Pemandangan apa yang biasa menyapa seorang pengunjung toko buku?
Kemungkinan besar kita akan menjumpai tumpukan buku yang tertata rapi
menurut kategori-kategori tertentu, seperti sastra dalam negeri, sastra
asing, hukum, bisnis, ekonomi dan lain-lain. Semua buku yang dijual juga
biasanya tersampul plastik dengan rapi dan bersih dengan tujuan menarik
pengunjung membawanya ke kasir dan membelinya.
Akan tetapi ,
jangan kaget jika Anda masuk ke toko buku Donki yang dikelola oleh
pengusaha Jepang Takao Yasuda. Yasuda memiliki ide yang tiada duanya dan
suka melanggar pakem bisnis toko buku.
Takao Yasuda lontarkan konsep bisnis tak lazim di jaringan toko buku
Donki, dan sukses besar.
(Image credit: www.japantimes.co.jp)
Buktinya? Ia membuat toko
buku miliknya sebagai toko buku harta karun, yang semua bukunya terserak
begitu saja tanpa ada pengaturan khusus dan terorganisir dengan baik
layaknya toko buku besar. Di sini, calon pembeli harus berjuang layaknya
pemburu harta karun yang tidak memiliki peta di sebuah toko buku yang
luasnya sekitar 1000 meter persegi. Mereka harus bergerak ke sana kemari
memilah dan memilih buku-buku yang ada di depan mata.
Tentang
konsep harta karun ini, Yasuda berkomentar,Yang terpenting dari tampilan
ini adalah sulit menemukan, sulit untuk mengambil dan sulit untuk
membeli. Bisa jadi inilah yang memberikan tantangan tersendiri bagi
pengunjung yang keranjingan berburu buku di Donki. Mereka tidak akan
pernah bisa menyangka buku menarik yang bisa ditemukan di sana. Unsur
kejutan dan perjuangan dalam mendapatkan sebuah buku yang sesuai
keinginan dan minat itulah yang membuat mereka puas jika mendapatkannya.
Donki
juga buka seperti sebuah klinik, rumah sakit, atau apotek yang terus
beroperasi selama 24 jam terus menerus. Jam operasional yang panjang ini
seolah menegaskan betapa berkomitmennya Yasuda terhadap pelanggan yang
sudah menganggap kegiatan membaca buku sebagai suatu keharusan dalam
kehidupan intelektual mereka. Seperti kita ketahui, warga Jepang adalah
manusia-manusia yang gemar melahap buku. Konsep ini diterapkan karena
berdasarkan pengalaman Yasuda sebagai pendiri toko buku, ia kerap
melayani pembeli hingga larut malam. Pengusaha yang mantan petinju
amatir ini mengatakan dirinya ingin mendobrak bahwa bisnis ritel
dibatasi waktu. Padahal menurutnya tidak demikian.
Strategi
berikutnya yang turut diaplikasikan Yasuda di Donki ialah pemberian
potongan harga yang teratur. Tidak heran jika pengunjung makin ketagihan
membeli dan makin banyak pengunjung baru yang datang.
Dengan
menerapkan 3 konsep di atas, jaringan toko buku Donki menuai sukses
besar. Yasuda juga kini menjadi orang paling kaya di negeri matahari
terbit. Menurut Forbes, per April 2013, aset kekayaan Yasuda melonjak
hingga US$1,08 miliar.
Di tengah suramnya kondisi ekonomi dunia
dan di Jepang sendiri, suksesnya bisnis toko buku nyentrik Yasuda ini
patut diapresiasi, apalagi dunai bisnis ritel lokal juga mengalami
keterpurukan. Namun, berkat konsep-konsep yang tak lazim itu, ia mampu
mencetak pertumbuhan bisnis yang mencengangkan. (*Akhlis)
sumber : ciputra entrepreneurship
Must have items :
Koleksi bunga artificial rangkai tabletop @ Rp. 65.000/set
Tidak ada komentar:
Posting Komentar