Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Jumat, 23 Agustus 2013

Film Flipped (2010) : You Never Forget Your First Love

Film drama romantis Flipped (release 6 Agustus 2010) tak melulu berkisah soal pangs of the first love antara Bryce Loski (diperankan oleh Callan McAuliffe) dan Julianna 'Juli' Baker (diperankan oleh Madeline Caroll) lewat teknik bertutur he said-she said-nya yang memikat, namun juga menghadirkan banyak insight yang berharga untuk kita cerna melalui dialog dan monolog kaya makna nyaris di sepanjang durasi film ini. Tak mengherankan memang, mengingat film Flipped diadaptasi dari novel tahun 2001 berjudul sama buah karya Wendellin van Draanen yang terkenal lewat kedalaman pemikirannya. Juga tak perlu bingung jika kita seolah mengalami deja vu saat menikmati film ini, karena satu adegan yang sama ada yang diangkat dua kali; masing-masing dari sudut pandang Bryce (he said) dan Juli (she said).

Film dibuka oleh adegan kepindahan keluarga Loski ke rumah barunya yang berada tepat di depan rumah Juli. Juli kecil yang ketika itu masih duduk di kelas 2 SD yang sedang berada di depan rumahnya beradu pandang dengan Bryce, bocah seusianya. Ada sesuatu di dalam mata biru Bryce kecil yang menarik bagi Juli kecil. Juli segera tahu itu adalah cinta, sementara Bryce, layaknya bocah 7 tahun, tidak terlalu yakin.
Ketika itu karena terpeleset, tanpa disengaja mereka bergandengan tangan. Hal sederhana yang oleh Juli ditanggapi dengan hati berbunga-bunga, sementara Bryce sayangnya tidak. Ia hanya ingin sesegera mungkin menghindar dari Juli.
Juli kecil : [berpikir] He  returned her feelings to me, but was just shy and embarrassed.
"I chased Bryce up the walkway, and that's when everything changed. You see, I caught up to him and grabbed his arm, trying to stop him so maybe we could play a little before he got trapped inside, and the next thing I know, he's holding my hand, looking right into my eyes. My heart stopped. It just stopped beating.... I almost got my first kiss that day. I'm sure of it."
Bryce kecil : There I was, holding hands with a strange girl. How did I get into this mess? All I ever wanted was for Juli Baker to leave me alone.

Sejak saat itu hingga 6 tahun sesudahnya, Bryce melakukan segala yang ia mampu untuk menjauh dari Juli, sementara Juli tak henti mengejarnya. Bryce merasa terindimidasi oleh ke-eksentrikan Juli yang sering mengintai rumahnya, mengajaknya bermain, mengikutinya di sekolah, dsb.
Setiap hari Bryce hanya memperhatikan Juli memanjat pohon sycamore (Platanus occidentalis) besar dekat rumah mereka dan juga halte bus sekolah, di mana Juli senang melihat pemandangan kota dari ketinggian. Juli terus berusaha mengajak Bryce duduk menemaninya di atas dahan pohon itu, selain berteriak memberitahu teman-temannya yang berada di halte bus tentang jarak bus itu dari posisi mereka berada. Bryce, tak ingin dicandai 'Bryce and Juli sitting in the tree' oleh teman-temannya, terus menolak. Bryce dan Juli terus tumbuh sejak pertemuan pertama di kelas 2 itu hingga mereka duduk di kelas 8, kelas yang sama, dengan berbagai kepedihan, rasa gembira, kecewa, dan tentunya berputarbaliknya hati seperti judul kisah ini sendiri : flipped.

Tak kurang dari kejadian ditebangnya pohon sycamore Juli oleh pemilik lahan, kasus telur-telur ayam Juli yang dibuang oleh Bryce karena keluarga Loski khawatir akan bakteri salmonela mengingat pekarangan rumah Juli yang selalu berantakan, campur tangan Chester 'Chet' Duncan (kakek Bryce dari ibunya, Patsy Loski ) yang mengagumi sosok Juli sebagai pengingat akan istrinya yang telah meninggal, peristiwa dengan paman Juli yang menderita keterbelakangan mental, kejadian undangan makan malam dari keluarga Loski pada keluarga Baker yang berjalan kurang hangat karena kekakuan ayah Bryce, memburuknya hubungan Bryce dan Juli setelah insiden basket boy di sekolah mereka, hingga akhirnya ending yang membuat kita tersenyum-senyum sendiri ketika semua seolah berputar balik : Bryce mati-matian mengejar Juli yang setelah 6 tahun berupaya mendapatkan perhatian Bryce akhirnya merasa lelah dan mulai berpikir bahwa Bryce memang bukan untuknya.... film ini sungguh layak dinikmati tak hanya oleh anak-anak, tapi juga orang dewasa yang tak ingin kehilangan kehangatan masa awal remaja.

Scene : proyek ilmiah 'menetaskan telur ayam' (kelas 5) dan masalah-masalah yang timbul karenanya
Juli memenangkan kompetisi proyek ilmiah di sekolahnya lewat pengamatan menetaskan telur ayam yang ia pelajari dari Mr. Richard Baker, ayahnya. Bahkan setelah menetas, 6 ekor anak ayam Juli tetap hidup hingga besar. Juli dengan telaten memelihara semua hingga ayam-ayamnya terus bertelur. Keluarga Juli mulai terus mengkonsumsi aneka hidangan dari telur hingga mereka bosan, dan memutuskan untuk membagi-bagikan telur-telur itu pada para tetangga, termasuk keluarga Loski. Hal ini yang tanpa disadari menimbulkan masalah antara Bryce dan Juli karena Bryce, khawatir dengan kecurigaan akan bakteri salmonela yang mungkin ada di dalam telur dari Juli, ternyata membuang telur-telur yang Juli berikan setiap hari selama hampir 2 tahun kepada keluarga Loski.
Juli :  How can anyone be so rude? How can anyone just take something from someone and throw it away without even thinking twice? I've been giving the Loskis eggs for a few years now only to find out Bryce has been throwing them out everyday of those years. I haven't hated someone this much in years. He hurt me so much. He told me his father was afraid they would get salmonella because our yard was such a mess. How can he say that to may face? I hate him. I hate his attitude.

Insight : Juli menanggapi alasan Bryce ini dengan semangat positif untuk membersihkan pekarangan rumahnya yang memang berantakan. Ayah Juli enggan merapikan pekarangan rumah yang ternyata bukanlah miliknya itu. Ia menyewa rumah tersebut dengan harapan 'ini hanya sementara'. Ternyata setelah 12 tahun keluarga Baker masih tetap tinggal di sana. Juli memandang kenyataan ini secara berbeda dengan ayahnya : meski fisik rumah itu (house) bukan milik mereka, tapi faktanya mereka tinggal di sana... maka itulah rumah mereka (home). Bukan pemilik rumah yang merasakan ketidakrapian pekarangan, tetapi keluarga Baker yang tinggal di sana.

Patut dipahami juga bahwa Mr. Baker, seorang pelukis, menghabiskan setiap sen uangnya untuk perawatan adiknya, David, yang menderita keterbelakangan mental di sebuah psychiatric ward. Mendandani rumah yang nota bene bukan miliknya rupanya bukan prioritas baginya. Pekarangan rumah yang berantakan ini membuat keluarga Baker sebagai 'easy target' bagi orang-orang yang tidak menyukai mereka.
Juli : I don’t care anymore, I don’t care if this house isn’t ours and this yard isn’t our responsibility, I live here and I’m going to make it look right. This afternoon I started fixing the yard and let me tell you it is one of the longest processes I’ve ever heard of. The only thing that kept me going was Bryce. I could hear his voice in my head saying “Because your backyard is like covered in turds! Look at your place Juli! Just look at it. It’s a complete drive!” 
I spent all afternoon plunging at bushes and raking out unwanted branches, pretending each branch was Bryce’s head. I got a surprise visit though, Chet, Bryce’s grandfather came around to give me a hand on the yard. At first it was pretty awkward but then I started to tell him about my life. He understood me; he understood what I was feeling. I think this is going to make a huge difference.


