Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Rabu, 19 Oktober 2011

Perbedaan Porsi Makanan di China dan Indonesia

China memang serba besar. Negaranya luas, penduduknya berlimpah, kota-kotanya dibangun amat besar, bahkan... porsi makanannya pun serba jumbo. Ini yang kami tangkap dari setiap perjalanan ke Negeri Tirai Bambu... 
Tips awal : selalu minta 'small portion' saat memesan makanan, meskipun mungkin saja kita masih akan terkejut menyaksikan betapa masih sangat besarnya takaran 'small portion' versi China... Menurut rekan China kami, memang adat di sana demikian : menyajikan banyak makanan dan minuman pada tamu adalah kehormatan bagi tuan rumah di China. Hal itu ternyata masih terbawa hingga sekarang. Menolak jamuan serba berlimpah orang China bisa dianggap sebagai bentuk kekurangsopanan kita. Jadi, jika masih memungkinkan terimalah sajian hidangan dari tuan rumah China tersebut,
Well... pictures talk much more than words. Berikut foto-foto yang kami abadikan di China terkait porsi makanan yang super gembul untuk ukuran orang Indonesia...

Seafood lagi, seafood lagi! Ya, selama di China kami hanya berani memesan seafood (plus wanti-wanti agar wajannya dicuci bersih dulu, insyaAllah tidak ada lemak-lemaknya lagi...). Tapi lihat foto di atas, datangnya benar-benar sewajan penuh! Pokoknya sampai blenger.
Makanan di China umumnya dimasak dengan cara direbus, bukan digoreng dengan minyak. Contohnya seafood pada foto di atas. Selama berada di sana, belum pernah kami jumpai seafood yang digoreng garing layaknya di sini...

Kue pastelnya juga jumbo. Mungkin hampir 3 kali lipat dibanding ukuran umumnya kue pastel Indonesia. Makan satu juga sudah kenyang.
Jenis-jenis makanan lain yang biasa ditemui di Indonesia seperti mie atau nasi goreng memang tidak kami ambil fotonya. But believe me... the portion is very huge!!! 

Mau hidangan eksotis seperti buaya atau ular/reptil lain juga banyak. Tapi kami hanya mengambil foto saja, tidak mencobanya. Masih banyak hidangan lain yang lebih halalan thoyyibah...

Nah... ini yang dicari selama di China : muslim retaurant! Kalau berhasil menemukan restoran-restoran halal seperti ini, barulah kami bisa bersantap dengan agak tenang. Mayoritas muslim restaurant di China dimiliki oleh orang-orang dari provinsi Xinjiang atau Qinhai yang memang mayoritas muslim. Atau jika tidak pun, juru masaknyalah yang Xinjiang Atau Qinhai muslim. Taste hidangan dari dua provinsi ini pada umumnya kaya rempah, cenderung pedas, namun lezat. Mirip-mirip makanan India atau Pakistan.

Beralih ke minuman, favorit kami tentunya teh. Oolong atau Green Tea sama enaknya. Flower Tea pun unik. Teh di China diminum tanpa gula, tidak seperti di Indonesia yang umumnya berasa manis. Teh tanpa gula memang sangat menonjolkan rasa dan aroma tehnya itu sendiri.
Tapi sesekali kami ingin mencicipi minuman lain juga. Rasa sari kacang hijau China hampir sama saja dengan di Indonesia, hanya menurut kami tekstrurnya lebih kental. Yang tidak kami rekomendasikan adalah Coconut Milk. Menilik namanya, kami sangka ini sejenis susu yang dicampur air kelapa. Hmmm... segar. Ternyata yang datang santan kelapa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar