Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Jumat, 15 Agustus 2014

Buah Kecapi

Foto-foto produk kami di rumah pelanggan dapat dilihat di url berikut, silakan klik di sini...


Tak banyak lagi orang yang tahu tanaman/buah kecapi itu seperti apa sebenarnya. Jangankan anak-anak, kami saja yang sudah dewasa tidak mengetahuinya. Mungkin hal inilah yang menyebabkan kami menjadi sangat excited ketika melihat buah kampung yang terlihat asing (ternyata itu buah kecapi) dijajakan di pinggir jalan pasar kaget Ahad pagi perumahan kami di Bekasi (tanggal 18 Okt 2015).
Bundaran Bumi Alam Hijau, tak jauh dari Masjid Al-A'raf dan future sports center perumahan kami memang menjadi lokasi olahraga, jalan-jalan, dan belanja tiap Ahad pagi atau tanggal merah lainnya. Di sanalah kami melihat seorang kakek menggelar dagangannya yang amat sederhana karena hanya terdiri dari 2 jenis buah kampung. Kami segera mengenali yang sejenis sebagai buah duwet/jamblang yang dulu saat SD di Jogja sering kami petik dan makan selama perjalanan ke sekolah. Kami pun menghampiri kakek itu untuk membeli jamblang, sekedar untuk merasakan lagi masam-manis khasnya.
Di sebelah tumpukan jamblang kami melihat jenis buah lain berwarna kuning yang berbentuk bulat seukuran lebih kecil dari bola tenis namun lebih besar dari bola pingpong. Kurang-lebih seperti duku raksasa. Sedikit saja kami bertanya pada sang kakek penjual buah, ia menjawab panjang lebar (lebih tepatnya bercerita) bahwa buah itu adalah buah kecapi (disebut pula sentol atau santol) yang ia panen sendiri dari pohonnya di kampung tak jauh dari perumahan kami. Mungkin hanya kami yang bertanya sekaligus mengajaknya ngobrol pagi itu, sehingga kakek tadi dengan antusias menjelaskan serba-serbi buah dan pohon kecapi.
Pohon kecapi kakek itu ternyata cukup besar, tingginya sekitar 12 m menurut beliau. Pada musim kecapi seperti saat itu pohon tersebut akan berbuah banyak sekali. Daging buah kecapi menurutnya berbentuk dan berasa mirip buah manggis, namun ukurannya saja lebih kecil. Buahnya bisa dikupas dengan tangan, bisa juga dengan pisau (tetapi setelah kami coba ternyata sulit mengupasnya dengan tangan karena kulit buahnya tebal dan cukup keras, lebih mudah memang diiris sedikit bagian atasnya dengan pisau, baru kemudian ditekan dengan tangan sehingga akan terbelah dua). Alternatif lain mengupasnya mungkin dengan cara menjepitnya di pintu/jendela, atau dibanting ke lantai...
Buah kecapi biasanya langsung dimakan, tidak mudah untuk diolah menjadi minuman jus misalnya, karena daging buahnya melekat sangat alot ke bijinya yang berukuran cukup besar di dalam sehingga sulit memisahkan daging buah dari bijinya. Sebutir kecapi umumnya memiliki 5 segmen daging buah, yang masing-masing memiliki biji di dalamnya.
Daging buah kecapi memang terasa manis. Sesekali kami rasakan ada rasa getir di ujungnya. Mungkin rasa getir itu timbul pada buah kecapi yang masih belum matang sempurna, atau malah terlalu matang, atau karena bijinya tergores saat kami iris dengan pisau... kami tidak tahu pasti. Namun secara keseluruhan worth trying-lah, terutama bagi kami sekeluarga yang seumur-umur belum pernah mengkonsumsi kecapi.
Meski cukup panjang-lebar bercerita, informasi tentang kecapi yang kami peroleh dari sang kakek itu rupanya tidak terlalu dalam karena memang beliau hanya dapat memberitahu sebatas pengalaman dan pengamatannya saja. Selain mungkin karena ceritanya bercampur-baur dengan lokasi pohon kecapinya yang ia deskripsikan berada tak jauh dari rumahnya yang ditandai dengan plang 'Penyewaan Organ Tunggal' milik anaknya (beliau sedikit berpromosi bahwa organ tunggal itu bisa nanggep macam-macam lagu : mulai dangdut hingga pop, bahkan rock... hadeuh...).
Informasi lanjutan seputar kecapi kami sadur dari sumber di web :

Klasifikasi kecapi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Sandoricum
Spesies : Sandoricum koetjape

