Sebagian besar masyarakat Indonesia tentu kenal dengan jamu
SidoMuncul. Merek SidoMuncul cukup familiar di kalangan masyarakat
penggemar jamu.
Siapa yang menyangka SidoMuncul yang berdiri pada
tahun 1940 ini mulanya adalah industri rumahan kini telah mampu merambah
pasar internasional. SidoMuncul didirikan Rakhmat Sulistyo di Semarang,
Jawa Tengah. Di awal usahanya itu, ia dibantu oleh tiga orang karyawan.
Meski usahanya sederhana tapi terus dilakukan dengan konsisten dan
pelanggan pun semakin meningkat. Untuk meningkatkan penjualan, pada
tahun 1951 Rakhmat Sulistyo membangun sebuah perusahaan kecil yang
diberi nama SidoMuncul di Jalan Mlaten Trenggulun. Nama Sido Muncul,
dalam bahasa Indonesia adalah impian yang terwujud sesuai dengan
harapannya untuk memajukan usahanya.
Jamu yang pertama kali
dikenalkan ke pasaran adalah jamu tolak angin yang dikemas dalam bentuk
serbuk. Tak disangka, produk pertamanya tersebut mulai menjadi mendapat
respon positif dari para pelanggan. Permintaan akan produk perdana
tersebut terus melonjak hingga kapasitas penyimpanan jamu tak lagi
tersedia. Alhasil, ia pun menyediakan tempat yang lebih besar lagi untuk
mengembangkan bisnisnya. Kemudian pindahlah ke sebuah tempat yang lebih
besar dan masih berada di kawasan Semarang pada tahun 1984.
Pada
tahun 1997, SidoMuncul meletakan batu pertama untuk pembangunan pabrik
terbaru yang kemudian diresmikan pada tahun 2000. Di tahun 2000 itu pula
penghargaan pertama diraih oleh SidoMuncul yang menerima dua sertifikat
sebagai pembuat brand pembuat jamu dan obat tradisional terbaik yakni
CPOTB dan CPOB. Penghargaan tersebut juga menjadikan SidoMuncul
satu-satunya brand jamu berstandar farmasi. Penghargaan lain yang
berhasil diraih oleh Sidomuncul adalah Top Brand Award, Kehati Award,
Bung Hatta Award, Merek Dagang Unggulan Indonesia, Pelaku Bisnis Peduli
Lingkungan dari Departemen Tenaga Kerja Indonesia, dan masih banyak
lagi.
Produk SidoMuncul berbahan baku herbal. Tak hanya itu, dalam
proses pembuatan produk, SidoMuncul sangat mengutamakan masalah
penelitian untuk memastikan bahwa produknya baik dan aman untuk
dikonsumsi masyarakat. Penelitian juga dilakukan untuk dapat menciptakan
penemuan-penemuan baru demi pengembangan usaha. Ada delapan
labolatorium yang dimiliki oleh SidoMuncul untuk menghasilkan produk
berkualitas tinggi. Penggunaan mesin-mesin canggih juga dilakukan agar
produksi lebih optimal dan higienis mengingat dari waktu ke waktu
permintaan masyarakat semakin bertambah.
SidoMuncul pun berhasil
mengangkat citra jamu yang notabene-nya adalah barang konsumsi
masyarakat menengah ke bawah menjadi produk yang disukai kaum menengah
ke atas. Tak puas berjaya di dalam negeri, SidoMuncul pun semakin
mengembangkan sayapnya dengan merambah pasar ekspor ke negara-negara
maju di Asia, Eropa, dan Australia. (as/dari berbagai sumber)
sumber : ciputra entrepeneurship
Must have items...
Vas gerabah bibir-persegi finishing lukis motif batik 3 susun (60, 80 & 100 cm)
Harga Rp. 400.000/set franco rumah pembeli Bekasi-Jakarta sekitar
Bunga terompet rangkai dengan vas kayu 20 cm (kuning & putih), Rp. 120.000/set
Tidak ada komentar:
Posting Komentar