Bryce sebenarnya memperhatikan Juli dan Chet membersihkan pekarangan rumah Juli, bahkan membuat pagar. Ia ingin ikut membantu, namun terlalu takut untuk melakukannya. Ketika akhirnya pekarangan rumah Juli sudah jadi, ia menemui Juli dan memujinya. Namun saat itu Juli sebenarnya sudah mulai mempertanyakan perasaannya pada Bryce sehingga ia hanya menjawab seadanya. Termasuk ketika Bryce meminta maaf :

Bryce : Juli, I'm Sorry.
Juli : No, you're not. [dalam hati] Was he really sorry? Or was he just saying these things to make himself feel better?
Insight : Permintaan maaf seharusnya benar-benar keluar dengan tulus dari dalam hati untuk menghapuskan kesalahan kita pada orang lain dan memperbaiki hubungan dengannya, bukan sekedar untuk melepas beban kita.

Scene : ditebangnya pohon sycamore Juli (kelas 7)
Juli mengalami guncangan dan kekecewaan besar ketika pohon sycamore tua di dekat halte bus sekolah Jl. Collier yang selalu dinaikinya untuk menikmati pemandangan kota dari ketinggian ditebang oleh pemilik lahan, sementara Bryce sama sekali tak mau mendukungnya. Juli bertahan di atas pohon untuk mencegahnya ditebang, sampai ayahnya naik untuk membujuknya turun. Juli mengalami depresi setelah kejadian itu, karena ia mencintai pohon tua tadi yang memungkinkannya melihat dunia dengan cara berbeda : "Bryce, you should come up here, it's so beautiful!"
Ada beberapa insight yang dapat diambil dari sejumlah adegan dan dialog terkait kecintaan Juli pada pohon sycamore ini :

Juli : I think the tree looks particularly beautiful in this light, don't you?
Bryce : Well if by beautiful you mean unbelievably ugly, then yes, I would agree.
Juli : [naik ke bus sekolah] You're just visually challenged, and I feel sorry for you.
Insight : kadang suatu benda tidak mampu memperlihatkan keindahan sejatinya hanya dari luar/tampilan fisik. Lihatlah ke dalamnya, kita mungkin dapat menemukan inner beauty yang tersembunyi di sana.


Juli : The bus was three blocks away. I'd never missed school for any reason other than legitimate illness, but I knew in my heart that I was going to miss my ride. "You're going to have to cut me down!" I yelled. Then I had an idea. They'd never cut it down if all of us were in the tree. They'd have to listen! "Hey, guys!" I called to my classmates. "Get up here with me! They can't cut it down if we're all up here! Marcia! Tony! Bryce! C'mon, you guys, don't let them do this!"
Meski teman-temannya tak mau mengikuti ajakan Juli untuk sama-sama naik ke atas pohon agar pohon itu tak jadi ditebang, Juli seorang diri tetap bertahan di dahan tinggi. Hal yang menyebabkan dirinya menjadi headline surat kabar lokal kota itu.
Insight : Juli menunjukkan karakternya yang persisten, kuat untuk berpegang dan memperjuangkan hal yang ia yakini. Iron-backboned girl ini berupaya sekuatnya untuk mencegah pohon sycamore yang dicintainya ditebang.

Mr. Baker melukis pohon sycamore dan memberikannya pada Juli sebagai pengganti pohon yang telah ditebang tadi. Juli memajang lukisan itu di jendela kamarnya hingga ia selalu dapat melihat pohon sycamore-nya ketika terbangun di pagi hari.
Dalam salah satu scene yang memperlihatkan Richard sedang melukis, terjadi dialog yang menarik ketika Richard bertanya tentang Bryce pada Juli :
Richard Baker : What's going on with you and Bryce Loski?
Juli : What do you mean? Nothing.
Richard Baker : Uh, okay...
Juli : [setelah terdiam sejenak]  I guess it's something about his eyes or maybe his smile.
Richard Baker : And what about him?
Juli : What?
Richard Baker : You have to look at the whole landscape.
Juli : What does that mean?
Richard Baker : A painting is more than the sum of it's parts. A cow by itself is just a cow. A meadow by itself is just grass, flowers. And the sun picking through the trees, is just a beam of light. But you put them all together and it can be magic.
Insight : pandanglah seseorang sebagai kesatuan yang utuh, jangan hanya mata atau senyumnya yang menawan hati. Kualitas seseorang ditentukan tak hanya oleh kesempurnaan fisiknya (his eyes, his smile or whatsoever), tetapi terutama oleh keseluruhan sifat, perilaku, dan mindset-nya ('him').

Scene : dialog-dialog Chet dan Bryce
Saat duduk di kelas 7, kakek Bryce, Chet Duncan pindah ke rumah keluarga Loski. Chet berkenalan dengan Juli, dan segera menyadari bahwa Juli berbeda, spesial... tak mudah menemukan gadis sepertinya.
Chet terus memberitahu Bryce tentang pendapatnya ini dengan penuh harapan akan masa depan keduanya. Chet berkata bahwa Juli mengingatkannya pada istrinya yang telah meninggal.
Di sini jugalah keluar pernyataan Chet yang sangat fenomenal. Chet berkomentar mengenai Juli pada Bryce : Some of us get dipped in flat, some in satin, some in gloss... but every once in a while, you find someone who's iridescent. And when you do, nothing will ever compare.
(catatan : iridescent berarti pendar indah warna-warni/pelangi, seperti warna pelangi yang tampak pada permukaan gelembung sabun).
Insight : well... what else can I say... sepertinya sudah sangat jelas bahwa mungkin hanya satu kali dalam hidup kita menemukan seseorang yang berpendar layaknya pelangi di antara sejuta. Hal seperti itu tak bisa sengaja dicari... ia akan hadir sendiri. Dan ketika saat itu datang, jangan pernah lepaskan ia...


Juga dalam dialog lainnya :
Chet : You know, Bryce... once's character is set at an early age. I'd hate to see you swim out so far you can't swim back.
Bryce : Sir?
Chet : It's about honesty, son. Sometimes a little discomfort in the beginning... can save a whole lot of pain down the road.
Insight : bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian...

Scene : kunjungan Mr. Baker dan Juli ke Uncle David, dan kejadian-kejadian lain yang menjadi akibatnya
Pada adegan makan malam keluarga Baker yang awalnya hangat ketika kedua kakak Juli ber-acapela dan semua bertepuk tangan, kemudian Juli menyinggung tentang keinginannya untuk merapikan pekarangan rumah mereka karena Bryce menyinggungnya. Hal ini memicu perdebatan sengit antara kedua orang tua Juli di mana ayahnya tak ingin merapikan pekarangan yang 'bukan rumahnya' (baca : membutuhkan biaya), sementara ibunya membela Juli : "Richard, our daughter is suffering!"
Perdebatan ini juga menyinggung kesulitan ekonomi keluarga Baker karena Richard harus membayar biaya perawatan David, adiknya, yang menderita keterbelakangan mental, sementara ibu Juli harus ikut membanting tulang mengerjakan pekerjaan rumah tetangganya untuk hidup mereka. Juli menangis sedih. Namun ia kemudian meminta kepada ayahnya untuk ikut menengok Paman David.
Dalam perjalanan dengan truk ayahnya ke psychiatric ward Greehaven, Juli sempat berpikir : "Somehow the silence seemed to connect us in a way that words never could."
Insight : keheningan ketika dua orang saling diam kadang lebih mampu membuat keduanya terhubung manakala keduanya mencoba saling mengerti. Sebaliknya saat dua orang saling beradu mulut dalam kemarahan, meski keduanya berteriak namun kata-kata lawan bicara yang menggelegar seakan tak terdengar... ini karena hati keduanya sedang menjauh. Semakin kencang mereka berteriak, semakin jauh hati mereka, semakin tak terdengar pula kata-kata yang terpekik.

Kondisi paman David ini menjadi pergunjingan di kalangan tetangga dan teman-teman sekolah. Lewat sebuah rangkaian adegan menarik yang saling mempengaruhi, Juli sempat kian patah arang pada Bryce karena ia mendengar Bryce tak membela paman David ketika temannya, Garrett, menjelek-jelekkan pamannya di perpustakaan.

Rangkaian kejadian ini diawali ketika dalam pelajaran kimia, Dana Tressler, teman Juli, memergoki Bryce tak berkedip memandangi Juli yang sedang serius dengan tabung reaksinya.
Bryce : [menyadari Dana memergokinya] There was a... bee in her hair.
Dana : There's no bee. 

Dana kemudian memberitahu Juli mengenai hal ini yang mana membuat Juli tersenyum dan penasaran ingin mengetahui perasaan Bryce padanya.
Dana : I saw Bryce was staring at you in the class. But he said there was a bee in your hair.
Juli : What?
Dana : The only bee you're attracting is Bee-R-Y-C-E. I'm telling you, that boy is lost in love land.