Pohon kecapi merupakan pohon yang rimbun dan besar, dapat mencapai tinggi 30 m, meski umumnya di pekarangan hanya mencapai sekitar 20-an meter. Batang dapat mencapai diameter 90 cm, bergetah seperti susu.
Daun majemuk berselang-seling, bertangkai s/d 18 cm, menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong sampai bundar telur, berukuran 6-26 × 3-16 cm; membulat atau agak runcing di pangkal, meruncing di ujung; hijau berkilat di sebelah atas, hijau kusam di bawahnya. Anak daun ujung bertangkai panjang, jauh lebih panjang dari tangkai anak daun sampingnya.
Bunga dalam malai di ketiak daun, berambut, menggantung, sampai dengan 25 cm. Bunga berkelamin dua, bertangkai pendek; kelopak bertajuk 5; mahkota 5 helai, kuning hijau, lanset sungsang, 6-8 mm, samar-samar berbau harum.
Buah buni bulat agak gepeng, 5-6 cm, kuning atau kemerahan jika masak, berbulu halus seperti beludru. Daging buah bagian luar tebal dan keras, menyatu dengan kulit, kemerahan, agak masam; daging buah bagian dalam lunak dan berair, melekat pada biji, putih, masam sampai manis. Biji 2-5 butir, besar, bulat telur agak pipih, coklat kemerahan berkilat; keping biji berwarna merah.
Kecapi diperkirakan berasal dari Indocina dan Semenanjung Malaya. Berabad-abad yang silam, tumbuhan ini dibawa dan dimasukkan ke India, Indonesia (Kalimantan, Maluku, Tapanuli), Mauritius, dan Filipina, di mana tanaman buah ini kemudian menjadi populer, ditanam secara luas dan mengalami naturalisasi. Contohnya : dalam bahasa Batak disebut Sotul, serta di Filipina disebut Santor.
Pohon ini ditanam terutama karena diharapkan buahnya, yang berasa manis atau agak masam. Kulit buahnya yang berdaging tebal kerap dimakan dalam keadaan segar atau dimasak lebih dulu, dijadikan manisan atau marmalade.
Kayu kecapi bermutu baik sebagai bahan konstruksi rumah, bahan perkakas atau kerajinan, mudah dikerjakan dan mudah dipoles.
Berbagai bagian pohon kecapi memiliki khasiat obat. Rebusan daunnya digunakan sebagai penurun demam. Serbuk kulit batangnya untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya untuk obat kembung, sakit perut dan diare; serta untuk penguat tubuh wanita setelah melahirkan. (sumber : Wikipedia)


Dari resepkita.com kami menyadur beberapa informasi lain :

Dalam 100 gram buah kecapi terkandung 83,9 gram air, 0,7 gram protein, 1 gram lemak, 13,7 gram karbohirat, 1,1 gram serat, 11 mg kalsium, 20 mg fosfor, 1,2 mg zat besi, 328 gram kalium dan 14 mg vitamin C. 
Tidak hanya rasanya yang manis dan segar kecapi juga punya banyak manfaat, mulai dari daging buah, kulit, dan daunnya.

• Kecapi mempunyai aroma yang khas, di beberapa negara di Asia dan di beberapa daerah di Indonesia, kecapi banyak diolah menjadi bahan penyedap masakan, selai dan manisan.
• Di India, kecapi diolah menjadi chutney untuk membuat hidangan menjadi lebih harum dan sedap. Chutney adalah penyedap makanan atau saus yang dibuat dari buah, sayur dan rempah-rempah yang dihaluskan.
• Kandungan zat besi, vitamin C, kalium pada kecapi mampu meningkatkan daya tahan tubuh ibu yang baru melahirkan atau saat baru pulih dari sakit.
• Kecapi kaya akan serat dan vitamin C yang bermanfaat untuk menyehatkan pencernaan, mengatasi rasa mulas, diare, melancarkan pembuangan gas perut.
• Senyawa antijamur dan antibakteri pada buah kecapi mampu menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia Coli atau E.Coli yang merupakan bakteri negatif dalam usus besar manusia. Ada beberapa jenis bakteri E.Coli ini yang bisa menyebabkan keracunan makanan, dan diare berdarah. Biasanya sumber bakteri E.Coli berbahaya adalah daging yang belum benar-benar matang.
• Kulit bagian dalam buah kecapi cukup tebal dan bisa dijadikan manisan atau marmalade yaitu makanan yang terbuat dari buah atau kulit buah yang diawetkan menjadi semacam jelly.
• Rebusan daun kecapi mampu atasi demam karena dapat meluruhkan keringat, sehingga mempercepat menurunkan suhu tubuh. Caranya dengan merebus beberapa lembar daun kecapi, lalu minum secangkir rebusan daun kecapi pada pagi dan sore hari.
• Serbuk kulit batang kecapi digunakan secara turun temurun untuk atasi penyakit cacingan.

Cara yang paling praktis menikmati buah kecapi adalah dengan mamakannya langsung. Sayangnya, sekarang buah ini sudah cukup langka. Namun kita masih bisa menemukannya di beberapa penjual buah di pasar tradisional, atau di beberapa daerah di mana pohon kecapi sengaja ditanam di kebun.

1 komentar:

  1. Di deket rumah,, masih ada 2 pohon kecapi,, kalo lagi berbuah mesti hati2 lewat situ,, karna kalo kejatuhan , lumayan bisa bikin benjol kepala 😂😂 tapi jadi ga perlu dijepit di pintu

    BalasHapus