharusnya tidak dipasang di dalam kamar mandi. Ini karena produsen memahami potensi bahayanya, serta tentunya ingin mengamankan produknya dengan telah mencantumkan peringatan bahaya. Namun demikian, pengguna yang mayoritas awam dengan potensi bahaya ini hampir semua tidak membaca peringatan ini, atau kalaupun membaca tentu merasa jengah dengan ketentuan memasang GWH di luar kamar mandi. Apakah mereka harus keluar kamar mandi tiap kali ingin mengatur tingkat kehangatan airnya? Tentu tidak praktis, bukan?

Potensi bahaya dari GWH tanpa cerobong gas buang ini adalah akibat akumulasi gas CO (karbon monoksida) di dalam kamar mandi. Kronologisnya begini :
  1. Saat GWH baru dinyalakan, konsentrasi oksigen (O2) di dalam kamar mandi yang tertutup masih cukup tinggi, sehingga pembakaran LPG masih berlangsung cukup ideal dengan gas buang berupa CO2 (karbon dioksida) yang tidak beracun.
  2. Setelah sekian lama dinyalakan, konsentrasi O2 di dalam kamar mandi yang tertutup terus menurun karena dipakai untuk membakar LPG serta pernapasan manusia yang sedang mandi tersebut, akibatnya pembakaran LPG berlangsung dalam keadaan kurang O2 (tidak sempurna), dan gas buang yang dihasilkan mulai bergeser ke CO (kecuali jika pengguna tadi mandi dalam keadaan pintu kamar mandi terbuka lebar sehingga kadar O2 di dalam kamar mandi tetap tinggi).
  3. Gas CO dikenal memiliki afinitas (kekuatan ikatan) terhadap hemoglobin (Hb) dalam darah sekitar 200 kali lebih kuat dibanding kekuatan ikatan Hb dengan O2. Akibatnya, kadar Hb-CO di dalam tubuh manusia meningkat, dan Hb-O2 turun. CO yang dibawa-bawa oleh darah ke seluruh organ tubuh manusia tentunya tidak dapat mendukung proses metabolisme yang justru membutuhkan O2. Akibatnya mudah ditebak, tubuh yang kekurangan O2 akan kehilangan keseimbangan, bahkan pada konsentrasi CO tinggi dapat menyebabkan kematian. Cukup banyak contoh kasus korban keracunan CO akibat penggunaan GWH tanpa cerobong gas buang.

Instalasi GWH yang benar adalah yang diperlihatkan oleh foto berikut :
Contoh GWH dengan cerobong ke atas
Contoh penempatan tabung gas di luar kamar mandi

Tampak bahwa cerobong gas buang sudah terpasang dengan benar, dan arah pembuangannya pun jauh ke atas plafon, di mana manusia tak mudah menghirupnya saat bernapas. Selain di buang ke plafon, gas buang dapat pula dibuang ke luar kamar mandi lewat tembok, tapi ini hanya berlaku untuk kamar mandi yang berbatasan langsung dengan udara bebas, tidak untuk kamar mandi di tengah rumah. Kamar mandi di tengah rumah harus memiliki pembuangan gas ke atas/plafon.
Contoh keran mix air panas-dingin
Dari foto instalasi GWH (kiri atas), tampak bahwa selang air hangat keluar masuk kembali ke pipa untuk pencampuran dengan air dingin lewat keran mix (seperti foto di kiri), tidak langsung ke shower. Sementara selang masuk LPG tampak dilewatkan melalui tembok ke arah luar kamar mandi dengan bantuan pipa pralon sebagai selongsongnya, ke tabung gas yang diletakkan di luar kamar mandi (di bawah wastafel). Tabung gas memang harus diletakkan di luar kamar mandi untuk meminimalkan resiko kebocoran LPG, serta menjaga kondisi tabung maupun regulator dari potensi kerusakan/pengerakan akibat siraman air. Untuk jenis kamar mandi kering, tabung gas masih dapat diletakkan di dalam kamar mandi, di daerah yang paling kecil kemungkinannya tersiram air.
Contoh GWH dengan cerobong siku ke belakang
Contoh foto instalasi GWH yang benar dengan arah cerobong gas buang ke luar lewat tembok adalah sbb. (foto sebelah kanan) :

Terlihat bahwa pipa cerobong berbentuk siku langsung mengarahkan gas buang ke udara bebas di luar kamar mandi. Hal ini sudah tepat dan aman bagi kesehatan.
Sementara tampak pula bahwa saluran ke luar air hangat adalah shower, air hangat langsung digunakan untuk mandi tanpa dicampur lagi dengan keran mix.

So, siap untuk memasang GWH dengan benar dan aman di dalam kamar mandi Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar