Handicraft Center kok judulnya 'Pondok Dahar Lauk Jogja'? Mmmm... nama memang tidak perlu literally nyambung, kan? Bisa karena kami memang berasal dari Jogja, bisa juga karena memang pusat hobi kami ini dirintis dari rumah makan mungil kami, Pondok Dahar Lauk Jogja (back to 2011)...
However, pusat hobi kami ini berkarya dalam aneka handicraft
Jogja seperti bambu ulir cendani, vas & meja set gerabah Kasongan, vas kayu minimalis, serta rupa-rupa handicraft yang tak mesti berlabel 'Jogja' semisal bunga rangkai aneka jenis, ranting hias, lukisan bunga, pigura 3D, serta buah & pohon topiary artificial.
Pokoknya Jogja and Florist Enthusiast untuk Anda yang berkediaman di Bekasi dan sekitarnya...

Untuk navigasi cepat ke 'KATALOG UPDATE TERAKHIR' kami, klik di sini...

header gambar laukkita

Hot Items

HOT ITEMS :
* Handicraft Bambu Ulir : Bambu Ulir Cendani Aneka Model
* Handicraft Vas Gerabah : Vas Gerabah Aneka Model
* Handicraft Ranting Hias : Ranting Inul Aneka Model

Senin, 30 September 2013

Dunia Air Tawar, Dunia Serangga, PP Iptek & Museum Transportasi TMII

Hari libur 14 Mei 2015 kemarin kami isi dengan jalan-jalan seharian di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Ada empat wahana yang sempat kami kunjungi, yang jika mau jujur sebenarnya tidak seluruh isi wahana tersebut sempat kami jelajahi dengan detail. Jika seluruh isi wahana dijelajahi dengan teliti, mungkin butuh waktu dua hari untuk menyelesaikan keempatnya!

A. Dunia Air Tawar
Tiket masuk Dunia Air Tawar telah menjadi satu paket dengan Dunia Serangga dan Taman Kupu-Kupu, yaitu sebesar Rp. 25.000/orang. Kompleks ini memiliki lapangan parkir tersendiri yang cukup luas dan nyaman. Banyak counter makanan-minuman di sekeliling lapangan parkir dan dekat mushalla. Harganya pun relatif tidak mahal.
Untuk menuju gedung Dunia Air Tawar yang memiliki koleksi fauna air tawar terlengkap di Asia Tenggara yang diresmikan oleh Presiden RI saat itu, Bapak Soeharto, pada tanggal 20 April 1994 (ketika itu bernama Taman Akuarium Air Tawar), kita harus melewati gerbang dan jembatan besi dahulu. Di danau kecil di bawah jembatan ini dipelihara banyak sekali ikan-ikan air tawar seperti ikan mas, gurami, mujair, patin, dll.
 Gedung Dunia Air Tawar dan jembatan besi untuk menuju ke sana dilihat dari area parkir mobil (kiri); anak-anak berpose di bundaran kawasan ini (kanan)

 Setelah melewati jembatan kita masuk ke gedung Dunia Air Tawar dengan akuarium berbentuk gerbang berisi ikan lele ekor merah ukuran super jumbo yang berenang melintas di atas kepala (kanan bawah)

Di dalam gedung everything is about fresh water fish... dengan beberapa akuarium berisi salamander, belut, dan kura-kura/bulus. Tapi semua konsisten dengan tema 'fauna air tawar' dari seluruh pelosok bumi. Koleksi fauna Dunia Air Tawar kami nilai luar biasa dari segi jumlah, spesies, kesehatan ikan, kebersihan, dan informasi masing-masing spesies yang tertempel pada tiap akuarium. Bagus untuk murid sekolah yang sedang mencari bahan untuk karya tulis.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata (hewan bertulang belakang) yang paling beraneka ragam dengan anggota lebih dari 27.000 spesies di seluruh dunia. Secara taksonomi ikan termasuk kelompok parafiletik yang hubungan antar kekerabatannya masih diperdebatkan. Biasanya ikan diklasifikasikan menjadi kelas Agnatha (ikan tanpa rahang) yang beranggota 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag; Chondrichthyes (ikan bertulang rawan) sebanyak 800 spesies termasuk hiu dan pari; serta Osteichthyes (ikan bertulang keras) yang meliputi sebagian besar spesies meliputi ikan mas, mujair, piranha, dsb.
Secara ukuran, ikan mencakup hiu paus sepanjang 14m hingga stout infantfish yang hanya berukuran 7mm. Ada juga beragam hewan air yang sering dianggap ikan seperti paus, lumba-lumba, duyung, dan cumi-cumi yang sebenarnya tidak tergolong ikan (Pisces).


 Gurame Thailand (kiri); Ikan Buaya/Alligator Fish (kanan)

Ikan Gajah/Elephant Fish (kiri); Ikan Layang-Layang/Angelfish (kanan)

 Belut Listrik/Electric Eel (kiri); kawanan Piranha (kanan)

 Arapaima gigas yang betul-betul gigantic. Sayang di sini agak gelap sehingga foto yang kami ambil kurang jelas (kiri); ikan manis yang kami lupa namanya (kanan)

 Bulus/Labi-Labi Punggung Lunak (kiri); Kura-Kura Aligator (kanan)

 Karper China yang terus berenang cepat sehingga agak sulit difoto. Kami sering membaca dongeng Tiongkok tentang ikan karper, namun baru kali ini melihat wujudnya (kiri); ikan berwarna perak yang kami lupa namanya (kanan)

 Dua spesies yang kami lupa namanya, hanya ingat bahwa spesies sebelah kiri berasal dari Afrika

 Anak-anak sempat berpose di taman dalam gedung (kiri); kawanan patin albino (kanan)

 Ruangan Akuarium Nusantara berisi aneka ikan air tawar dari Sabang sampai Merauke (kiri); tepat di seberang Ruang Akuarium Nusantara terdapat Teater 4D. Kita bisa membeli tiket di counter dengan layanan dari Mba yang baik - kami sempat nitip charge I-Pad selama menyaksikan film 4D tentang petualangan salamander di dalam (kanan)

Brosur Teater 4D Dunia Air Tawar (kiri); tiket nonton teater 4D sebesar Rp. 15.000 (kanan)

 Suasana di dalam Teater 4D Dunia Air Tawar, kita harus mengenakan kacamata khusus 4D (kiri); Salamander dan Lobster sahabatnya in action (kanan). Kualitas gambar 4D Teater Dunia Air Tawar kami nilai mumpuni. Benar-benar terasa keluar dari layar tiap kali terdapat adegan benda/tokoh bergerak menuju ke arah kita. Ditambah gelembung sabun asli yang ditiupkan dari dinding kira-kanan teater layaknya gelembung udara dalam air, makin jempol saja penilaian kami.

 Setelah sekitar 2 jam mengeksplorasi gedung Dunia Air Tawar, di pintu keluar kami melihat stand suvenir. Anak-anak membeli masing-masing 1 kotak akuarium kecil berisi kura-kura seharga @ Rp. 15.000. Tak hanya kura-kura, melainkan juga terdapat aneka jenis ikan, udang, bahkan hamster dengan harga bervariasi tergantung isinya. Lumayan lah untuk buah tangan. Keluar dari gedung ini kami segera menuju gedung Dunia Serangga yang berada tepat di sebelahnya.

B. Dunia Serangga
Gedung Dunia Serangga memang tak sebesar gedung Dunia Air Tawar. Pintu masuknya ditandai patung kumbang goliat besar. Kita perlu menyiapkan tiket Dunia Air Tawar untuk ditunjukkan pada petugas di pintu masuk karena memang sudah satu paket wahana.
Dunia Serangga berkonsep insektarium (koleksi sampel serangga yang sudah diawetkan), tidak ada serangga hidup yang berkeliaran sebagaimana konsep Dunia Air Tawar. Bagi pehobi serangga atau biologi secara umum mungkin konsep insektarium sangat luar biasa. Tetapi sayangnya anak-anak kami yang masih kecil ternyata lebih menyukai konsep ikan/hewan hidup yang bebas berkeliaran di dalam kandangnya. Mungkin karena mereka dapat lebih leluasa mengamati tingkah polah hewan-hewan tersebut di habitatnya. Namun demikian dari segi kelengkapan koleksi, insektarium Dunia Serangga untuk ukuran kami yang awam sudah sangat luar biasa lengkap dan bermanfaatnya.
Seranggan (Insecta) merupakan salah satu dari empat kelas dalam divisio hewan yang kakinya berbuku-buku/beruas-ruas (Arthropoda). Selain Insecta masih terdapat kelas Crustacea (seperti udang dan kepiting), Arachnida (kalajengking, laba-laba, dan tungau), serta Myriapoda (kelabang dan kaki seribu).
Kelas Insecta sendiri kemudian dibagi-bagi lagi menjadi dua kelompok besar Hemimetabola (metamorfosis tak sempurna) dan Holometabola (metamorfosis sempurna). Hemimetabola dibagi menjadi lima ordo yaitu Archiptera (rayap), Orthoptera (belalang dan jangkrik), Odonata (capung), Hemiptera (walang sangit), dan Homoptera (wereng). Holometabola diklasifikasikan menjadi enam ordo yaitu Neuroptera (undur-undur), Lepidoptera (kupu-kupu), Diptera (lalat), Coleoptera (kumbang kelapa), Siphonoptera (kutu), dan Hymenoptera (lebah).
Dunia Serangga adalah salah satu wahana untuk memperkenalkan keanekaragaman dunia serangga sekaligus merangsang keinginan dan kepedulian masyarakat terhadap perannya di alam. Museum ini didirikan atas prakarsa pengurus Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) dan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dengan restu Ibu Tien Soeharto. Gedung museum menempati areal seluas 5000 m2 berbentuk tubuh belalang yang dirancang oleh arsitek bernama Ir. H. Rawoto Robbana dan doresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1993. Museum Serangga memiliki sejumlah koleksi unik yang semuanya berasal dari kepulauan Indonesia. Diperkirakan sekitar 16% dari spesies serangga dunia terdapat di Indonesia. Ada sekitar 600 jenis yang menjadi koleksi Museum Serangga, terdiri atas kupu-kupu (+/- 250 spesies), kumbang (+/- 200 spesies), dan kelompok serangga lain sekitar 150 spesies.

Dari pintu masuk, insektarium menampilkan serangga-serangga seperti kumbang, ketam, tonggeret, kecoa, dll. Kupu-kupu yang indah baru ditampilkan agak ke dalam dan mendekati pintu keluar ke arah Taman Kupu-Kupu.

 Peta sebaran kumbang Indonesia (kiri); tulisan MS. TMII (Museum Serangga TMII) dari kumbang yang diawetkan (kanan)

 Insektarium dan tulisan 'lalat' dari lalat awetan (kiri); insektarium tentang belalang ranting (kanan)


 Peta sebaran kupu-kupu Indonesia. Menurut pengamatan kami spesies kupu-kupu dari Indonesia bagian timur terlihat lebih cerah dan berwarna-warni.

 
 

Keluar dari Gedung Dunia Serangga kita diarahkan menuju Taman Kupu-Kupu yang sayangnya pada hari itu sangat sedikit kupu-kupu yang beterbangan di sini. Mungkin memang sedang tidak masa kupu-kupu dewasa karena di dalam kandang penetasan kepompong kami melihat cukup banyak kepompong yang masih bergantungan. Terbayang indahnya taman ini saat kepompong-kepompong tersebut menetas menjadi puluhan kupu-kupu yang beterbangan di dalamnya.
Setelah melaksanakan shalat zhuhur di mushalla yang bersih dan terawat tak jauh dari lokasi Gedung Dunia Serangga, kami pindah ke PP Iptek.

C. PP (Pusat Peragaan) Iptek
Hal pertama yang menarik bagi anak-anak di lobby Gedung PP Iptek adalah replika Transformer's Bumblebee yang ada di sana. Mungkin maksudnya karena Bumblebee adalah salah satu produk teknologi tinggi yang sejalan dengan tema PP Iptek.
Tiket masuk PP Iptek adalah Rp. 16.500, sangat murah menurut kami dibandingkan dengan koleksi dan fasilitas yang disediakan di dalam gedung 3 lantai ini.
Gambar 3D T-Rex
Kami hanya sempat menjelajahi lantai 1 dan 2, itu pun kebanyakan hanya selintas-selintas saja, tidak benar-benar memahami prinsip kerja dan mencoba setiap alat peraga yang ada. Kaki rasanya sudah letih untuk terus naik ke lantai atas, sehingga kami memilih lebih banyak duduk di bangku-bangku yang banyak tersedia di sini, sementara anak-anak bebas mengeksplorasi ke mana pun mereka mau.
Dibandingkan dengan koleksi Puspa Iptek Sundial Padalarang dan Taman Pintar Jogja yang se-genre dan pernah kami kunjungi, koleksi alat peraga PP Iptek TMII yang berjumlah tak kurang dari 250 jenis ini jauh lebih lengkap. Setengah hari mungkin baru cukup untuk menjelajahi seluruh koleksi PP Iptek TMII dengan detail.
 
 

Gagasan pendirian PP Iptek berawal dari Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia saat itu, Prof. Dr. B.J. Habibie, yang berkeinginan untuk mencerdaskan masyarakat Indonesia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada perkembangannya, PP Iptek menempati gedung baru di poros utama kawasan timur Taman Mini Indonesia Indah yang menghadap Monumen Persahabatan KTT Non Blok. Gedung bergaya arsitektur futuristik dengan luas bangunan 24.000 m2 di atas lahan 42.300 m2 ini merupakan bangunan besar yang menempati areal terluas ke dua di TMII, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 November 1995.
Selain memamerkan alat peraga iptek yang dapat disentuh, dipelajari, dan dimainkan oleh pengunjung, PP Iptek juga memiliki Auditorium berkapasitas sekitar 130 orang di mana diperagakan percobaan-percobaan ilmiah oleh staff secara ringan, menghibur, tetapi bermuatan iptek yang mudah dipahami oleh anak-anak sekali pun. So, di sini iptek memang menyenangkan...

D. Museum Transportasi
Wahana terakhir sekaligus yang paling kurang tereksplorasi karena kaki benar-benar sudah pegal dan sulit diajak kompromi adalah Museum Transportasi. Tiket  masuk ke sini hanya Rp. 2000/orang, sangat-sangat murah untuk ukuran koleksinya yang dipertunjukkan pada pengunjung.

Museum Transportasi milik Kementerian Perhubungan yang bertujuan mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan bukti sejarah dan perkembangan transportasi, serta perannya dalam pembangunan nasional ini menempati lahan seluas 6,25ha. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 14 Februari 1984, sedang pembangunannya dimulai pada tahun 1985 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1991.
Pameran koleksi diselenggarakan di dalam dan di luar ruangan. Pameran indoor dibagi menjadi tiga tempat yang seolah-olah merupakan bangunan tersendiri yang disebut dengan modul, terdiri atas modul pusat, modul darat, modul laut dan modul udara, baik dengan benda asli, tiruan, miniatur, foto, maupun diorama. Modul pusat menggambarkan keberadaan transportasi tradisional masa lampau, mencakup trasportasi darat dan laut dari berbagai daerah di Indonesia, berupa alat trasportasi sederhana dengan menggunakan tenaga manusia, hewan atau angin, seperti cikar, andong, bendi, becak, dan perahu layar.
Modul darat menggambarkan keberadaan dan layanan transportasi darat, yang mencakup transportasi jalan raya, jalan baja, sungai, danau dan penyebrangan, berupa alat transportasi yang sudah menggunakan tenaga mesin awal sampai sekarang, antara lain Cikar DAMRI yang merupakan armada pertama DAMRI dan berperan pada masa kemerdekaan tahun 1946 sebegai alat angkut logistik militer di Surabaya dan Mojokerto. Selain bus tentunya ada gerbong kereta api beserta lokomotifnya, becak Siantar, berbagai jenis sepeda, dan lain-lain.
Modul laut menggambarkan keberadaan dan layanan jasa transpotasi laut yang telah menggunakan mesin, mencakup berbagai kapal penumpang, container, dok terapung, serta peralatan penunjangnya ; dilengkapi paparan teknologi kelautan dengan berbagai jenis kapal laut, prasarana mutakhir, serta peralatan penunjang lainnya.
Modul udara menggambarkan keberadaan layanan dan jasa transportasi udara serta perkembangannya, serta teknologi peralatan transportasi udara, yang mencakup pesawat terbang, peralatan transpotasi udara, dan peralatan bandara.
Pameran outdoor statis menampilkan berbagai jenis lokomotif generasi pertama Perusahaan Kereta Api Indonesia, termasuk rel kereta api dan terowongan, Kereta Api Luar Biasa (KLB)yang digunakan Presiden dan Wakil Presiden pertama Soekarno-Hatta pada waktu pemerintahan RI hijrah dari Jakarta ke Yogyakarta. Selain itu juga terdapat bis yang pernah dioperasikan di Indonesia, serta pesawat udara jenis DC-9 PK-GNT milik garuda Indonesia yang pernah melayani penerbangan ke Negara ASEAN dan Australia. Di samping itu terdapat mercusuar buatan tahun 1879, berbagai ragam jenis alat transportasi tradisional Indonesia seperti perahu Banjar khas pedalaman, sebuah rangkaian kereta api, yang terdiri dari lokomotif dan dua gerbong kayu, sebagai sarana hiburan bagi pengunjung.
Suami tampaknya yang paling sering berkomentar di sini karena ia yang paling banyak mengalami/berinteraksi dengan jenis-jenis kendaraan yang dipamerkan. Bus tingkat misalnya. Ia pernah mengalami naik bus tingkat di tingkat atas saat kecil dulu, sementara kami tidak (masalah umur juga sih, hehehe...).
 
 
 
Cikar DAMRI (kiri)

Hari kian sore, hujan turun. Kami pun melaksanakan shalat ashar di mushalla Museum Transportasi. Berakhirlah acara jalan-jalan kami yang menyenangkan hari itu...