Dana dan Juli lalu mengendap-endap ke perpustakaan di mana Bryce tengah berbicara dengan Garrett. Tanpa diketahui oleh keduanya, Dana dan Juli menguping pembicaraan mereka. Sayangnya ketika itu ternyata Garrett tengah menghina paman David. Meski Bryce tak menyukai hinaan Garrett, bahkan ia ingin men-slug Garrett, namun Bryce pun tak ingin kehilangan teman akrabnya itu sehingga ia hanya pura-pura tertawa mendengar kata-kata buruk tentang paman David. Juli yang tak mengetahui keadaan sebenarnya ini menanggapi apa yang didengarnya dengan amat marah : ia kecewa pada Bryce. Padahal setelah Juli pergi dari perpustakaan, Bryce mengucapkan :
Garrett : Are you freaking mental? Juli Baker... you hate her.
Bryce : That is what's weird because I don't think I do. I can't stop thinking about her.
Garrett : You got it bad, man...
(catatan : slug berarti memukul dengan keras, biasanya dengan tongkat)

Sejak kejadian diperpustakaan itu Juli mulai menyerah pada upayanya mendapatkan perhatian Bryce. Sebaliknya Bryce yang saat itu mulai menyadari bahwa Juli sangat spesial justru mencoba berbagai cara untuk mendekati Juli, persis layaknya Juli kecil pada Bryce. Flip terjadi di sini... semakin marah Juli dan semakin Juli mengabaikannya, semakin pula Bryce memperhatikan dan menyukai Juli, apalagi setelah Chet memberikannya koran lokal berisi berita ketika Juli memprotes penebangan pohon sycamore-nya. Bryce mulai melihat bahwa Juli sangat smart, bersemangat, dan iridescent, sebagaimana Chet memandang Juli. Untuk pertama kalinya Bryce tak dapat menghilangkan Juli dari pikirannya.
Bryce : And how am I going to make her listen to me? I'd scale that monster sycamore if I could. Right to the top. And I'd yell her name across the rooftops for the whole world to hear. And since you know what a tree-climbing weenie I am, I think it's pretty clear that I'm willing to do anything to get her to talk to me. Man, I'll dive after her into a chicken coop full of poop if that's what it takes. I'll ride my bike all the stinkin' way to school for the rest of eternity if it means being with her.

Scene : basket boy (kelas 8)
Klimaks konflik film ini terjadi pada acara basket boy untuk kegiatan amal, di mana siswi perempuan dapat mengajak makan siang siswa laki-laki berprestasi yang membawa keranjang berisi makanan dengan membayar sejumlah dana amal. Bryce membenci acara ini, namun tak dapat berbuat banyak ketika ia terpilih sebagai salah seorang basket boy, bahkan diperebutkan oleh Shelly dan Miranda, siswi-siswi paling cantik di sekolah mereka. Bryce tahu bahwa Juli membawa sejumlah uang ke lelang basket boy ini, dan ia hanya berharap satu hal : Juli akan 'membeli'-nya.
Juli pun tampaknya berniat menawar untuk Bryce. Namun sebelum tiba giliran Bryce ditawarkan untuk amal, Jon Trulock, salah seorang basket boy, tak mendapatkan satu pun penawaran dari para siswi. Juli merasa iba pada Jon. Juli berkata pada Darla yang duduk di sebelahnya :
Juli : But why isn't anyone biding on him? He's... he's so nice.
Darla : Exactly
Juli : [pada saat itulah aku sadar apa yang harus kulakukan] Ten dollars! [tiba-tiba saja tanganku sudah teracung]

Bryce menunduk kecewa mengetahui Juli menawar Jon. Juli pun tahu itu, ia merasa sedikit bersalah. Namun itulah Juli : ia tak ingin Jon malu karena tak laku pada basket boy itu.
Bryce akhirnya memecahkan rekor basket boys sepanjang masa ketika Shelly menawarnya $ 50. Ia pun terpaksa menemani Shelly makan siang. Namun Bryce tak merasa tenang : ia hanya ingin berbicara dengan Juli.
Bryce : [dalam hati] Here I was, having lunch with the hottest girl in school. But I was miserable, because less than 20 feet away from me was Juli - my Juli. She's laughing. What was she laughing about?

Ucapan Bryce ini benar-benar flipped dari kata hati Juli ketika pada awal kelas 7 ia menyaksikan Bryce yang saat itu masih berusaha menghindarinya pura-pura mendekati Shelly, dan bergandengan tangan melewatinya di dekat locker siwa.
Juli : [dalam hati] : And there she was, holding hands with Bryce - my Bryce. The one who was walking around with my first kiss. 

Mendadak Bryce berdiri dari mejanya, mendekati Juli, lalu mengajaknya menjauh. Bryce bertanya apakah Juli menyukai Jon. Juli menjawab tidak, namun tempak jelas bahwa Juli merasa terganggu oleh Bryce dan sedang tak ingin melakukan apa pun dengannya. Bryce meraih tangan Juli dan berusaha menciumnya. Juli yang sejak 6 tahun lalu sebenarnya menginginkan first kiss dari Bryce merasa saat dan tempatnya tidak tepat. Ia menghindar, lalu berlari. Juli terburu-buru mengendarai sepedanya pulang. Di rumah, ibunya berupaya menenangkannya. Atas kejadian yang disaksikan seluruh teman sekelasnya ini, Bryce diolok-olok oleh semua, termasuk Garrett. Saat itu Bryce memutuskan persahabatannya dengan Garrett.
Bryce : Leave me alone, Garrett.
Garrett : You get a date with the finest girl on campus, and you blow it for Juli?
Bryce : [dalam hati] I didn't care what they thought. I liked Juli Baker.

Bryce melakukan segala cara untuk berbicara dengan Juli : menelepon, mengetuk pintu rumah keluarga Baker, bahkan berupaya memanjat jendela kamar Juli. Semua tak berhasil. Juli terus mengabaikannya. Hingga suatu pagi ketika Juli duduk di ruang tamu dan melihat keluar jendela : Bryce sedang menggali lubang di pekarangannya. Juli merasa tidak senang, namun Mr. Baker yang juga duduk di ruang tamu pagi itu berkata bahwa ia mengijinkan Bryce. Juli hanya melihat ke luar dari balik pintu rumahnya. Hingga ketika akhirnya ia menyadari bahwa Bryce berniat menanam pohon sycamore kecil di pekarangannya, Juli pun tersenyum manis. Juli merasa bahwa Bryce mulai memahami dirinya dan hal-hal yang disukainya - terutama pohon sycamore. Juli membuka pintu, lalu melangkah ke luar rumah. Hal kecil yang membuat Bryce amat, sangat bahagia... Pada saat itulah mereka jatuh cinta.

Bryce : [dalam hati]  When she walked out of the door, I felt back to the first time I saw her. How could anybody, ever, have wanted to run away from Juli Baker?
Juli : [dalam hati] He looked at me with those eyes, those once again dazzling eyes. And I knew that Bryce Loski is still walking around with my first kiss. But it wouldn't be for long.
Juli : As we stood there, I realized that all these years we'd never really talked. But that day we started.
Bryce : And I knew we'd be talking for a long time. 

Insight :  menarik membaca kalimat I realized that all these years we'd never really talked. Bryce dan Juli hidup bertetangga selama 6 tahun dan bahkan duduk di kelas yang sama. Selama itu mereka sering bertegur-sapa, namun ternyata tak pernah benar-benar 'berbicara'. 
Berbicara butuh saling pengertian untuk memahami harapan kawan bicara (kami lebih menyukai istilah kawan bicara daripada lawan bicara, bagaimana dengan Anda?) serta berupaya mewujudkan keinginannya dengan ketulusan hati. Bahkan sebenarnya pembicara yang baik belum tentu selalu mendominasi percakapan. 
Pembicara yang baik adalah banyak mendengar dan berusaha memahami maksud kawan bicara. Dan manakala seseorang sudah memahami harapan kawan bicaranya, tanpa banyak kata ia akan mampu selalu merespon dengan positif, ke mana pun arah percakapan mengalir. Untungnya Bryce dan Juli kemudian saling memahami, serta mulai saling memperbaiki diri. Well, mereka punya banyak waktu untuk itu...

Apakah di titik ini Anda tersenyum-senyum sendiri seperti yang kami alami?

Artikel mengenai film keluarga kami yang lain :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar